Seks semestinya menjadi aktivitas yang menyenangkan dan paling ditunggu. Namun, kenyataannya tak sedikit orang yang justru menghindari berhubungan intim. Bahkan, sekadar membicarakan seks saja tidak mau. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut sebagai sexual anorexia.
Apa itu sexual anorexia?
Selama ini, anoreksia dipahami sebagai suatu jenis gangguan makan yang membuat pengidapnya memiliki ketakutan yang ekstrem akan menjadi gemuk sehingga mereka hanya mau makan dalam porsi yang sangat sedikit.
Faktanya, anoreksia juga dapat terjadi pada perilaku seksual. Alih-alih kehilangan nafsu makan, orang-orang yang memiliki kondisi ini kehilangan gairah untuk melakukan hubungan seks.
Jadi, sexual anorexia adalah rasa takut dan jijik dengan hubungan seks atau berbicara tentang hal yang berkaitan dengan kegiatan intim. Alhasil, mereka cenderung menghindari hal atau aktivitas yang berbau seks.
Sebagai contoh, orang dengan anoreksia seksual akan merasa malu dan tidak nyaman saat melihat gambar pakaian dalam alias lingerie yang sangat identik dengan seks atau pornografi.
Mereka menganggap ini sebagai hal yang tabu dan tidak pantas untuk dibicarakan sekalipun itu sebagai bahan diskusi atau edukasi saja.
Seks juga kerap membuat mereka cemas bukan kepalang. Lama-lama, mereka bisa jadi takut berhubungan intim.
Tanda dan gejala sexual anorexia
Mengutip situs SLAA, tanda utama dari seseorang yang memiliki kondis ini yakni adanya kecenderungan untuk menghindari semua hal tentang seks.
Hal ini dapat meliputi kegiatan intim bersama pasangan, pornografi, dan pengalaman orang lain tentang kehidupan seksualnya.
Bukan hanya sekadar menganggap seks sebagai hal yang tabu, pengidap anoreksia seksual menilai seks sebagai sesuatu yang negatif. Mereka akan menunjukkan sikap kaku atau terkesan menghakimi seks.
Selain itu, tanda-tanda lain dari sexual anorexia termasuk:
- takut akan keintiman dan perasaan yang intens,
- takut akan seksualitas mereka sendiri,
- enggan atau menghindari perasaan suka pada seseorang,
- ketakutan berlebih akan terkena infeksi menular seksual,
- memiliki keraguan terhadap diri sendiri, serta
- merasa tidak membutuhkan hubungan seks atau koneksi emosional dengan orang lain.
Terkadang, pengidap sexual anorexia terlibat dalam perilaku kompulsif untuk mengatasi gejala yang muncul. Beberapa di antaranya mencakup:
- melakukan kegiatan berbau seksual dengan orang-orang yang matang secara emosional atau tidak memiliki antusias,
- mengisolasi diri dari orang lain,
- mengakses konten pornografi secara berlebihan,
- melakukan voyeurisme (penyimpangan seksual yang membuat seseorang bergairah ketika mengintip orang yang telanjang atau beraktivitas seksual),
- masturbasi yang berlebihan, serta
- melakukan tindakan yang berpotensi menimbulkan kecanduan, seperti penggunaan narkoba atau penimbunan barang-barang tak terpakai.
Seperti pengidap anoreksia nervosa, penderita anoreksia seksual akan berusaha keras untuk menyembunyikan kondisinya.
Mereka bisa saja berpura-pura sakit, membuat alasan, atau berpindah-pindah tempat demi menghindari interaksi sosial.
Berasal dari mana istilah sexual anorexia?
Penyebab sexual anorexia
Pada kebanyakan kasus, anoreksia seksual bermula dari trauma masa lalu yang berkaitan dengan hal-hal yang berbau seksual, seperti kekerasan seksual sewaktu kecil.
Dr. Patrick Carnes mengatakan, penolakan terhadap segala hal yang berbau seks adalah mekanisme bawah sadar untuk menghindari flashback (ingatan kilas balik) akan trauma tersebut.
Respons psikologis ini juga bisa disertai dengan gejala-gejala lainnya seperti rasa gelisah, stres, dan panik.
Beberapa orang juga mengalami sexual anorexia karena takut akan penolakan dari orang lain sehingga mereka memilih untuk menghindari interaksi sosial demi merasa lebih aman.
Beberapa faktor pemicu lainnya bisa meliputi pendidikan atau pola asuh dari orang tua yang sangat represif dan religius, serta adanya dismorfia tubuh.
Dismorfia tubuh merupakan kondisi yang membuat pengidapnya selalu mencari-cari dan memikirkan apa yang kurang dari tubuhnya.
Selain gangguan psikis, faktor biologis seperti ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, penggunaan obat-obatan, kelelahan, hingga trauma setelah melahirkan bisa memicu kondisi ini.
Pengobatan sexual anorexia
Anoreksia seksual bukan sekedar kehilangan gairah seksual, tetapi bisa menjadi tanda adanya masalah psikologis atau biologis yang lebih dalam.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat membantu mengelola atau mengatasi anoreksia seksual.
- Konsultasi dengan terapi seks atau konselor. Gejala anoreksia seksual cukup sulit dideteksi karena dapat serupa dengan masalah mental lainnya. Jika memiliki kondisi ini, sebaiknya segera kunjungi terapis seks, konselor, atau psikolog untuk menentukan diagnosis.
- Pemeriksaan darah. Anda mungkin juga akan diminta melakukan tes darah untuk melihat kadar hormon dalam tubuh. Bisa jadi gairah seks Anda berkurang karena adanya ketidakseimbangan hormon. Karena itu, Anda jadi enggan dan takut berhubungan intim.
- Menjalani terapi. Jika anoreksia yang Anda alami disebabkan oleh trauma, Anda akan diarahkan untuk menjalani psikoterapi guna menyembuhkan traumanya.
Pada dasarnya, hubungan seks yang sehat dapat memberikan manfaat bagi tubuh dan pikiran Anda.
Namun, orang-orang yang mengalami sexual anorexia mungkin membutuhkan penanganan tertentu untuk mengusir gambaran buruk tentang seks bagi mereka.
Kesimpulan
- Sexual anorexia adalah gangguan yang terjadi ketika seseorang merasa takut atau jijik dengan keintiman seksual sehingga mereka cenderung menghindari segala aktivitas seks.
- Gejala anoreksia seksual dapat berupa rasa takut dengan keintiman atau perasaan yang intens, merasa tidak membutuhkan hubungan seks, atau menghindari perasaan suka pada seseorang.
- Gangguan ini dapat disebabkan trauma, takut akan penolakan dari orang lain, dismorfia tubuh, atau faktor biologis seperti ketidakseimbangan hormon, penggunaan obat-obatan, atau kelelahan.
- Cara mengatasi anoreksia seksual adalah dengan berkonsultasi pada terapi seks, konselor, atau psikolog, melakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa kemungkinan penyebab lain, dan menjalani terapi.
[embed-health-tool-ovulation]