Anda mungkin pernah mengalami kram pada area perut selama haid. Ini merupakan hal yang wajar karena otot dinding rahim Anda terus mengalami kontraksi selama periode tersebut. Namun, ada pula wanita yang justru merasakan kram bahkan setelah masa haid berakhir. Jika Anda juga mengalaminya, berikut adalah sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan kram setelah haid serta tips yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Apa yang menyebabkan kram setelah haid?
Kram yang terjadi setelah haid umumnya tidak membahayakan dan, dalam istilah medis, bisa disebut juga dengan dismenore sekunder.
Meski demikian, kram yang berlangsung lebih lama dari siklus haid atau menimbulkan nyeri berkepanjangan dapat menandakan kondisi berikut.
1. Ovulasi
Ovulasi merupakan salah satu bagian dari siklus menstruasi, yakni ketika ovarium (indung telur) melepaskan sel telur untuk dibuahi.
Penyebab pasti kram saat ovulasi tidak diketahui. Namun beberapa teori menyatakan bahwa kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh folikel yang merekang sebelum melepaskan sel telur atau saat folikel pecah ketika melepaskan sel telur.
Kram akibat ovulasi biasanya terjadi pada salah satu sisi tubuh selama beberapa menit hingga beberapa hari, kemudian akan membaik dengan sendirinya.
2. Endometriosis
Melansir dari Johns Hopkins Medicine, endometriosis menjadi kondisi yang paling sering menyebabkan kram perut, tepatnya di sekitar panggul, setelah haid.
Endometriosis terjadi jika sel-sel pada lapisan dinding rahim berkembang di bagian luar rahim. Akibatnya, Anda mungkin mengalami kram sebelum, selama, dan setelah masa haid.
Namun, ada juga beberapa gejala lainnya, seperti:
- nyeri selama atau sesudah berhubungan intim,
- perdarahan berlebih saat Anda haid atau di antara siklus haid,
- nyeri saat buang air kecil atau buang air besar,
- sembelit atau diare, serta,
- mual dan kembung.
3. Kehamilan
Kram setelah haid juga dapat menandakan bahwa Anda sedang hamil. Apalagi jika Anda juga mengalami gejala lain seperti payudara membesar, lebih sering buang air kecil, serta terdapat bercak darah pada masa haid.
Rasa nyeri pada awal kehamilan biasanya bersifat ringan dan hanya sementara.
Akan tetapi, rasa nyeri yang parah di area panggul disertai perdarahan abnormal juga dapat menjadi gejala dari hamil anggur. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang dibuahi tumbuh di luar rahim.
4. Kista ovarium
Sebagian besar kista ovarium biasanya akan menghilang dengan sendirinya. Akan tetapi, pertumbuhan kista juga dapat menyebabkan perdarahan dan kram setelah haid.
Terkadang, sejumlah orang juga akan merasakan nyeri pada panggul dan bagian bawah perut.
Kista ovarium yang berukuran besar juga dapat membuat area panggul Anda terasa berat dan menimbulkan sensasi kembung.
5. Fibroid rahim
Fibroid adalah sejenis tumor yang dapat tumbuh di rahim. Anda tidak perlu panik, sebab fibroid bukanlah jaringan yang bersifat ganas seperti kanker.
Pertumbuhan fibroid pada rahim biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun.
Akan tetapi, ada pula sejumlah orang yang mungkin mengalami gejala seperti kram setelah haid, haid tidak teratur, sering buang air kecil, serta sembelit.
6. Adenomiosis
Adenomiosis terjadi ketika lapisan yang melapisi dinding rahim tumbuh ke dalam otot rahim. Kondisi ini bisa menimbulkan kram perut yang tidak normal.
Meski dapat terjadi pada semua wanita yang mengalami menstruasi, adenomiosis lebih sering dialami oleh wanita yang lebih tua dan sudah pernah melahirkan.
Bagaimana cara mengatasi kram setelah haid?
Nyeri yang timbul saat Anda mengalami kram dapat mengganggu kegiatan sehari-hari. Akan tetapi, Anda kini dapat mengatasinya sendiri dengan menjalani perbaikan gaya hidup, seperti berikut ini.
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan mencukupi kebutuhan cairan harian.
- Membatasi konsumsi alkohol, kafein, makanan tinggi lemak, dan makanan tinggi garam.
- Berlatih mengelola stres dengan baik.
- Lebih sering berolahraga untuk melancarkan sistem peredaran darah.
Saat kram menyerang, Anda juga dapat menggunakan kompres hangat di area perut atau memijat perut secara lembut.
Jika cara tersebut tidak berhasil atau Anda mengkhawatirkan adanya kondisi lain, Anda juga dapat berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Kapan harus ke dokter?
Konsultasikan kepada dokter Anda jika pengobatan sederhana untuk nyeri haid tidak membantu atau gejala yang Anda alami sangat menyakitkan, sehingga memengaruhi aktivitas Anda sehari-hari. Sebagai contoh, rasa sakit mungkin membuat Anda berhenti pergi ke sekolah atau bekerja.
[embed-health-tool-ovulation]