Balanitis (Radang Kepala Penis)

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 22/07/2022

Balanitis (Radang Kepala Penis)

Definisi

Balanitis adalah pembengkakan akibat iritasi kulit dan kepala penis. Kondisi ini sering juga disebut sebagai radang kepala penis. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala, seperti penis sakit, memerah, bengkak, mengeluarkan bau tidak sedap, dan nyeri saat buang air kecil.

Pada pria yang tidak disunat, kepala penis akan ditutupi oleh lipatan kulit yang dikenal sebagai kulup. Balanitis cenderung lebih sering terjadi pada pria yang tidak disunat.

Apabila Anda mengalaminya, kondisi ini dapat terasa sakit tapi bukanlah sesuatu yang serius. Hal ini dapat disembuhkan dengan obat oles.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Balanitis adalah kondisi umum yang lebih berisiko terjadi pada pria yang belum disunat. Penyakit ini dapat dialami oleh semua usia, namun lebih sering dialami anak laki-laki di bawah usia 4 tahun. Meskipun begitu, kondisi ini juga bisa terjadi pada pria yang sudah disunat.

Anda dapat mencegah terkena balanitis dengan mengurangi faktor risiko dan menjaga kebersihan diri dengan baik. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Beberapa tanda dan gejala balanitis yang biasanya terjadi seperti di bawah ini.

Jika balanitis tidak Anda segera obati, kondisi ini dapat mengganggu batang penis sehingga bisa saja menimbulkan lecet dan bisul.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan sebaiknya harus periksa ke dokter?

Balanitis adalah penyakit yang tidak begitu serius, namun bisa menjadi indikasi adanya kondisi lain, seperti infeksi menular seksual atau infeksi jamur. Kondisi ini perlu untuk Anda beritahukan pada dokter Anda jika memiliki gejala balanitis. Jika bayi atau anak-anak mengalami balanitis, Anda harus segera membawanya ke dokter anak untuk diperiksa segera.

Penyebab

Balanitis umum terjadi akibat infeksi atau kondisi kulit kronis. Kondisi ini sering terjadi faktor kebersihan penis yang buruk pada pria yang tidak disunat. Kebiasaan buruk pada penis, termasuk pada pembersihan yang tidak memadai atau justru terlalu banyak pembersihan.

Selain itu ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan balanitis pada pria sebagai berikut.

1. Kondisi kulit

Balanitis bisa menjadi tanda kondisi gangguan kulit yang sebenarnya dialami penis, seperti:

  • Lichen planus: kondisi kulit menjadi ruam, memerah, permukaan kulit terasa gatal.
  • Eksim: penyakit kulit kronis yang bisa menyerang permukaan kulit penis. Kondisi ini ditandai juga dengan kulit menjadi kering, gatal, pecah-pecah, dan memerah.
  • Dermatitis: peradangan pada permukaan kulit yang diakibatkan karena melakukan kontak langsung dengan hal yang membuat kulit iritasi (iritan).
  • Psoriasis: gangguan kulit akibat sistem kekebalan tubuh yang tidak bisa melakukan regenerasi sel kulit secara normal, kondisi ini ditandai dengan permukaan kulit kering dan bersisik.

Keempat penyakit kulit tersebut bisa menyebabkan penis sakit, nyeri, memerah, dan radang, sehingga juga dapat memicu balanitis. Untuk mengatasinya, umumnya Anda cukup dengan mengobati penyakit kulit yang menjadi penyebab dari balanitis tersebut.

2. Peradangan pada penis

Permukaan kulit penis dapat mengalami iritasi dan peradangan yang bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

  • Penggunaan kondom, lubrikan, dan spermisida — alat kontrasepsi khusus pria — yang mengandung zat kimia dan membuat kulit menjadi alergi.
  • Celana yang dipakai masih menyisakan deterjen yang tidak dibilas dengan bersih. Deterjen memiliki kandungan yang bisa membuat kulit iritasi. Jika Anda menggunakan celana yang tidak dibilas bersih, maka kandungan yang tertinggal di celana Anda dapat menyebabkan penis sakit, nyeri, memerah, dan meradang.
  • Pemakaian sabun mandi yang menyebabkan alergi pada penis.

3. Infeksi

Penyebab utama balanitis adalah infeksi yang terjadi pada penis. Infeksi ini umumnya bisa disebabkan oleh dua hal, yakni:

  • Infeksi jamur: infeksi jamur pada penis umum disebabkan jamur Candida albicans juga bisa menyerang bagian tubuh lain, misalnya oral thrush di mulut. Kondisi infeksi yang diakibatkan oleh jamur Candida dapat mengakibatkan penis sakit, bengkak, dan iritasi.
  • Infeksi bakteri: infeksi yang dapat dipicu oleh kebiasaan buruk dalam menjaga kebersihan penis, misalnya tidak mencuci penis secara rutin dan mengeringkannya, sehingga memicu pertumbuhan bakteri jahat penyebab penyakit.

4. Diabetes

Balanitis terjadi bukan hanya karena iritasi atau infeksi saja, tetapi juga bisa karena seseorang mengalami diabetes sebelumnya. Laki-laki yang mengalami diabetes memiliki resiko mengalami infeksi kulit lebih besar, apabila dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat diabetes.

Penderita diabetes memiliki kadar glukosa dalam tubuh yang tinggi. Anda ketahui juga, glukosa adalah “makanan” favorit bakteri. Kadar glukosa dalam tubuh juga bisa dikeluarkan melalui urine, sehingga dapat memicu tumbuhnya bakteri di sekitar penis.

5. Fimosis

Pada penis yang tidak disunat, kepala penis akan dilapisi oleh lapisan kulit yang disebut sebagai kulup. Ketika kulit kulup terlalu ketat sehingga tidak bisa ditarik ke atas kepala penis, kondisi ini dikenal sebagai fimosis. Fimosis umum terjadi pada bayi dan anak laki-laki.

6. Hubungan seksual yang tidak aman

Balanitis bisa terjadi pada pria dewasa dapat terjadi apabila melakukan hubungan seksual yang tidak aman dan tidak sehat. Apabila pasangan wanita mengalami infeksi atau luka pada vagina, maka laki-laki tersebut bisa tertular dan berisiko mengalami balanitis.

Selain itu penyakit menular seksual, seperti herpes genital, klamidia, gonore, dan sifilis juga dapat menyebabkan balanitis.

Beberapa obat pencahar, obat tidur, obat penghilang rasa sakit, dan antibiotik juga dapat menyebabkan balanitis sebagai efek samping yang ditimbulkan. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab utama kondisi yang Anda alami.

Faktor risiko

Terdapat beberapa faktor yang mungkin meningkatkan risiko Anda mengalami balanitis seperti di bawah ini.

  • Kebersihan pribadi yang buruk, terlebih di sekitar organ reproduksi pria.
  • Infeksi jamur dan bakteri.
  • Menderita arthritis reaktif.
  • Pasien diabetes yang tidak diobati atau glukosa darah yang tidak terkontrol.
  • Penyakit menular seksual, seperti herpes genital atau gonore.

Risiko Komplikasi

Segera lakukan perawatan untuk mengurangi kemungkinan Anda terkena komplikasi. Komplikasi yang mungkin terjadi jika balanitis tidak dirawat, antara lain:

  • Jaringan parut pada ujung saluran uretra,
  • Kulup tercabut dari kepala penis, dan
  • Pasokan darah yang tidak memadai ke penis.

Dermatitis alergi dapat menjadi penyebab balanitis yang membuat Anda gatal-gatal, ruam, dan kulit yang meradang. Peradangan ini mungkin menyebabkan timbulnya jaringan parut.

Jaringan parut pada penis dapat membuat bukaan saluran uretra menyempit. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang berkepanjangan hingga kesulitan buang air kecil.

Obat & pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi tergantung pada usia, penyebab, riwayat aktivitas seksual, dan telah disunat atau belum. Untuk meredakan rasa sakitnya, Anda bisa menarik ke belakang kulit ujung penis dan merendam daerah yang sakit ke dalam air hangat.

Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter berdasarkan penyebab balanitis, antara lain:

  • Antibiotik: balanitis akibat infeksi bakteri biasa diresepkan obat antibiotik, seperti amoxicillin, penicillin, atau erythromycin.
  • Antijamur: balanitis yang disebabkan infeksi jamur dapat diatasi memberikan salep atau krim antijamur, seperti clotrimazole, miconazole, dan econazole pada daerah yang terkena balanitis. Anda mungkin juga disarankan minum obat pil, seperti fluconazole.
  • Kortikosteroid: untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan yang ditimbulkan, dokter juga dapat meresepkan krim kortikosteroid.

Waktu pemulihan tergantung pada penyebab dan gejala yang muncul pada pasien. Dalam kasus sederhana, gejala dapat pulih atau bahkan hilang dalam waktu 5 sampai 10 hari. Sementara dalam kasus kompleks, pemulihan penuh mungkin memakan waktu lebih lama.

Dikutip dari Harvard Health Publishing, Anda tidak perlu menghindari hubungan seks setelah pengobatan, meski kontak seksual dapat mengakibatkan radang pada area terkena.

Kontak melalui hubungan seksual dapat menularkan infeksi bolak-balik di antara pasangan, walau jarang kasusnya. Jika hal tersebut terjadi, pasangan Anda mungkin juga memerlukan pengobatan pada saat yang sama untuk mencegah balanitis lebih lanjut.

Terakhir, sunat atau sirkumsisi dapat mencegah infeksi berulang pada pria yang belum disunat, terlebih pada pria yang memiliki kulup ketat dan sulit ditarik ke atas kepala penis.

Apa saja tes yang umum dilakukan untuk diagnosis kondisi ini?

Untuk menentukan diagnosis yang tepat, dokter mungkin melakukan tes berikut:

  • Riwayat medis dan pemeriksaan fisik.
  • Tes laboratorium dari sampel cairan yang keluar pada kepala penis untuk menentukan apakah infeksi diakibatkan jamur atau bakteri.
  • Tes darah untuk menentukan apakah ada infeksi penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Pengobatan di rumah

Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini dapat membantu Anda mengatasi balanitis.

  • Melakukan kebiasaan kebersihan pribadi yang baik, yakni dengan membersihkan penis secara teratur dan menyeluruh, terutama bagian kulup dan kepala penis.
  • Menghindari benda yang bisa menimbulkan iritasi, seperti jangan membersihkan penis dengan sabun berbahan kimia keras, krim pelembap, atau pelumas seks.
  • Menggunakan sabun dengan kandungan yang aman dan ringan untuk membantu meringankan gejala.
  • Pastikan selalu menggunakan kondom saat berhubungan seks.

Jika kebersihan tidak diperhatikan dengan baik, balanitis mungkin dapat kambuh kembali. Segera hubungi dokter Anda bisa Anda mengalami kondisi, seperti:

  • Pembengkakan menjadi parah bahkan setelah dilakukan pengobatan.
  • Kondisi belum membaik dalam jangka waktu 3 atau 4 hari.
  • Mengalami kesulitan buang air kecil dan timbul darah atau nanah dalam urine.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter spesialis andrologi untuk solusi terbaik masalah Anda.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 22/07/2022

Iklan

Apakah artikel ini membantu?

Iklan
Iklan