backup og meta

Penyakit yang Paling Berisiko Dialami oleh Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)

Penyakit yang Paling Berisiko Dialami oleh Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)

Orang dengan HIV AIDS (ODHA) rentan mengalami berbagai penyakit infeksi kronis. Sepanjang menginfeksi tubuh, human immunodefeciency virus (HIV) menargetkan sel-sel darah putih yang merupakan bagian dalam sistem imun. Akibatnya, ODHA memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah sehingga berisiko terjangkit berbagai penyakit pada tubuhnya. Risiko ini patut diwaspadai agar penyintas HIV/AIDS menghindari berbagai faktor yang dapat memperparah kondisinya.

Daftar penyakit yang paling berisiko dialami ODHA

Sakit perut akibat penularan hepatitis A

HIV/AIDS termasuk penyakit infeksi serius yang dapat mengancam keselamatan jiwa. Pasalnya, dampak dari infeksi HIV tak sekadar menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh, tapi juga mengarah pada terjadinya koinfeksi. Koinfeksi adalah infeksi kuman penyakit yang terjadi dalam satu waktu di dalam tubuh secara bersamaan.

Kemajuan pengobatan HIV sekarang ini memang memungkinkan ODHA untuk bisa bertahan hidup lebih lama, bahkan berpeluang sembuh sepenuhnya. Akan tetapi, ancaman gangguan kesehatan lain tetap mengintai selama menjalani pengobatan.

Inilah daftar penyakit yang paling sering terjadi pada ODHA sehingga perlu diwaspadai cara penularan dan faktor pemicunya:

1. Hepatitis

Salah satu bagian tubuh yang paling rentan mengalami koinfeksi adalah sistem pencernaan, termasuk hati. Penyakit seperti hepatitis B dan C paling sering terjadi pada ODHA.

Cara penularan kedua penyakit ini memiliki kesamaan dengan penularan HIV, yaitu melalui kontak seksual dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Oleh karena itu, sebagian penyakit ini dialami pada ODHA yang memiliki gaya hidup seks bebas dan penggunaan obat-obatan terlarang.

Pengobatan hepatitis yang berlangsung jangka panjang perlu dilakukan untuk menghambat terjadinya kerusakan fatal pada hati.

2. Tuberkulosis (TBC)

Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh infeksi bakteri yang menular melalui udara. Penyakit ini menyerang paru-paru secara langsung dan menyebabkan munculnya gejala penyakit pernapasan kronis.

Apabila tidak diobati dengan benar, berbagai penyakit komplikasi lainnya bisa terjadi pada ODHA. Pasalnya, TBC bisa menjalar ke berbagai bagian organ tubuh lainnya, seperti kelenjar getah bening, tulang, dan usus.

Penyakit TBC adalah satu penyakit yang paling berisiko dialami pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Koinfeksi TBC dengan HIV membutuhkan pengobatan ketat yang bisa berlangsung 6-12 bulan.

3. Infeksi oportunistik

Infeksi oportunistik kemungkinan besar dialami saat HIV telah mencapai stadium akhir atau telah memasuki tahap AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Tahapan infeksi paling serius ini ditandai dengan jumlah sel darah putih, khususnya jenis CD4, yang menurun drastis hingga di bawah 200.

Menurut CDC, infeksi oportunistik pada ODHA menyebabkan munculnya berbagai penyakit serius akibat infeksi jamur, virus, serta bakteri.

Penyakit kelamin seperti herpes simplex, infeksi paru pneumocystis jirovecii dan candidiasis merupakan penyakit yang paling sering dialami ODHA akibat infeksi oportunistik.

4. Depresi

Selain infeksi, penyakit atau gangguan kesehatan mental juga berisiko terjadi pada ODHA. Penyintas HIV/AIDS kerap mengalami diskriminasi sosial akibat stigma yang berkembang di masyarakat.

Penolakan sosial ini bisa menyebabkan munculnya berbagai permasalahan psikologis pada penyintas HIV yang mengarah pada depresi serius sehingga menghambat proses penyembuhan penyakitnya sendiri.

Dalam salah satu studi yang dipulikasikan International Journal of Preventive Medicine, gejala penyakit depresi akibat HIV yang paling sering terjadi pada ODHA meliputi gangguan kecemasan, rasa frustrasi, perasaan terasingkan atau dikucilkan.

Tips pencegahan munculnya penyakit pada ODHA

hidup sehat gagal ginjal

Koinfeksi penyakit bisa menyebabkan kondisi kesehatan fisik dan mental ODHA menurun drastis. Dalam penanganannya, ODHA perlu menjalani berbagai pengobatan lain di luar pengoabatan rutin HIV/AIDS sendiri, yang sebenarnya sudah cukup memberatkan.

Semakin banyak pengobatan yang dijalani, semakin tinggi juga risiko efek samping yang muncul. Oleh karena itu, langkah terbaik yang bisa dilakukan oleh ODHA adalah dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan penyakit lain.

Selain mengikuti aturan pengobatan medis dan anjuran dokter, ODHA perlu mengikuti tips hidup sehat berikut ini:

  • Menerapkan pola makan sehat untuk ODHA dengan menu gizi seimbang untuk memperkuat sistem imun dalam melawan infeksi HIV.
  • Menjaga kebugaran tubuh dan kesehatan psikologis dengan berolahraga secara rutin.
  • Menghindari konsumsi zat adiktif, seperti rokok dan alkohol, untuk meningkatkan kesehatan paru-paru, ginjal, dan hati.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Mohraz, M., Dejman, M., Ardakani, H., Malekafzali, B., Moradi, G., & Gouya, M. et al. (2015). Psychological, social, and familial problems of people living with HIV/AIDS in Iran: A qualitative study. International Journal Of Preventive Medicine, 6(1), 126. doi: 10.4103/2008-7802.172540

Legg, T., J. (2017). The Effects of HIV on Your Body. Healthline.com. Retrieved 8 May 2020, from https://www.healthline.com/health/hiv-aids/effects-on-body#1

Other Health Issues of Special Concern for People Living with HIV. (2019). Retrieved 8 May 2020, from https://www.hiv.gov/hiv-basics/staying-in-hiv-care/other-related-health-issues/other-health-issues-of-special-concern-for-people-living-with-hiv

Opportunistic Infections | Living with HIV | HIV Basics | HIV/AIDS | CDC. (2020). Retrieved 8 May 2020, from https://www.cdc.gov/hiv/basics/livingwithhiv/opportunisticinfections.html

Healthy Living | Living With HIV | HIV Basics | HIV/AIDS | CDC. (2020). Retrieved 8 May 2020, from https://www.cdc.gov/hiv/basics/livingwithhiv/healthy-living.html

Versi Terbaru

08/07/2021

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Jika Mendapatkan Kiriman Foto Kelamin, Ikuti Tips Ini!

Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Ruam Pada Kulit Pengidap HIV


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 08/07/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan