Seks anal adalah melibatkan penetrasi ke area anus (dubur). Misalnya penetrasi dengan jari, mainan seks, lidah, penis, dan lainnya. Seks anal adalah posisi berhubungan intim yang cukup populer dilakukan anus adalah bagian tubuh yang penuh dengan ujung saraf, sehingga area ini memang sangat peka terhadap rangsangan. Lalu bagaimana bila anus pria diberikan rangsangan lewat anus? Mungkinkah pria mencapai orgasme sampai berejakulasi?
Mungkinkah pria mencapai orgasme melalui seks anal?
Terlepas dari jenis kelamin, orgasme dari seks anal mungkin saja terjadi. Ini berarti seks lewat anus bisa membuat pria orgasme.
Bagaimana bisa? Begini, proses orgasme bisa terjadi saat otot-otot yang ada di area penis dan dubur berkontraksi dahsyat. Kontraksi hebat yang terjadi pada dua bagian tubuh ini lantas memicu ejakulasi, yaitu keluarnya air mani yang mengandung sel-sel sperma.
Bahkan, orgasme yang terjadi lewat seks anal bisa jadi lebih nikmat bagi pria karena adanya kelenjar prostat yang tidak dimiliki wanita.
Kelenjar prostat terletak di antara rektum dan utretra. Kelenjar prostat sendiri memang bisa terangsang melalui penetrasi anal atau pijatan di area tersebut.
Karena itu, rangsangan yang diterima pria pada area anus dan dubur memang sangat mungkin menyebabkan pria orgasme hingga ejakulasi.
Amankah melakukan seks anal?
Meski banyak orang menganggap melakukan seks anal menyenangkan, ada sejumlah risiko yang tentunya memerlukan tindakan pencegahan khusus.
Berikut adalah beberapa kemungkinan risikonya.
Terkena penyakit menular seksual
Penetrasi mungkin merobek atau melukai jaringan bagian dalam anus karena bagian tubuh ini tidak punya pelumas alami layaknya vagina.
Akibatnya, luka yang muncul memungkinkan bakteri dan virus untuk memasuki aliran darah. Hal ini dapat mengakibatkan penyebaran penyakit menular seksual, termasuk HIV.
Penelitian telah menunjukkan bahwa risiko anus terpapar HIV adalah 30 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan pasangan yang melakukan seks vaginal.
Paparan Human papillomavirus (HPV) juga dapat menyebabkan perkembangan kutil anus dan kanker anus. Menggunakan pelumas dapat sedikit membantu, tapi tidak benar-benar mencegah luka.
Penetrasi seks anal berisiko melemahkan cincin otot anus
Anus dikelilingi dengan otot yang menyerupai cincin untuk mengatur tekanan ketika buang air besar. Cincin otot ini disebut sfingter.
Cincin otot anus membuka saat buang air besar dan menutup setelah buang air besar.
Seks lewat anus yang terlalu sering dapat melemahkan otot ini sehingga Anda jadi susah mengontrol buang air besar.
Anus penuh dengan bakteri yang berpotensi menginfeksi pasangan
Walaupun pasangan yang melakukan seks anal tidak punya penyakit menular seksual, bakteri normal di anus berpotensi untuk menginfeksi pasangan yang menerimanya.
Melakukan seks vaginal setelah melakukan seks lewat anus juga dapat menyebabkan infeksi saluran kencing dan infeksi pada vagina. Seks pada anus juga dapat membawa risiko lain.
Stimulasi anus dengan mulut (oral) juga dapat membuat kedua pasangan lebih berisiko terhadap hepatitis, herpes, HPV, dan infeksi lainnya.
Mencegah risiko seks anal
Seks anal memang cukup berisiko. Itu sebabny, Anda butuh perlindungan dan perhatian ekstra sebelum melakukannya.
Berikut adalah hal-hal yang harus Anda lakukan untuk melakukan seks anal yang aman.
- Gunakan kondom dan pelumas yang berbahan dasar air. Bukan yang berbahan dasar minyak seperti losion atau pelembap karena dapat menyebabkan kebocoran pada kondom lateks.
- Untuk menghindari infeksi saluran kencing karena perpindahan bakteri dari anus ke vagina, gunakan kondom baru setelah melakukan seks anal kemudian melakukan penetrasi vagina, atau sebaliknya.
- Untuk mengurangi risiko luka, gunakan pelumas seks.
- Segera hentikan jika seks anal terasa menyakitkan.
- Segera periksakan diri ke dokter jika terjadi perdarahan, luka, keluar cairan, nyeri pada anus, dan jika timbul benjolan pada anus.
[embed-health-tool-ovulation]