backup og meta

Seputar Sunat Klamp, Metode Khitan yang Aman dan Cepat

Seputar Sunat Klamp, Metode Khitan yang Aman dan Cepat

Dalam agama tertentu, sunat menjadi suatu keharusan bagi setiap laki-laki. Umumnya, banyak yang sudah melakukan sunat sejak usia kanak-kanak. Namun, pada kasus tertentu, ada juga pria dewasa yang baru melakukan sunat atau harus kembali melakukan sunat. Ada sejumlah metode sunat yang dapat dipilih, salah satunya sunat klamp. Ketahui selengkapnya tentang sunat klamp dalam ulasan ini.

Apa itu sunat klamp?

disunat

Sunat klamp adalah salah satu metode khitan atau sunat (sirkumsisi) yang dapat dilakukan baik pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa.

Metode ini sudah terbukti aman dan dilakukan dengan menggunakan alat bantu khusus.

Istilah sunat klamp berasal dari alat yang digunakan dalam metode ini, yaitu penjepit atau klem.

Penjepit atau klem tersebut dapat berupa alat jepit khusus dari logam atau tabung plastik yang tersedia dalam beragam ukuran sesuai dengan ukuran penis.

Alat jepit logam umumnya dapat digunakan berulang kali karena bisa disterilkan kembali setelah digunakan. Sementara itu, alat jepit dengan tabung plastik ditujukan untuk penggunaan sekali pakai.

Dibandingkan dengan metode khitan lainnya, sunat klamp memiliki beberapa keunggulan, yakni sebagai berikut.

  • Proses pemotongan kulup penis lebih cepat.
  • Tidak menimbulkan rasa sakit ketika disunat, bahkan bisa langsung memakai celana dan beraktivitas seperti biasa setelahnya.
  • Tidak memerlukan jahitan karena perdarahan minimal.
  • Luka sunat boleh kena air.

Jenis-jenis sunat klamp

Ada beberapa jenis metode sunat klamp yang dapat dilakukan untuk bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Berikut penjelasannya masing-masing jenisnya.

1. Mogen clamp

Mogen clamp adalah alat berupa penjepit dari logam. Kata mogen sendiri berarti pelindung sebagaimana fungsinya untuk membantu melindungi bagian ujung penis, bukan memotongnya.

Setelah kulit ujung atau kulup penis ditarik, Mogen clamp akan digunakan untuk membantu menahan kulit agar tetap pada posisi yang sama.

Penjepit ini digunakan dalam proses sunat untuk membantu agar dokter bisa lebih mudah memotong kulit penis.

Mogen clamp ditemukan tepatnya pada tahun 1954. Sebelumnya, alat ini hanya digunakan dalam upacara keagamaan.

Akan tetapi, sejak beberapa tahun yang lalu hingga kini, alat penjepit ini juga mulai digunakan dalam metode sunat untuk tujuan medis pada bayi baru lahir.

2. Gomco clamp

Gomco clamp merupakan jenis sunat klamp yang paling sering dilakukan dalam dunia medis. Namun, metode ini hanya terbatas digunakan untuk sunat bayi dan anak-anak.

Sama seperti Mogen clamp, gomco clamp juga berupa alat penjepit dari logam.

Kelebihan alat penjepit ini yaitu dapat melindungi kelenjar penis dengan lebih baik saat kulup penis ditarik untuk dipotong.

Ini karena Gomco clamp dilengkapi dengan bola metal yang berfungsi untuk menahan kulit ujung penis dengan lebih kuat.

Dengan begitu, risiko kelenjar penis dan frenulum (lapisan elastis di bawah kepala penis) ikut terpotong bisa dihindari.

3. Tara klamp

Tara klamp berupa plastik berbentuk tabung yang dilengkapi dengan alat capit di kedua sisi.

Tabung tersedia dalam berbagai ukuran sehingga bisa disesuaikan dengan ukuran penis.

Karena ukurannya yang beragam, jenis sunat klamp ini bisa dilakukan bukan hanya pada bayi, tetapi juga untuk sunat dewasa.

