Anda mungkin pernah mengalami kondisi beser alias sering pipis saat merasa stres sebelum ujian atau presentasi di depan umum. Tak heran, karena hal ini banyak yang menganggap bahwa stres bikin kencing lebih sering. Sebenarnya ada penjelasan medis di balik kondisi stres yang memengaruhi frekuensi berkemih.
Apakah stres bisa menyebabkan sering kencing?
Jawabannya adalah ya, stres bisa jadi salah satu penyebab Anda sering kencing. Saat stres, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon stres, seperti kortisol.
Menurut studi dalam jurnal Frontiers In Cellular Neuroscience (2019), peningkatan kadar hormon kortisol berkaitan langsung dengan meningkatnya corticotropin releasing factor (CRF).
CRF inilah yang membuat kandung kemih menjadi overaktif (bereaksi berlebihan) saat seseorang mengalami stres.
Namun, apakah sering buang air kecil saat stres normal? Kondisi ini sebenarnya sangat wajar terjadi dan bersifat sementara. Keluhan sering kencing akan mereda seiring pemicu yang bikin stres menghilang.
Sebagai contoh, Anda mungkin mengalami beser menjelang ujian atau presentasi. Namun, setelah aktivitas tersebut selesai, frekuensi buang air kecil akan kembali normal seperti semula.
Namun, seseorang yang memiliki masalah psikologis seperti gangguan cemas dan depresi lebih berisiko mengalami sering kencing dan overactive bladder(OAB).
Gejala sering kencing karena stres
Ada beberapa tanda dan gejala yang membedakan sering kencing yang diakibatkan oleh masalah psikologis dengan penyebab lainnya.
Berikut ini beberapa gejala sering kencing karena stres.
Anda mengalami masalah tertentu atau menghadapi stressor.
Hanya terjadi sebentar atau sementara.
Tidak ada durasi pasti berapa lama kondisi ini bisa terjadi. Seseorang mungkin akan sering kencing hanya dalam hitungan jam, tetapi ada juga yang mengalaminya selama beberapa hari.
Kapan perlu ke dokter?
Namun, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter jika mengalami beberapa gejala penyerta saat sering kencing seperti di bawah ini.
Terjadi berkelanjutan tanpa mengetahui penyebab pasti.
Mengalami demam.
Nyeri perut bagian bawah atau pinggang saat kencing.
Gejala tersebut mungkin menandakan adanya infeksi atau masalah saluran kemih lainnya.
Penyebab sering kencing lainnya
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mengalami keluhan sering kencing tak hanya karena stres, tapi juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya.
Jika gejala sering kencing disertai dengan keluhan lainnya, Anda perlu mewaspadai sejumlah penyebab berikut ini.
Untuk mengetahui penyebab pastinya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, laboratorium, hingga USG, kemudian memberikan diagnosis pada kondisi Anda.
Cara mengatasi sering kencing karena stres
Saat stres bikin sering berkemih, ada sejumlah cara alami maupun medis yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya.
Mengelola stres atau berkonsultasi dengan profesional.
Minum secukupnya, yaitu sekitar 8 gelas per hari.
Membatasi asupan minuman mengandung kafein.
Mengurangi makanan yang merangsang kandung kemih seperti tomat, makanan pedas, dan makanan kecut/asam.
Buang air kecil secara teratur dan hentikan kebiasaan menahan kencing.
Obat-obatan dan stimulasi saraf untuk membantu membuat kandung kemih agar tidak terlalu beser.
Tindakan operasi.
Pada kasus yang terbilang wajar, cara alami biasanya dapat mengatasi kondisi stres bikin sering kencing.
Namun, pasien mungkin akan memerlukan tindakan medis jika kondisi tak kunjung membaik atau semakin parah.
Nah, walaupun kondisi stres yang bikin sering berkemih terbilang wajar, bukan berarti Anda bisa membiarkan hal ini terjadi berkepanjangan.
Jika Anda khawatir mengalami sering berkemih karena stres atau masalah kesehatan lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter urologi kepercayaan Anda.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Jiang, Y., Peng, T., Gaur, U., Silva, M., Little, P., & Chen, Z. et al. (2019). Role of Corticotropin Releasing Factor in the Neuroimmune Mechanisms of Depression: Examination of Current Pharmaceutical and Herbal Therapies. Frontiers In Cellular Neuroscience, 13. doi: 10.3389/fncel.2019.00290
Overactive bladder – Symptoms and causes. (2023). Retrieved 26 February 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/overactive-bladder/symptoms-causes/syc-20355715
Gao, Y., & Rodríguez, L. (2022). The Effect of Chronic Psychological Stress on Lower Urinary Tract Function: An Animal Model Perspective. Frontiers In Physiology, 13. doi: 10.3389/fphys.2022.818993
Mills, K., West, E., Sellers, D., Chess-Williams, R., & McDermott, C. (2021). Psychological stress induced bladder overactivity in female mice is associated with enhanced afferent nerve activity. Scientific Reports, 11(1). doi: 10.1038/s41598-021-97053-5
Chess-Williams R, McDermott C, Sellers DJ, West EG, Mills KA. (2021). Chronic psychological stress and lower urinary tract symptoms. Low Urine Tract Symptoms. doi: 10.1111/luts.12395
Lai, H., Gardner, V, Vetter, J., & Andriole, G. (2015). Correlation between psychological stress levels and the severity of overactive bladder symptoms. BMC Urology, 15(1). doi: 10.1186/s12894-015-0009-6
Versi Terbaru
02/03/2023
Ditulis olehProf. dr. Harrina Erlianti Rahardjo, Sp.U(K), Ph.D