backup og meta

TURP: Prosedur untuk Mengatasi Pembesaran Prostat

TURP atau Transurethral Resection of the Prostate adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengatasi masalah pembesaran prostat jinak (BPH). Saat pria menua, kelenjar prostat cenderung membesar secara alami atau non-kanker, kondisi ini dikenal sebagai Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Berikut penjelasan lengkap seputar tujuan, proses prosedurnya, hingga pemulihan.

Tujuan utama TURP 

Penuaan membuat kelenjar prostat cenderung membesar secara alami. Pembesaran ini dapat menekan saluran kemih dan menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu, seperti:

  • kesulitan buang air kecil,
  • aliran urine yang lemah, dan
  • sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.

Tujuan utama dilakukan TURP atau Transurethral Resection of the Prostate adalah mengangkat jaringan prostat berlebih yang menyebabkan penyumbatan.

Dengan menghilangkan jaringan ini, saluran kemih menjadi lebih lega, sehingga aliran urine lebih lancar dan mengurangi gejala yang mengganggu. 

Perlu Anda Ketahui

Prosedur TURP telah lama menjadi metode utama dalam menangani pembengkakan prostat yang tidak membaik dengan pengobatan biasa. Pasalnya, prosedur ini dinilai memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam mengurangi gejala. 

Menariknya, meskipun saat ini ada berbagai pilihan pengobatan prostat dengan operasi minim luka, Transurethral Resection of the Prostate tetap menjadi pilihan utama terutama untuk kasus pembengkakan prostat jinak (BPH) yang lebih parah.

Pada kasus tertentu, ukuran prostat bisa membesar hingga lima kali lipat dari ukuran normal dan TURP efektif mengangkat jaringan prostat yang berlebih tersebut tanpa perlu membuat sayatan di luar tubuh pasien.

Berdasarkan penelitian dalam jurnal Current Opinion in Urology, TURP merupakan metode paling umum dan cenderung hemat biaya untuk mengatasi pembengkakan prostat jinak (BPH).

Siapa yang memerlukan TURP?

Tidak semua pria dengan pembesaran prostat memerlukan TURP. Dokter biasanya merekomendasikan prosedur ini untuk pasien yang mengalami, di antaranya.

  • Gejala saluran kemih bawah (LUTS) sedang hingga berat yang tidak membaik dengan pengobatan oral
  • Retensi urine berulang yang memerlukan kateterisasi
  • Infeksi saluran kemih berulang akibat pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas
  • Hematuria (darah dalam urine) yang disebabkan oleh pembesaran prostat
  • Batu kandung kemih terkait dengan obstruksi prostat
  • Gangguan fungsi ginjal akibat obstruksi saluran kemih 

Jurnal Anesthesiology Clinics of North America menjelaskan, biasanya pasien yang menjalani operasi ini adalah pria lanjut usia dan seringkali memiliki penyakit lain seperti:

  • diabetes,
  • tekanan darah tinggi,
  • gangguan jantung, atau
  • masalah pernapasan.

Prosedur Transurethral Resection of the Prostate aman dilakukan pada pasien lanjut usia, termasuk mereka yang berusia di atas 80 tahun, dengan menyesuaikan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Proses dan teknik TURP

Prosedur Transurethral Resection of the Prostate dilakukan di ruang operasi dengan anestesi spinal atau umum.

Dokter spesialis urologi yang menangani masalah saluran kemih dan sistem reproduksi akan menggunakan alat khusus bernama resektoskop, yakni alat tipis untuk TURP yang dilengkapi kamera, pencahayaan, dan kawat pemotong. 

Kemudian alat tersebut dimasukkan melalui uretra menuju prostat tanpa perlu membuat sayatan pada kulit.

Setelah resektoskop berada di posisi, dokter mulai mengupas lapisan demi lapisan jaringan prostat yang membesar.

Terdapat dua teknik utama dalam TURP modern.

  1. TURP Monopolar: Menggunakan arus listrik untuk memotong jaringan. Teknik ini telah lama digunakan dan terbukti efektif, meskipun memiliki risiko sindrom TURP yang lebih tinggi.
  2. TURP Bipolar: Versi yang lebih baru yang menggunakan larutan salin sebagai media, mengurangi risiko sindrom TURP dan memungkinkan waktu operasi yang lebih lama jika diperlukan.

Selama prosedur, serpihan jaringan prostat yang telah dipotong dialirkan ke kandung kemih, kemudian dibilas keluar. Prosedur ini biasanya membutuhkan waktu 60-90 menit tergantung ukuran prostat dan kompleksitas kasus. 

Kateter akan dipasang selama 1-3 hari pasca operasi untuk membantu pengeluaran urin sementara area tersebut sembuh.

Keunggulan Transurethral Resection of the Prostate dibandingkan dengan prosedur lain yang memasukkan alat ke tubuh atau endourologi adalah pemulihan yang lebih cepat dan tidak adanya bekas luka eksternal, menjadikannya pilihan yang disukai banyak dokter urologi dan pasien.

Diskusi dengan dokter

Sebelum memutuskan menjalani TURP, komunikasi terbuka dengan dokter urologi sangat penting. Diskusi ini meliputi.

  • Evaluasi menyeluruh tentang gejala dan dampaknya terhadap kualitas hidup.
  • Pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan rektal digital untuk menilai ukuran prostat.
  • Tes laboratorium seperti fungsi ginjal, PSA, dan analisis urine.
  • Pemeriksaan pencitraan seperti USG untuk mengevaluasi volume prostat dan residual urine pasca berkemih.

Dokter juga akan menjelaskan kemungkinan komplikasi dan apa saja yang bisa diharapkan oleh pasien dari prosedur ini.

Penting untuk diketahui bahwa Transurethral Resection of the Prostate (TURP) sangat efektif untuk mengatasi masalah seperti aliran urine yang lemah.

Namun, prosedur ini mungkin kurang efektif untuk keluhan rasa ingin buang air kecil yang datang tiba-tiba dan sulit ditahan.

Anda juga bisa berdiskusi dengan dokter mencakup alternatif pengobatan yang tersedia, seperti obat-obatan (alpha-blocker, inhibitor 5-alpha reductase), operasi minim luka, atau teknik laser. 

Dengan informasi lengkap, pasien dan dokter dapat membuat keputusan bersama berdasarkan risiko dan manfaat yang paling sesuai dengan kondisi pasien.

Komplikasi dan pemulihan setelah TURP

Meskipun prosedur TURP relatif aman, pasien perlu mengetahui potensi komplikasi yang mungkin terjadi. Komplikasi umum meliputi.

  • Ejakulasi retrograd: Terjadi pada 65-70% pasien, kondisi di mana air mani masuk ke kandung kemih alih-alih keluar melalui penis saat ejakulasi.
  • Perdarahan: Sekitar 2-5% pasien memerlukan transfusi darah karena perdarahan selama atau setelah prosedur.
  • Infeksi saluran kemih: Terjadi pada 10-20% pasien dan dapat diobati dengan antibiotik
  • Sindrom TURP: Kondisi langka (kurang dari 2% kasus) di mana cairan irigasi terserap ke dalam aliran darah, menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.

Komplikasi jangka panjang yang kurang umum meliputi.

  • Uretrotomi: Penyempitan saluran kemih yang dapat memerlukan prosedur tambahan, terjadi pada 2-10% pasien
  • Inkontinensia urine: Biasanya bersifat sementara, memengaruhi kurang dari 2% pasien
  • Disfungsi ereksi: Relatif jarang, dengan insiden sekitar 4-10% 

Penting diketahui bahwa risiko komplikasi meningkat pada pasien dengan kondisi penyerta seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, atau penggunaan antikoagulan.

Pemilihan pasien yang tepat dan persiapan pra-operasi yang baik dapat mengurangi risiko komplikasi secara signifikan.

Proses pemulihan dan perawatan setelah TURP

Pemulihan pasca-TURP membutuhkan 3-6 bulan biasanya berlangsung dalam beberapa tahap.

  1. Di rumah sakit (1-3 hari): Pasien dirawat dengan kateter untuk mengeluarkan urine dan memantau perdarahan. Dokter mungkin akan memakai cairan khusus untuk membilas kandung kemih dari gumpalan darah.
  2. Minggu pertama di rumah: Setelah kateter dilepas, pasien mungkin kurang bisa mengontrol kandung kemih dengan baik dan sedikit perdarahan saat buang air kecil. Perbanyak minum air putih (2-3 liter per hari) dan menghindari aktivitas berat.
  3. Minggu 2-4: Rasa tidak nyaman mulai mereda. Pasien mungkin masih melihat sedikit darah dalam urine, terutama setelah berkegiatan. Disarankan untuk menghindari mengangkat beban berat dan bersepeda selama masa ini.
  4. Minggu 4-6: Kebanyakan pasien dapat menjalani aktivitas normal, termasuk aktivitas seksual. Namun, pulih secara penuh membutuhkan waktu hingga 3 bulan.

Perawatan di rumah meliputi.

  • Minum banyak air untuk mencegah pembentukan gumpalan darah
  • Menghindari konstipasi dengan konsumsi serat tinggi
  • Menghindari alkohol dan kafein yang dapat mengiritasi kandung kemih
  • Secara bertahap meningkatkan aktivitas fisik sesuai saran dokter
  • Segera mencari bantuan medis jika terjadi demam, perdarahan hebat, atau ketidakmampuan buang air kecil

Kebanyakan pasien meraasakan aliran urine yang lebih lancar secara signifikan dalam beberapa minggu pertama, dengan hasil optimal terlihat setelah 3-6 bulan.

Penelitian terbitan European Urology menunjukkan, 80-90% pasien merasa puas dengan hasil Transurethral Resection of the Prostate, bahkan mereka merasakan ini hingga 10 tahun setelah prosedur.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Transurethral resection of the prostate (TURP). (2017, October 24). nhs.uk. Retrieved 28 April 2025, from https://www.nhs.uk/conditions/transurethral-resection-of-the-prostate-turp/

Transurethral resection of the prostate (TURP): Overview. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved 28 April 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/23369-transurethral-resection-of-the-prostate

Transurethral resection of the prostate revisited and updated. Retrieved 28 April 2024, from https://doi.org/10.1097/mou.0b013e3283411455 

Transurethral resection of the prostate (TURP). (2019, November 19). Johns Hopkins Medicine, based in Baltimore, Maryland. Retrieved 28 April 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/transurethral-resection-of-the-prostate-turp

Transurethral Resection of Prostate Retrieved 28 April 2025, from https://doi.org/10.1089/end.2022.0305 

Transurethral Resection of the Prostate (TURP) Versus Original and PErFecTED Prostate Artery Embolization (PAE) Due to Benign Prostatic Hyperplasia (BPH): Preliminary Results of a Single Center, Prospective, Urodynamic-Controlled Analysis. Retrieved 28 April 2024, from https://doi.org/10.1007/s00270-015-1202-4 

Transurethral resection of the prostate – StatPearls – NCBI bookshelf. (2023, September 4). National Center for Biotechnology Information. Retrieved 28 April 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560884/

Transurethral resection of the prostate – StatPearls – NCBI bookshelf. (2023, September 4). National Center for Biotechnology Information. Retrieved 28 April 2024, from  https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560884/

(n.d.). Page restricted | ScienceDirect. Retrieved 28 April 2024, from https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0889853705702005

Transurethral resection of the prostate. Retrieved 28 April 2024, from https://doi.org/10.1016/s0889-8537(05)70200-5 

Holmium laser enucleation of the prostate (HoLEP). (2023, August 25). Cleveland Clinic. Retrieved 28 April 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/17917-holmium-laser-enucleation-of-the-prostate-holep

Sexual function after transurethral resection of the prostate (TURP): Results of an independent prospective multicentre assessment of outcome. (n.d.). PubMed. Retrieved 28 April 2024, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17306446/ 

Transurethral resection of the prostate: MedlinePlus medical encyclopedia. (n.d.). MedlinePlus – Health Information from the National Library of Medicine. Retrieved 28 April 2024, from  https://medlineplus.gov/ency/article/002996.htm

Complications of transurethral resection of the prostate (turp)–incidence, management, and prevention. (n.d.). PubMed. Retrieved 28 April 2024, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16469429 

Transurethral resection of the prostate (TURP) – Risks. (2017, October 24). nhs.uk. Retrieved 28 April 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/transurethral-resection-of-the-prostate-turp/risks/

Versi Terbaru

16/05/2025

Ditulis oleh Adhenda Madarina

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Riska Herliafifah


Artikel Terkait

Pria Wajib Tahu, Inilah 8 Cara Menjaga Kesehatan Prostat

Pria Wajib Tahu, Inilah 8 Cara Menjaga Kesehatan Prostat


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Adhenda Madarina · Diperbarui 16/05/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan