Anak autisme biasanya memiliki perbedaan dalam hal komunikasi, kemampuan sosial, serta perilaku. Untuk membantu mereka menjalani kehidupannya, ada berbagai terapi yang bisa dilakukan. Salah satunya yaitu terapi autisme dengan bantuan binatang (animal-assisted therapy).
Lantas, apa maksud dari terapi hewan ini? Apakah sama dengan memelihara hewan pada umumnya? Cari tahu faktanya pada ulasan di bawah ini.
Apa itu terapi autisme dengan bantuan binatang (animal-assisted therapy)?
Sesuai namanya, terapi autisme dengan bantuan binatang (animal-assisted therapy) adalah terapi yang melibatkan hewan dalam prosesnya.
Hewan yang sering dilibatkan dalam terapi untuk autisme ini yaitu anjing, kuda, dan lumba-lumba.
Namun, hewan lain, seperti kucing, burung, marmut, hewan ternak, dan hewan di kebun binatang lainnya juga bisa dilibatkan.
Dalam terapi ini, hewan dapat membantu anak-anak autis belajar berempati, berkomunikasi, serta melakukan keterampilan sosial.
Misalnya, terapis akan menggunakan anjing untuk membantu anak belajar keterampilan komunikasi. Anak akan didorong untuk berbicara dengan anjing dalam proses terapinya.
Meski begitu, hewan yang dilibatkan dalam terapi ini bukanlah hewan biasa. Melansir Raising Children Network, hewan ini dilatih untuk melakukan hal-hal yang dapat membantu penderita autisme.
Sebagai contoh, mengingatkan anggota keluarga akan tanda-tanda awal kejang pada anak, menghentikan anak berkeliaran, atau menyela perilaku yang berulang.
Adapun terapi autisme dengan bantuan binatang ini bisa dilakukan di rumah, sekolah, atau klinik. Sesi terapi pun bisa dilakukan secara individu atau berkelompok dengan bantuan terapis profesional.
Jenis terapi hewan untuk autisme
Ada berbagai jenis terapi hewan untuk anak autisme. Melansir Adult Autism Center, berikut adalah beberapa jenis terapi hewan yang dimaksud.
1. Hewan penolong atau pemandu
Hewan pemandu (biasanya anjing) dapat memberikan pendampingan yang aman bagi penderita autisme. Misalnya saat bepergian, menghadiri kegiatan, atau dalam suatu kondisi yang tertekan.
Hewan ini dilatih khusus untuk dapat menghentikan perilaku agresi atau menyakiti diri sendiri yang mungkin dialami anak autisme serta memberikan perlindungan saat ia berkeliaran dalam situasi bahaya.
2. Hewan terapi
Hewan terapi umumnya akan dilibatkan dalam sesi pengobatan atau terapi, seperti terapi okupasi atau fisik, yang dijalani anak autisme di rumah sakit.
Hewan-hewan ini dapat memberikan kenyamanan serta membantu mendukung kemampuan komunikasi, emosional, dan intelektual anak autisme selama sesi terapi dilakukan.
3. Hewan peliharaan keluarga
Jenis autisme terapi dengan bantuan binatang ini mendorong anak autisme untuk merawat hewan peliharaan di rumah.
Selain memberikan persahabatan dan kasih sayang, merawat hewan peliharaan membantu anak autisme untuk berempati, bertanggung jawab, serta meningkatkan keterampilannya.
4. Hewan pendukung emosional
Sesuai namanya, hewan pendukung emosional dapat mendukung kesejahteraan emosional para penderita autisme.
Hewan ini bisa melibatkan jenis hewan apa pun, termasuk hewan peliharaan Anda di rumah. Namun, hewan ini harus sudah disertifikasi oleh ahli kesehatan.
5. Hippoterapi (terapi berkuda)
Jenis terapi hewan untuk autisme yang satu ini memang khusus melibatkan kuda dalam proses terapinya. Bentuk terapinya berupa menunggang serta merawat kuda.
Tak mudah untuk dapat menunggang serta merawat hewan yang satu ini. Oleh karena itu, hippoterapi dapat membantu meningkatkan keterampilan penderita autisme.
Manfaat terapi dengan bantuan binatang untuk penderita autisme
Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa ada manfaat memelihara hewan untuk anak. Namun, tidak hanya untuk anak biasa, keberadaan hewan juga ternyata memberi dampak positif bagi penderita autisme.
Meski tak dapat mengubah karakteristik anak autisme, jenis terapi dengan hewan ini telah terbukti memberikan banyak manfaat.
Berikut adalah beberapa manfaat terapi hewan untuk anak autisme.
1. Meningkatkan perilaku sosial yang positif
Anak autisme yang menjalani terapi autisme dengan bantuan binatang diketahui lebih banyak tertawa, tersenyum, berbicara, melihat wajah, dan berpartisipasi dalam interaksi sosial.
Mereka pun cenderung memiliki lebih sedikit gejala perilaku yang khas anak autisme. Ambil contohnya, kebiasaan berkeliaran, postur tangan yang khas, bersuara seperti senandung, atau lompat berulang.
2. Meningkatkan kesehatan mental anak
Animal-assisted therapy terbukti efektif dapat menenangkan anak autisme melalui situasi yang tertekan, mengurangi kegelisahan dan perasaan kesepian, serta menghindari reaksi emosional yang berlebihan.
Hewan peliharaan diketahui dapat menurunkan kadar hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin.
Ini juga sekaligus meningkatkan hormon positif, seperti oksitosin dan dopamin, yang dapat menurunkan stres pada anak serta menimbulkan perasaan bahagia.