Anda tentu sudah tidak asing dengan tradisi sunat atau khitan yang ada di masyarakat. Selain karena alasan agama dan budaya, sunat juga punya beragam manfaat untuk kesehatan pria. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Ragam manfaat sunat untuk kesehatan pria
Sederhananya, sunat atau khitan merupakan prosedur pengangkatan kulit kulup yang menutupi kepala penis.
Sunat bisa dilakukan pada hari pertama atau kedua setelah lahir. Beberapa orangtua juga lebih memilih mengkhitan anak laki-lakinya saat menginjak usia sekolah.
Selain itu, ada pula yang baru sunat saat dewasa. Pada umumnya, ini dilakukan dengan mengikuti kesiapan mental orang yang hendak disunat.
Pertimbangan untuk memilih sunat atau tidak terkadang memang masih menjadi perdebatan. Namun, manfaat sunat untuk kesehatan sebenarnya jauh lebih banyak daripada risikonya.
Berikut adalah beberapa di antaranya.
1. Menjaga kebersihan penis
Penis yang tidak disunat memerlukan perhatian ekstra. Pasalnya, kulup atau lipatan kulit pada ujung kemaluan dapat menjadi tempat menumpuknya sel kulit mati, minyak, dan bakteri.
Apabila kulup tidak dibersihkan dengan baik, hal ini akan menyebabkan penumpukan daki atau bercak berwarna putih kekuningan yang disebut smegma.
Smegma memiliki bau tidak sedap dan dapat meningkatkan risiko infeksi pada area vital.
2. Menurunkan risiko infeksi saluran kemih
Kebersihan penis yang terjaga dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih (ISK).
Meskipun risiko infeksi saluran kemih pada pria cenderung lebih rendah dibandingkan wanita, penyakit ini lebih sering terjadi pada mereka yang tidak disunat.
Sebuah tinjauan yang dimuat dalam jurnal Evidence-Based Practice (2016) menunjukkan sunat bisa mencegah 87–261 kasus ISK per 1.000 anak laki-laki dengan riwayat infeksi sebelumnya.
3. Mencegah penularan penyakit kelamin
Salah satu manfaat sunat untuk kesehatan pria yakni menurunkan risiko penyakit menular seksual, seperti infeksi human papillomavirus (HPV), herpes genital, dan sifilis.
Bahkan, laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa prosedur sunat atau sirkumsisi membantu menurunkan risiko infeksi HIV.
Selain memberikan manfaat bagi pria yang dikhitan itu sendiri, pasangan wanita yang berhubungan intim dengannya juga berisiko lebih rendah untuk terinfeksi sifilis dan klamidia.
4. Mencegah gangguan penis
Fimosis dan balanitis merupakan dua jenis gangguan penis yang paling sering terjadi. Fungsi sunat pada pria ialah membantu mencegah kedua masalah ini.
Pria dewasa yang tidak disunat lebih berisiko mengalami fimosis. Kondisi ini terjadi saat kulup penis tidak dapat ditarik ke bawah atau terperangkap di belakang kepala penis setelah ereksi.
Sementara itu, balanitis disebabkan oleh infeksi yang membuat kulup dan kepala penis terasa gatal, memerah, dan meradang.
5. Mengurangi risiko kanker penis
Pria yang disunat saat masih anak-anak memiliki kemungkinan lebih rendah untuk mengalami kanker penis dibandingkan dengan mereka yang tidak disunat.
Menurut buku Complications in Male Circumcision (2019), ini lantaran sunat membantu mengurangi faktor yang meningkatkan risiko kanker penis, seperti infeksi HPV, infeksi HIV, serta fimosis dan balanitis.
Dengan mencegah berbagai penyakit tersebut, proses sunat secara tidak langsung juga ikut mengurangi kemungkinan terjadinya kanker penis.