Saat ini ada banyak alat kontrasepsi yang bisa digunakan untuk menunda kehamilan. Salah satu alat kontrasepsi yang cukup familiar bagi adalah KB IUD. Namun sebenarnya, apa itu IUD dan seberapa efektif alat ini untuk mencegah kehamilan?
Apa itu KB IUD?
IUD (intrauterine device) atau disebut KB spiral adalah alat kontrasepsi berbentuk huruf T yang dipasang di dalam rahim untuk mencegah bertemunya sperma dan sel telur menyebabkan kehamilan.
Ada dua jenis KB spiral, yaitu IUD nonhormonal yang dilapisi tembaga dan IUD hormonal yang menghasilkan hormon progesteron. Dua jenis KB spiral ini memiliki cara kerja yang berbeda dalam mencegah kehamilan.
KB IUD adalah salah satu alat kontrasepsi yang bekerja secara efektif mencegah kehamilan, dengan tingkat kegagalan rata-rata hanya sebesar 0,2 persen.
Selain itu, KB spiral bisa bertahan untuk waktu yang lama. Ambil contoh, KB IUD nonhormonal yang dilapisi tembaga bisa bertahan hingga 10 tahun.
Sementara itu, IUD hormonal yang mengandung progestin sintetis dapat bertahan selama 3-5 tahun.
Bagaimana cara kerja KB IUD?
Cara kerja KB spiral dapat dibedakan berdasarkan jenisnya apakah nonhormonal atau hormonal. Berikut penjelasan cara kerja masing-masing jenisnya.
1. IUD non-hormonal
Dikutip dari Kids Health, KB IUD nonhormonal adalah KB spiral berlapis tembaga.
Fungsi KB IUD nonhormonal adalah membantu mencegah kehamilan dengan cara menghalangi sel sperma masuk ke dalam saluran antara rahim dengan indung telur (tuba falopi).
Alat kontrasepsi IUD nonhormonal ini membuat sel sperma tidak bisa bertemu sel telur untuk pembuahan. Alhasil, sel telur menjadi lebih sulit untuk dibuahi di dalam rahim.
2. IUD hormonal
KB IUD hormonal adalah KB spiral yang memiliki kandungan hormon progesteron sintetis.
Penggunaan KB IUD yang satu ini dapat menyebabkan lendir serviks mengental dan membuat sperma kesulitan berenang di dalam rahim.
IUD hormonal juga mampu menipiskan dinding rahim yang seharusnya menebal saat pembuahan terjadi. Hal ini menghentikan terjadinya pelepasan sel telur (ovulasi) dan mencegah sel sperma membuahi sel telur.
Jenis KB spiral ini juga dapat mengurangi aliran darah menstruasi yang sering kali menyebabkan rasa sakit (dismenore).
Apa saja kelebihan KB spiral?
Jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain, misalnya pil KB, KB IUD jauh lebih efektif dan praktis.
Anda tidak perlu mengingat kapan harus minum pil KB, bergonta-ganti merek pil untuk tahu mana yang cocok, atau kerepotan membeli pil saat habis.
Hanya dengan menjalani satu kali prosedur, KB spiral juga bisa mencegah kehamilan dalam waktu lama. Ini sangat cocok untuk Anda yang sering lupa atau kesulitan minum pil KB secara teratur.
Keunggulan ini yang membuat IUD menjadi alat pencegah kehamilan yang paling efektif dan praktis dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain.
Selain itu, inilah kelebihan lain KB spiral sebagai alat kontrasepsi.
- Lebih efisien. Alat kontrasepsi ini bisa dilepas kapan saja tanpa memengaruhi kesuburan. Setelah alat ini dilepas, Anda dapat berpeluang untuk hamil.
- Aman untuk ibu menyusui. KB IUD adalah alat kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui.
- Mengurangi risiko penyakit. Penggunaan IUD ini juga dapat membantu Anda mengurangi risiko terkena kanker serviks dan kanker rahim. Alat IUD dapat mengubah lingkungan hormon di rahim sehingga mengurangi risiko terbentuknya sel kanker.
- Tidak berpengaruhi pada berat badan. IUD tidak memberikan efek samping peningkatan berat badan seperti efek samping pil KB.
- Mengurangi efek PMS. IUD hormonal bahkan bisa mengurangi nyeri dan kram PMS, mengurangi aliran darah yang terlalu deras selama menstruasi, dan menurunkan risiko kehamilan ektopik.
KB IUD tidak mencegah penyakit menular seksual
Cara dan waktu pemasangan IUD
Sebelum dokter memasang IUD, Anda akan dipastikan dulu tidak memiliki penyakit menular seksual.
Jika Anda sudah dipastikan tidak mengidap penyakit menular seksual apa pun, IUD baru boleh dipasang.
IUD harus dipasang oleh dokter atau ahli medis profesional. Prosedur pemasangan IUD paling mudah dilakukan saat periode menstruasi.
Namun, IUD sebenarnya dapat dipasang kapan pun selama tidak sedang hamil. Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan waktu pelepasan KB spiral, baik IUD hormonal maupun non-hormonal.
Waktu yang tepat untuk melepas IUD berlapis tembaga atau IUD hormonal adalah 10 tahun, sedangkan waktu yang tepat untuk melepas IUD nonhormonal berkisar dari 3 – 5 tahun.
Perlu diketahui tidak semua wanita boleh menggunakan KB spiral. Wanita yang memiliki penyakit radang pelvis atau infeksi menular seksual yang aktif tidak disarankan menggunakan IUD.
Ibu menyusui yang memiliki masalah pada rahim juga sebaiknya tidak menggunakan KB spiral.