Penyakit HIV, gonore, sipilis, atau klamidia mungkin sudah tidak asing lagi Anda dengar. Semua itu adalah penyakit yang dapat menular melalui aktivitas seksual berisiko. Jika Anda atau orang terdekat Anda baru saja terlibat dalam hubungan seks yang berisiko, Anda perlu menjalani tes penyakit kelamin untuk mendeteksi seberapa besar risiko Anda terhadap penyakit-penyakit di atas. Namun, tidak hanya itu saja alasan Anda mengikuti tes penyakit kelamin. Ingin tahu apa saja? Yuk, simak berbagai alasannya berikut ini.
Alasan Anda perlu menjalani tes penyakit kelamin
Seperti penyakit pada umumnya, penyakit menular seksual dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Entah itu, kelamin terasa gatal, nyeri saat berhubungan seks atau buang air, atau melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Jika terlambat didiagnosis dan diobati, penyakit kelamin besar risikonya untuk menular pada orang lain atau bahkan menyebabkan komplikasi pada diri sendiri sehingga menyebabkan kematian.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) menyebutkan beberapa alasan yang bisa mendorong Anda untuk menjalani tes deteksi penyakit menular seksual. Di antaranya:
1. Aktif berhubungan seksual
Anda yang aktif berhubungan seksual berpeluang lebih besar untuk tertular penyakit kelamin. Melakukan hubungan intim tanpa pengaman seperti kondom bisa memindahkan berbagai virus yang menyebabkan penyakit.
Tes penyakit kelamin yang sangat dianjurkan pada orang yang sudah aktif berhubungan seksual antara lain tes klamidia dan gonore setiap satu kali per tahun.
Alasan kenapa tes penyakit kelamin ini perlu dilakukan rutin adalah untuk mendeteksi kemungkinan infeksi pada orang-orang yang tidak mengalami gejala.
Tes klamidia dan gonore biasanya dilakukan lewat tes urine atau swab yang dimasukkan ke dalam penis atau leher rahim wanita.
2. Berhubungan seks dengan sesama pria
Pria yang berhubungan seks dengan sesama pria berisiko tinggi tertular penyakit kelamin. Terlebih jika tidak memakai pengaman, seperti kondom.
Pasangan gay sangat direkomendasikan menjalani tes penyakit kelamin, seperti tes klamidia, HIV, sifilis, dan klamidia, lebih sering daripada pasangan heteroseksual; yakni setiap 3 atau 6 bulan sekali.
Waktu pelaksanaan tes ini perlu dikonsultasikan pada dokter terlebih dahulu.
3. Berjenis kelamin perempuan
Jenis human papillomavirus (HPV) tertentu dapat menyebabkan kanker serviks dan kutil kelamin.
Alasan tes HPV ini perlu dilakukan wanita adalah karena virus tersebut dapat menyebabkan kanker serviks. Tes HPV menjadi sangat penting terutama karena banyak orang yang aktif berhubungan seksual terinfeksi namun tidak mengalami gejala.
Pada wanita, tes HPV akan melibatkan tes pap smear (memeriksa sel-sel abnormal) yang perlu dilakukan secara rutin setiap 3 tahun sekali.
Selain tes HPV, Tes penyakit kelamin yang perlu dilakukan oleh wanita tes HIV dan klamidia.
4. Sedang merencanakan kehamilan
Alasan lain untuk melakukan tes penyakit kelamin adalah kehamilan. Ini sangat perlu dilakukan terutama pada wanita yang berisiko terinfeksi virus penyakit kelamin.
Tes yang perlu dilakukan di awal kehamilan, atara lain tes sifilis, HIV, hepatitis B, klamidia, dan gonore. Tes tersebut mungkin perlu diulangi sesuai kebutuhan untuk melindungi kesehatan ibu dan bayinya. Pasalnya, beberapa penyakit yang menular melalui hubungan seks dapat menular ke janin.
Agar terhindar dari risiko, terapkan juga gaya hidup sehat
Untuk mencegah penyakit menular seksual, Anda perlu menerapkan kehidupan seks yang sehat, seperti memakai kondom, menjaga kebersihan kelamin dan mainan seks, dan tidak bergonta-ganti pasangan seks.
Selain menjalani tes, tindakan pencegahan akan lebih lengkap jika Anda mendapatkan vaksin penyakit kelamin dengan lengkap.
Kalkulator Masa Subur
Ingin Cepat Hamil? Cari tahu waktu terbaik untuk bercinta dengan suami lewat kalkulator berikut.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.