Sementara itu, alat capit berfungsi untuk menahan kulup penis agar dokter bisa lebih mudah untuk memotongnya.

Himpitan yang cukup kuat dari kedua alat capit pada penis juga bisa membantu menghentikan aliran darah ke bagian ujung penis.

Cara tersebut bisa membantu menghindari risiko terjadinya perdarahan setelah proses sunat selesai.

4. Smart klamp

Smart klamp merupakan metode sunat terbaru dan memiliki cara kerja yang hampir sama dengan Tara klamp.

Ini karena Smart klamp juga berbentuk tabung plastik beragam ukuran dengan dua lengan penjepit di sisinya.

Kedua penjepit tersebut juga berfungsi untuk menahan kulup penis agar lebih mudah dipotong dan menghentikan aliran darah ke bagian ujung penis.

Sementara itu, tabung plastik akan berfungsi melindungi kelenjar di dalam penis agar tidak ikut terpotong saat proses sunat.

Cara melakukan sunat klamp

ritual tradisi sifon saat sunat

Berikut adalah langkah-langkah melakukan sunat klamp.

1. Pemberian obat bius

Penis akan terlebih dahulu diberikan obat bius atau anestesi untuk menghambat saraf penis agar proses sunat tidak terasa sakit.

Untuk sunat bayi baru yang lahir umumnya akan dilakukan bius total agar bayi langsung tertidur.

2. Penjepitan kulit penis

Setelah dilakukan pembiusan, kulit ujung atau kulup pada penis dimasukkan ke dalam penjepit.

Untuk tabung plastik, ukuran dapat berkisar dari 10—21 mm, tergantung besar dari masing-masing penis.

Sementara untuk alat penjepit logam, bukaan hanya sekitar 3 mm. Hal ini untuk mencegah kelenjar ikut terjepit.

Jika bukaan penjepit logam lebih dari 3 mm, maka alat tersebut tidak boleh digunakan.

3. Pemotongan kulit penis

Jika sudah dipastikan tidak ada kelenjar penis yang terjepit, alat penjepit akan dikunci dan kulup penis siap untuk dipotong.

Baik dengan alat tabung plastik atau alat penjepit logam, pemotongan kulup penis akan dilakukan manual oleh dokter, bukan terpotong secara otomatis.

Dokter akan memotong kulup penis menggunakan pisau bedah dengan hati-hati agar tidak ada bagian lain dari penis yang juga terpotong. Ukuran kulit yang dipotong yaitu sekitar 1—2 mm.

Setelah kulit selesa dipotong, alat penjepit logam akan langsung dilepas di hari yang sama.

Bekas sayatan umumnya tidak perlu dijahit. Luka hanya ditutup perban dan akan mengering dengan sendirinya.

Sementara itu, jika menggunakan tabung plastik, alat penjepit tetap dibiarkan sekitar 5 hari hingga alat penjepit bisa dicopot dengan mudah tanpa rasa sakit.

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat sunat klamp

Meski umumnya aman dilakukan, sunat klamp juga memiliki risiko tertentu jika terjadi kesalahan selama proses khitan.

Dilansir dari Journal of Surgical Technique and Case Report, beberapa komplikasi yang berisiko terjadi akibat sunat klamp meliputi berikut ini.

1. Perdarahan

Darah yang keluar setelah poses sunat biasanya hanya beberapa tetes.

Jika lebih dari itu, maka bisa disebut perdarahan. Walau cukup jarang, perdarahan tetap bisa terjadi setelah sunat Klamp.

2. Infeksi

Infeksi setelah sunat dapat ditandai dengan kemerahan pada kulit ujung penis.

anak-anak, terutama bayi, kondisi ini harus segera ditangani karena bisa menimbulkan kondisi yang lebih serius, seperti meningitis, gangrene, dan sepsis.

3. Buried penis atau penis tersembunyi

Buried penis atau penis tersembunyi merupakan kondisi yang terjadi ketika penis tertutup lapisan kulit yang baru akibat kulup penis yang terpotong saat sunat terllu sedikit atau terlalu banyak.

4. Fimosis

Fimosis terjadi ketika kulup penis menempel pada kepala penis sehingga tidak dapat ditarik ke  belakang. Ini bisa terjadi akibat pemotongan kulit penis yang tidak sempurna.

5. Fistula

Fistula atau pelekatan tidak normal dapat terjadi jika ada bagian uretra atau saluran kemih yang ikut terpotong saat proses sunat.

6. Nekrosis

Infeksi atau kondisi lainnya akibat sunat bisa menyebabkan nekrosis, yaitu hilangnya sebagian kelenjar penis atau bahkan seluruh bagian penis.

7. Hipospadia dan epispadia

Hipospadia dan epispadia yaitu kondisi ketika lubang uretra atau saluran kemih berada bukan di ujung penis, tetapi di bawah atau di punggung penis.

Kesimpulan

Selama dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang tepat, sunat klamp aman untuk dilakukan baik pada bayi, anak-anak, maupun orang dewasa. Bahkan, sunat Klamp termasuk metode khitan yang dapat dilakukan dengan cepat dan terbukti aman. Meski begitu, perawatan pasca sunat juga tetap harus diperhatikan dan dilakukan agar luka lebih cepat pulih.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Circumcision Problems. (2022). Retrieved 26 November 2022, from https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/circumcision-problems/

Simpson E, Carstensen J, Murphy P. Neonatal circumcision: new recommendations & implications for practice. Mo Med. 2014 May-Jun;111(3):222-30. PMID: 25011345; PMCID: PMC6179567.

Bailey, R., Nyaboke, I., & Otieno, F. (2017). What device would be best for early infant male circumcision in east and southern Africa? Provider experiences and opinions with three different devices in Kenya. PLOS ONE12(2), e0171445. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0171445

Abdulwahab-Ahmed, A., & Mungadi, I. (2013). Techniques of male circumcision. Journal Of Surgical Technique And Case Report5(1), 1. https://doi.org/10.4103/2006-8808.118588

Senel FM, Demirelli M, Misirlioglu F, Sezgin T. Adult male circumcision performed with plastic clamp technique in Turkey: results and long-term effects on sexual function. Urol J. 2012 Fall;9(4):700-5. PMID: 23235976.

Circumcision: Mogen Clamp . (2022). Retrieved 26 November 2022, from https://wa.kaiserpermanente.org/kbase/topic.jhtml?docId=hw142336

Circumcision – After-Care for the Gomco Method (2022). Retrieved 26 November 2022, from https://www.stanfordchildrens.org/content-public/pdf/bayside-medical-group/BMG_PCHA_Circumcision_Gomco-6-18-13.pdf

Mogen Circumcision. (2022). Retrieved 26 November 2022, from https://homepages.uc.edu/~reynolrd/html/rdr5.html

Karadag MA, Cecen K, Demir A, Kivrak Y, Bagcioglu M, Kocaaslan R, Ari M, Altunrende F. SmartClamp circumcision versus conventional dissection technique in terms of parental anxiety and outcomes: A prospective clinical study. Can Urol Assoc J. 2015 Jan-Feb;9(1-2):E10-3. https://doi.org/10.5489/cuaj.2131

Complications. (2022). Retrieved 26 November 2022, from https://med.stanford.edu/newborns/professional-education/circumcision/complications.html#:~:text=Infection,of%20the%20normal%20healing%20process.

Buried Penis. (2022). Retrieved 26 November 2022, from https://www.luriechildrens.org/en/specialties-conditions/buried-penis/

Khitan Anak:  Konvensional VS Smartklamp VS Laser. Mana yang Paling Baik?. (2018). Retrieved 26 November 2022, from https://perdoski.id/article/detail/808-khitan-anak-konvensional-vs-smartklamp-vs-laser-mana-yang-paling-baik

Versi Terbaru

05/12/2022

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Ritual Sifon, Tradisi Sunat Pakai Bambu yang Bisa Mengancam Nyawa

Mengulik Sunat Perempuan dan Dampaknya bagi Kesehatan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 05/12/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan