Melakukan hubungan intim suami-istri atau seks setelah bertengkar, tanpa disadari terasa lebih menyenangkan dan memuaskan dibandingkan dengan hubungan seks yang dilakukan biasanya. Masalah yang menjadi topik pertengkaran seketika sudah terselesaikan oleh sebuah hubungan seks.
Mengapa bisa demikian?
Ketika pasangan berselisih paham, emosi dari masing-masing individu melonjak naik. Emosi yang tersisa setelah bertengkar ini dapat disalurkan untuk berhubungan intim.
Untuk sebagian orang, bertengkar dengan pasangan dapat diibaratkan sebagai pemanasan sebelum melakukan seks. Ketegangan yang dibangun selama pertengkaran dapat berubah menjadi gairah seksual.
Tapi perlu Anda ingat, tidak disarakan untuk memulai pertengkaran hanya agar hubungan intim lebih bergairah.
Kemungkinan lain mengapa seks bantu menyelesaikan masalah
Ketika beradu argumen, Anda akan merasa “menjauh’ dari pasangan. Karena itulah seks menjadi jawaban yang spontan untuk mengembalikan keterikatan emosial yang sudah dibangun sejak lama.
Selain itu, seks juga dapat dipicu atau terjadi karena hal berikut ini:
Pengalihan gairah
Setelah selesai dan berhenti bertengkar, perasaan emosional yang tersisa tidak akan redam dengan mudah. Perasaan ini yang kemudian beralih menjadi gairah.
Sejalan dengan naiknya emosi, gairah yang tadinya berbentuk amarah, berubah menjadi gairah sensual untuk melakukan hubungan intim.
Pengalihan gairah dari amarah menjadi rangsangan untuk melakukan hubungan seks ini hanya terjadi pada pasangan karena terdapat rasa cinta dan takut kehilangan.
Bahkan oleh kebanyakan pasangan, hubungan suami-istri setelah bertengkar termasuk seks terbaik yang pernah mereka lakukan.
Amarah yang terpendam
Mungkin Anda mengerti dan memaafkan kesalahan yang dilakukan pasangan. Namun tetap ingin melampiaskan kemarahan terhadap sesuatu.
Hubungan suami-istri dapat menjadi cara yang menunjukkan bahwa Anda sudah memaafkan sekaligus melampiaskan rasa frustasi.
Seks dapat menjadi sarana positif untuk melampiaskan perasaan marah pada pasangan jika dilakukan secara sehat.
Keterikatan biologis
Setelah sekian lama menjalani hubungan dengan pasangan, keterikatan biologis antara satu sama lain pasti sudah terbangun secara alami. Sebuah pertengkaran akan mengaktifkan sistem keterikatan biologis ini karena Anda merasa terancam akan kehilangan orang yang disayangi.
Rasa terancam atau takut kehilangan ini terasa karena tubuh memproduksi hormon, dan hormon ini juga lah yang keluar ketika Anda bergairah untuk melakukan seks. Oleh karena itu, tidak aneh jika setelah bertengkar, perasaan cinta malah semakin besar daripada sebelumnya.
Apakah seks setelah bertengkar akan selamanya menguntungkan?
Sebaiknya Anda tidak jadi bergantung pada seks untuk menyelesaikan sebuah masalah. Karena terapat kekurangan dari hubungan intim setelah bertengkar ini.
Seks tidak semena-mena menyelesaikan masalah
Jika seks terjadi sebelum Anda menghasilkan solusi atau setidaknya memahami kesalahan pasangan, berarti masalah belum selesai. Cepat atau lambat, masalah akan kembali muncul ke permukaan dan akan memicu pertengkaran lagi.
Jika hubungan intim mengecewakan, masalah malah akan semakin bertambah
Seks setelah bertengkar mungkin dapat membuat masalah menjadi lebih ringan, namun akan berbeda cerita ketika seks yang Anda rasakan malah menyisakan rasa frustasi karena tidak puas.
Malahan mungkin saja seks ini menjadi alasan tambahan untuk Anda bertengkar.
Memiliki ekspektasi berbeda dari seks ini
Komunikasi sangat penting dalam menyelesaikan sebuah masalah. Meskipun setelah selesai bertengkar Anda melakukan hubungan intim, ekspektasi dari pasangan dan Anda sendiri mungkin berbeda.
Pasangan Anda mungkin menganggap permasalahan sudah selesai sedangkan Anda hanya berpikir bahwa masalah dapat diselesaikan di lain waktu.
Melakukan seks sebagai pelampiasan setelah bertengkar hebat tidak selamanya menguntungkan. Akan lebih baik jika Anda tetap mencari solusi untuk menyelesaikan masalah hingga tuntas.
[embed-health-tool-ovulation]