backup og meta

7 Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil yang Mengganggu

7 Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil yang Mengganggu

Wajar bila sesekali Anda lebih sering buang air kecil dari biasanya. Akan tetapi, jika Anda terlalu sering melakukannya hingga mengganggu kegiatan sehari-hari, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.

Rasa ingin kencing dipicu oleh banyak faktor, dari makanan dan minuman, obat-obatan, hingga penyakit tertentu. Oleh sebab itu, cara terbaik untuk mengatasinya perlu disesuaikan dengan penyebab sering buang air kecil. Apa saja yang dapat Anda lakukan?

Tips mengatasi rasa ingin buang air kecil terus-menerus

komplikasi diabetes insipidus adalah

Sering atau tidaknya buang air kecil memang tergolong relatif, sebab masalah sistem perkemihan seperti penyakit kandung kemih umumnya dialami oleh lansia atau orang-orang dengan masalah kesehatan tertentu. Meski begitu, keluhan sering buang air kecil sebenarnya cukup umum.

Jika Anda mengalami masalah yang sama, berikut beberapa tips mengatasinya.

1. Minum air putih secukupnya

Air putih memang penting untuk menjaga kesehatan kandung kemih. Akan tetapi, terlalu banyak minum air putih justru akan membuat Anda lebih sering kencing. Minumlah air putih secukupnya untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh tanpa harus berlebihan.

Rata-rata, Anda perlu minum sedikitnya delapan gelas air dalam sehari. Sumber cairan lainnya dapat berasal dari sayuran, buah-buahan, atau makanan berkuah. Minumlah secara teratur agar kandung kemih Anda bisa penuh secara berkala.

2. Membatasi minuman berkafein dan alkohol

Guna mengatasi rasa ingin buang air kecil terus-menerus, coba perhatikan apa yang Anda minum. Minuman berkafein seperti kopi, teh, dan soda bersifat diuretik. Minuman ini meningkatkan kadar air dan garam dalam urine sehingga menambah volumenya.

Sama halnya ketika Anda minum alkohol. Alkohol menekan fungsi hormon antidiuretik (ADH) yang seharusnya menghambat produksi urine. Semakin banyak alkohol yang diminum, semakin berkurang pula jumlah hormon ADH sehingga produksi urine jadi tak terkendali.

3. Memerhatikan jenis obat-obatan yang dikonsumsi

Obat-obatan diuretik, seperti obat untuk darah tinggi atau gagal jantung kongestif, dapat meningkatkan produksi urine. Obat ini membantu ginjal dalam mengurangi kelebihan natrium dari tubuh. Dengan begitu, jantung bisa memompa darah dengan efektif.

Sayangnya, obat diuretik ikut meningkatkan produksi urine sehingga Anda jadi sering buang air kecil. Bila Anda memiliki penyakit saluran kemih dan perlu mengonsumsi obat diuretik, sebaiknya konsultasikan ini dengan dokter untuk mengurangi efek sampingnya.

4. Membatasi konsumsi garam

Cara simpel lainnya untuk mengatasi sering buang air kecil adalah membatasi asupan garam. Saat Anda mengonsumsi banyak garam, ginjal akan mengeluarkannya bersama urine. Garam menarik banyak air sehingga urine yang dihasilkan pun lebih banyak.

Sebuah studi dari Nagasaki University pada 2017 menemukan bahwa mengurangi asupan garam dapat membantu mengurangi keinginan kencing pada malam hari (nokturia). Para responden juga mengaku tidurnya menjadi lebih nyenyak dan berkualitas.

5. Melakukan senam Kegel

latihan kegel

Jika dilakukan secara rutin, senam Kegel bisa mengendurkan otot kandung kemih yang terlalu aktif. Senam ini membuat Anda berlatih mengencangkan dan mengendurkan otot-otot di sekitar uretra, persis seperti yang biasa Anda lakukan ketika buang air kecil.

Caranya, kencangkan otot panggul bawah Anda seperti saat Anda menahan buang air kecil, kemudian tahan selama lima detik. Jika sudah berhasil, kendurkan lagi otot-otot panggul bawah Anda selama lima detik dan ulangi 4-5 kali hingga Anda terbiasa.

6. Memakai kaus kaki saat tidur

Meskipun kedengarannya sederhana, cara ini bisa membantu mengatasi sering buang air kecil pada malam hari. Saat Anda berbaring atau tidur, gaya gravitasi akan membuat cairan tubuh bergerak turun dan menumpuk di bagian kaki.

Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah kaki pun meningkat dan menyebabkan cairan diserap kembali oleh darah. Masuknya cairan akan menambah urine yang terbentuk. Memakai kaus kaki saat tidur, terutama yang agak ketat, dapat membantu Anda mengatasi hal ini.

7. Melatih kandung kemih (bladder training)

Bladder training merupakan terapi untuk mengatasi masalah kandung kemih, terutama inkontinensia urine. Terapi ini bertujuan untuk melatih fungsi kandung kemih dengan cara mengontrol jarak waktu buang air kecil dan banyaknya urine yang keluar.

Selama terapi, Anda akan berlatih untuk buang air kecil sesuai jadwal, bahkan ketika Anda sedang tidak ingin kencing. Apabila Anda tidak dapat menahan kencing sebelum waktunya, Anda bisa mengatasinya dengan teknik relaksasi atau senam Kegel.

Berikut cara mengatasi sering buang air kecil dengan metode bladder training.

  1. Buang air kecil segera setelah bangun pagi. Dari sinilah jadwal buang air kecil Anda dimulai.
  2. Tentukan jarak waktu buang air kecil yang perlu Anda ikuti. Sebagai permulaan, cobalah setiap satu jam sekali.
  3. Ikuti jadwal tersebut selama Anda berkegiatan. Pada malam hari, Anda dapat buang air kecil ketika perlu.
  4. Jika Anda ingin buang air kecil sebelum waktunya, coba tahan dengan menarik napas dalam-dalam. Lemaskan otot-otot badan Anda dan duduklah sejenak.
  5. Bila Anda betul-betul tidak bisa menahan kencing, tunggulah lima menit sebelum pergi ke kamar mandi. Setelah itu, usahakan untuk kembali mengikuti jadwal.
  6. Begitu Anda berhasil mengikuti jadwal selama seminggu, tambah jarak waktu buang air kecil sebanyak 15 menit.
  7. Terus ikuti jadwal dan tambahkan jarak waktunya hingga Anda mampu buang air kecil setiap 3-4 jam sekali.

Selagi Anda melakukan 7 cara di atas untuk mengatasi buang air kecil yang mengganggu, ada baiknya Anda berjaga-jaga dengan mengenakan popok untuk orang dewasa. 

Bila lansia memiliki kondisi aktif tetapi tidak mampu menahan buang air kecil, berikan popok dewasa tipe celana.

Dengan keunggulan bahan lycra yang memiliki karet elastis, lansia dapat bergerak bebas mengikuti bentuk tubuh. Bahan SAP antibakteria juga berfungsi agar tidak menimbulkan iritasi.

SAP adalah polimer sintetis yang berperan untuk penyerapan urine dalam popok sekali pakai.

Bagi lansia dengan kondisi berbaring, berikan popok dewasa perekat. Dianjurkan memakai 2 popok di siang hari dan 1 popok di malam hari.

Dengan Diamond Core Technology, popok dapat menyerap lebih cepat. Daya serapnya yang pas cocok untuk kebutuhan siang dan malam sehingga memberikan kenyamanan 24 jam bagi kesayangan.

Meski buang air kecil tidak selalu menandakan masalah serius, tapi kondisi ini perlu diatasi karena bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Jika berbagai cara di atas tidak dapat mengurangi frekuensi buang air kecil Anda, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusinya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How to Stop a Full Bladder From Killing Your Sleep. (2015). Retrieved 9 July 2020, from https://health.clevelandclinic.org/stop-full-bladder-killing-sleep/

Urination: Frequent Urination Care and Treatment | Cleveland Clinic. (2020). Retrieved 9 July 2020, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15533-urination–frequent-urination/care-and-treatment

How the body regulates salt levels. (2017). Retrieved 9 July 2020, from https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/how-body-regulates-salt-levels

Bladder Training. (2020). Retrieved 9 July 2020, from https://www.ucsfhealth.org/education/bladder-training

Moon, D., & Jin, M. (2008). Practical management of nocturia in urology. Indian Journal Of Urology, 24(3), 289. doi: 10.4103/0970-1591.42607

Versi Terbaru

07/06/2022

Ditulis oleh Adelia Marista Safitri

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Luthfiya Rizki


Artikel Terkait

Diet Gagal Ginjal: Seberapa Penting dan Bagaimana Caranya?

Memahami Prosedur Sistoskopi untuk Masalah Kandung Kemih


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 07/06/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan