backup og meta

Kenapa Gonta-ganti Pasangan Seks Bikin Anda Lebih Berisiko Terkena HIV?

Kenapa Gonta-ganti Pasangan Seks Bikin Anda Lebih Berisiko Terkena HIV?

HIV merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga memungkinkan penyakit, bakteri, virus, dan infeksi lainnya menyerang tubuh Anda. HIV ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani, dan cairan vagina dari orang yang terinfeksi.

Umumnya seseorang akan lebih berisiko terkena HIV apabila sering gonta-ganti pasangan. Mengapa begitu? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Risiko penularan HIV lebih tinggi jika Anda gonta-ganti pasangan

Risiko tertular HIV akan lebih besar bila Anda melakukan seks dengan banyak pasangan. Hal ini terjadi karena Anda tidak tahu apakah pasangan seks Anda telah terinfeksi HIV atau tidak.

Pasalnya dalam banyak kasus, seseorang yang terinfeksi HIV pada fase awal tidak menimbulkan gejala yang berarti.

Bahkan, seseorang yang terkena HIV baru memunculkan gejala penyakit tersebut beberapa tahun setelah terinfeksi.

Pada dasarnya, siapapun yang berhubungan seks dengan seseorang yang sering gonta-ganti pasangan berpotensi menularkan penyakit yang didapat dari pasangan seks sebelumnya.

Jadi, semakin sering Anda bergonta-ganti pasangan, maka risiko Anda terkena HIV pun semakin meningkat. Tidak hanya HIV, Anda pun akan lebih berisiko terhadap penyakit menular seksual lainnya yang lebih berbahaya.

Hal-hal lain yang membuat Anda berisiko tertular HIV

Selain sering gonta-ganti pasangan, Anda juga akan lebih berisiko terkena HIV apabila:

  • Darah, ASI, air mani, atau cairan vagina, dan ASI yang terinfeksi terkena kontak langsung dengan luka di kulit atau selaput lendir yang terbuka (misalnya, mulut, hidung, vagina, rektum, serta kulup penis).
  • Seks tanpa kondom. Penyebaran virus yang paling utama adalah dengan cara seks melalui vagina, anal, serta seks oral tanpa pengaman. Secara umum, seks oral memiliki peluang yang rendah dalam penularan HIV. Namun tetap saja, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko tersebut. Salah satunya melakukan hubungan seksual melalui oral ketika mengalami infeksi mulut. 
  • Berbagi jarum suntik dan peralatan obat suntik lainnya yang sudah terkontaminasi dengan HIV. Pasalnya virus HIV dapat hidup dalam jarum suntik bekas hingga 42 hari tergantung suhu dan faktor lainnya.
  • Ibu yang terinfeksi dengan HIV menularkan virus ke bayi sebelum/saat persalinan serta ketika menyusui.
  • Peralatan tato dan body piercing (termasuk tinta) yang sudah terinfeksi dan tidak disterilkan dengan benar.
  • Menerima transfusi darah dan transplantasi organ/jaringan dari orang yang terinfeksi HIV.
  • Pakai mainan seks (sex toys) yang sudah terkontaminasi.
  • Memiliki penyakit menular seksual lainnya seperti gonore atau klamidia. Penyakit menular seksual dapat melemahkan perlindungan alami tubuh Anda sehingga bisa meningkatkan risiko Anda terinfeksi HIV hika Anda terkena virus tersebut.

Namun, HIV tidak akan menyebar lewat:

  • sentuhan,
  • berjabat tangan,
  • berpelukan atau berciuman,
  • berbagai sprei dan handuk,
  • berbagai alat makan dan mandi,
  • menggunakan kolam renang atau dudukan toilet yang sama, dan
  • gigitan hewan, nyamuk, atau serangga lainnya.

Cara mencegah penularan HIV

Satu-satunya cara ampuh untuk mencegah penularan HIV adalah dengan menghindari segala hal yang bisa meningkatkan risiko Anda tertular HIV.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara berikut.

Melakukan seks aman

Jika Anda tidak tahu status HIV pasangan seks Anda, selalu gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual.

Kondom adalah bentuk perlindungan paling efektif melawan HIV dan penyakit menular seksual lainnya.

Penting bagi Anda untuk memakai kondom sebelum melakukan kontak seksual apa pun yang berkaitan dengan penis, vagina, mulut, atau anus.

Selektif memilih pasangan seks

Pastikan jika pasangan Anda tidak terinfeksi HIV sebelum melakukan hubungan seksual. Bila perlu, ajak pasangan Anda melakukan tes skrining untuk memastikan keadaannya.

Tanyakan juga riwayat hubungan seksual pasangan Anda, mulai dari jumlah partner seksualnya serta jenis pengamanan yang digunakannya.

Hal yang harus diingat, seseorang bisa saja terkena penyakit menular seksual tanpa menyadarinya.

Tidak berbagi jarum suntik

Jarum suntik bisa meningkatkan risiko Anda terinfeksi HIV dan virus lain yang ada di dalam darah, misalnya hepatitis C.

Jika Anda ingin membuat tato atau tindik, pastikan Anda melakukannya di tempat profesional yang sudah terjamin keamanannya. Jangan lupa, pastikan jika jarum yang digunakan steril.

Hindari kontak langsung dengan darah ataupun cairan tubuh orang lain

Anda tidak pernah tahu siapa yang memiliki HIV, karena dalam banyak kasus, penderita tidak tahu jika ia telah terinfeksi.

Itu sebabnya, hindari menyentuh darah orang lain jika memungkinkan, dan hindari juga kontak dengan cairan tubuh lainnya yang dapat menyebarkan HIV.

Segera cari pengobatan medis jika Anda hamil

Jika Anda kemudian hamil dan khawatir bahwa Anda mungkin memiliki HIV, lakukanlah tes dan cari bantuan medis dengan segera.

Pencegahan penyebaran HIV kepada anak Anda mungkin untuk dilakukan.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

HIV Transmission – https://www.cdc.gov/actagainstaids/basics/transmission.html diakses pada 5 Februari 2018

How is HIV Spread? – https://www.hiv.va.gov/patient/basics/how-HIV-spread.asp diakses pada 5 Februari 2018

HIV (Human Immunodeficiency Virus) Infection – What Happens – https://www.webmd.com/hiv-aids/tc/human-immunodeficiency-virus-hiv-infection-what-happens#1 diakses pada 5 Februari 2018

Versi Terbaru

18/05/2021

Ditulis oleh Risky Candra Swari

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Karinta Ariani Setiaputri


Artikel Terkait

Apakah Pertama Kali Seks Langsung Berisiko HIV/AIDS?

Penyebab Orang dengan HIV/AIDS Susah Gemuk, Plus Solusi Ampuh Naikkan Berat Badan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 18/05/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan