Menstruasi merupakan siklus alami yang dialami oleh wanita setiap bulannya. Siklus ini dikendalikan oleh berbagai hormon yang bekerja sama dalam mengatur ovulasi dan mempersiapkan rahim untuk kemungkinan kehamilan. Lantas, apa saja hormon yang terlibat dalam setiap siklus menstruasi?
Berbagai hormon menstruasi
Setiap bulan, tubuh wanita mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh fluktuasi hormon yang bekerja secara terkoordinasi.
Mengetahui fungsi dari hormon-hormon ini membantu Anda mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh selama siklus menstruasi. Anda juga bisa mengenali gangguan yang muncul dari kondisi ketidakseimbangan hormon.
Berikut ini berbagai hormon yang terlibat dalam proses menstruasi dan perannya.
1. Follicle stimulating hormone (FSH)
Selama menstruasi, hormon FSH berperan dalam mengatur siklus dengan merangsang pertumbuhan folikel di ovarium. Folikel ini bertugas mempersiapkan sel telur untuk ovulasi.
Saat folikel membesar, bagian dari sistem reproduksi wanita ini mulai melepaskan estrogen dan progesteron dalam kadar rendah ke dalam darah.
Pada hari keenam hingga ke-14 siklus menstruasi, FSH mendorong pematangan folikel di salah satu ovarium.
Namun, hanya satu folikel yang akan berkembang sepenuhnya dan membentuk sel telur yang matang, biasanya antara hari ke-10 hingga hari ke-14.
Kemudian, sekitar hari ke-14, lonjakan tiba-tiba hormon LH menyebabkan folikel yang matang pecah sehingga melepaskan sel telur dalam proses yang disebut ovulasi.
2. Luteinizing hormone (LH)
Hormon LH (luteinizing hormone) memiliki peran penting dalam fase menstruasi, terutama dalam proses ovulasi dan pembentukan korpus luteum.
Sekitar hari ke-14 siklus menstruasi, terjadi lonjakan tiba-tiba hormon LH. Lonjakan ini menyebabkan folikel yang matang pecah dan melepaskan sel telur dari ovarium atau ovulasi.
Setelah ovulasi, sisa folikel yang pecah berubah menjadi korpus luteum, yang berfungsi menghasilkan progesteron.
LH juga bekerja sama dengan FSH untuk mengatur siklus menstruasi, memastikan folikel berkembang dengan baik, dan mendukung keseimbangan hormon estrogen dan progesteron.
3. Estrogen
Estrogen merupakan salah satu hormon yang memengaruhi siklus haid.
Pada fase folikuler (hari ke-1 sampai ke-13 siklus menstruasi), estrogen diproduksi oleh folikel yang berkembang di ovarium dan berfungsi menebalkan dinding rahim.
Selain itu, estrogen merangsang pelepasan hormon LH yang nantinya akan memicu ovulasi.
Memasuki fase ovulasi (hari ke-14), kadar estrogen mencapai puncaknya dan memicu lonjakan LH yang menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium.
Setelah ovulasi, pada fase luteal (hari 15-28), kadar estrogen tetap tinggi bersama progesteron untuk mempertahankan ketebalan dinding rahim.
Jika tidak terjadi kehamilan, kadar estrogen akan menurun, lalu menyebabkan lapisan rahim luruh dan terjadinya menstruasi.
4. Progesteron
Hormon progesteron memainkan peran penting dalam siklus menstruasi, terutama setelah ovulasi.
Ketika ovarium melepaskan sel telur di pertengahan siklus, folikel yang kosong berubah menjadi korpus luteum, yaitu kelenjar sementara yang memproduksi progesteron.
Hormon ini berfungsi menebalkan dan mempersiapkan lapisan rahim agar siap menerima sel telur yang telah dibuahi.
Jika terjadi pembuahan, progesteron akan terus diproduksi untuk mendukung kehamilan.
Saat sel telur tidak dibuahi, korpus luteum akan mengalami degenerasi sehingga kadar progesteron menurun.
Penurunan progesteron ini mengakibatkan lapisan rahim menjadi lebih tipis dan akhirnya luruh, yang ditandai dengan dimulainya menstruasi.
5. Gonadotropin releasing hormone (GnRH)
Hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) berperan sebagai pengatur utama siklus menstruasi.
Diproduksi oleh hipotalamus, hormon ini merangsang kelenjar pituitari untuk melepaskan FSH dan LH, keduanya mengatur pertumbuhan folikel dan ovulasi.
Dikutip dari Cleveland Clinic, pada awal siklus haid, GnRH merangsang pelepasan FSH yang membantu perkembangan folikel.
Saat kadar estrogen meningkat, GnRH meningkat lebih intens sehingga memicu lonjakan LH yang menyebabkan ovulasi pada hari ke-14.
Setelah ovulasi, kadar GnRH menurun. Jika tidak terjadi kehamilan, siklus dimulai kembali dengan GnRH yang baru.
Siklus menstruasi sangat dipengaruhi adanya hormon-hormon ini.
Jika terjadi ketidakseimbangan hormon, siklus menstruasi bisa terganggu, menyebabkan masalah seperti menstruasi tidak teratur, nyeri haid berlebihan, atau bahkan gangguan kesuburan.
Oleh karena itu, menjaga keseimbangan hormon melalui pola hidup sehat sangat penting untuk mendukung siklus menstruasi yang normal.
Kesimpulan
Berikut berbagai jenis hormon yang memengaruhi siklus menstruasi.
- FSH merangsang pertumbuhan folikel dan pematangan sel telur.
- LH memicu ovulasi dan pembentukan korpus luteum.
- Estrogen menebalkan dinding rahim.
- Progesteron menjaga lapisan rahim agar siap untuk kehamilan.
- GnRH sebagai pengontrol pelepasan hormon FSH dan LH.
[embed-health-tool-ovulation]