backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Smegma, Bercak Putih yang Muncul pada Penis dan Vagina

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 31/10/2023

    Smegma, Bercak Putih yang Muncul pada Penis dan Vagina

    Kebersihan seluruh bagian organ tubuh kita harus senantiasa dijaga, termasuk area organ intim. Pasalnya, kebersihan dan kesehatan alat kelamin yang kurang terjaga dapat menimbulkan masalah kesehatan, salah satunya penumpukan smegma.

    Apa itu smegma?

    Smegma adalah daki atau bercak putih yang terdapat pada alat kelamin. Daki ini terbentuk dari minyak, sel kulit mati, dan keringat yang menumpuk.

    Biasanya, smegma ditemukan pada lipatan kulit penis yang tidak disunat atau lipatan labia (bibir) vagina.

    Hal ini terjadi karena tubuh memproduksi pelumas alami agar lipatan kulit tersebut mudah tertarik, terutama saat penis ereksi atau terangsang.

    Pelumas ini kemudian dapat menumpuk di bawah lipatan kulit bersama dengan minyak, sel kulit mati, kotoran, dan bakteri.

    Jika tidak dibersihkan, smegma yang menumpuk pada lipatan kulit bisa mengakibatkan penis dan vagina berbau tidak sedap.

    Kemunculan smegma akan berkurang seiring dengan pertambahan usia seseorang yang diiringi pula dengan berkurangnya produksi minyak pada kulit.

    Apa akibatnya jika smegma tidak dibersihkan?

    penis gatal

    Sebenarnya, kemunculan smegma adalah hal yang normal. Akan tetapi, Anda sebaiknya membersihkannya secara tuntas untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.

    Pasalnya, jika tidak segera dibersihkan, bercak tersebut dapat mengering dan berpotensi menyebabkan berbagai masalah pada kulit kelamin.

    Berikut adalah beberapa kondisi kesehatan yang mungkin terjadi jika smegma tidak dibersihkan dengan baik.

    1. Fimosis

    Fimosis adalah kondisi ketika lipatan kulit penis menempel terlalu ketat dan sulit untuk dilepas.

    Kondisi ini lazim terjadi pada bayi dan balita, tetapi juga dapat dialami orang dewasa dengan smegma yang telanjur mengering atau mengalami penyakit menular seksual.

    Fimosis sebenarnya tidak berbahaya, kecuali jika disertai dengan gejala seperti kemerahan, bengkak, atau rasa nyeri pada alat kelamin.

    2. Balanitis

    Balanitis adalah peradangan dan pembengkakan pada kepala penis. Seperti fimosis, balanitis juga bisa terjadi jika Anda tidak menjaga kebersihan alat kelamin dengan baik.

    Balanitis juga sering kali dikaitkan dengan penyakit menular seksual, seperti gonore atau klamidia.

    Kondisi ini juga dapat disertai dengan gejala-gejala lain, seperti:

    • rasa sakit saat buang air kecil,
    • perdarahan dari kulit kepala penis,
    • bau tak sedap, dan
    • kulit kepala penis sulit ditarik.

    Cara membersihkan smegma pada pria dan wanita

    vagina berkeringat

    Cara paling dasar dan mudah untuk membersihkan daki putih pada kemaluan pria dan wanita adalah dengan membilas alat kelamin secara menyeluruh, terutama pada bagian dalam lipatan kulit dan sekitarnya.

    Selain itu, Anda juga harus memperhatikan teknik membersihkan organ intim yang tepat seperti berikut.

    1. Tarik kulit secara perlahan

    Bila smegma telah mengering, kemungkinan lipatan kulit penis atau vagina akan saling menempel dan sulit ditarik.

    Sebaiknya, tarik kulit dengan perlahan untuk mencegah munculnya luka. Hindari memaksa saat menarik kulit kelamin karena dapat menyebabkan nyeri dan luka.

    2. Gunakan sabun berbahan lembut

    Memilih sabun yang tepat adalah salah satu cara membersihkan smegma pada pria dan wanita yang paling penting.

    Hindari membersihkan vagina dengan sabun yang mengandung bahan-bahan kimia berat atau scrub.

    Untuk wanita, hindari mengoleskan atau memasukkan produk sabun dan minyak ke dalam vagina.

    3. Bilas hingga bersih dan keringkan

    Gunakan air hangat untuk membilas dan pastikan tidak ada sisa sabun yang tersisa di kulit.

    Setelah itu, tepuk-tepuk organ intim dengan handuk hingga kering. Hindari menggosok alat kelamin terlalu keras karena bisa menyebabkan iritasi.

    4. Hindari menggunakan alat tajam, kain, atau kapas

    Ada baiknya Anda tidak memaksa menggunakan alat tajam, kain, atau kapas untuk mengorek bercak yang mengering. Hal ini justru dapat mengakibatkan iritasi.

    Pada intinya, membersihkan smegma pada kemaluan pria dan wanita bisa Anda lakukan dengan cara di atas setiap hari hingga daki putih ini hilang.

    Apabila bercak di organ intim ini tidak kunjung hilang atau malah terdapat kemerahan di penis Anda, segera kunjungi dokter.

    Bagi para wanita, segera waspada dan periksakan diri ke dokter jika muncul tanda-tanda seperti gatal, sensasi terbakar, dan cairan keputihan berwarna kuning atau hijau.

    Tips mencegah munculnya smegma

    Setelah mengetahui bagaimana cara membersihkan smegma pada pria dan wanita, Anda juga harus mencegah agar bercak tersebut tidak muncul kembali.

    Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya smegma.

  • Lebih telaten dalam merawat dan menjaga kebersihan seluruh bagian tubuh Anda.
  • Hindari pemakaian sabun berbahan keras saat membersihkan alat kelamin. Ini termasuk bagian dari menjaga kesehatan organ reproduksi Anda sendiri.
  • Gunakan celana dalam dengan bahan yang nyaman, seperti katun.
  • Menggunakan katun sebagai bahan pakaian dalam dapat membantu memperlancar sirkulasi udara pada kulit kelamin Anda.

    Sebaliknya, celana yang terlalu ketat dan tidak menyerap keringat dengan baik berpotensi menyebabkan penumpukan kotoran.

    Kesimpulan

    • Smegma adalah daki atau bercak putih pada alat kelamin yang terbentuk dari minyak, sel kulit mati, dan keringat yang menumpuk.
    • Jika tidak dibersihkan, daki ini dapat mengering dan menyebabkan fimosis atau balanitis pada laki-laki.
    • Anda bisa membersihkan smegma menggunakan air hangat dan sabun berbahan lembut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 31/10/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan