backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Super Gonore, Saat Bakteri Gonore Kebal terhadap Antibiotik

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

Super Gonore, Saat Bakteri Gonore Kebal terhadap Antibiotik

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2020, gonore berada di urutan kedua penyakit menular seksual yang umum terjadi di seluruh dunia.

Belakangan ini, muncul varian penyakit yang lebih resisten atau tahan pada pengobatan yang disebut super gonore. Lantas, seperti apa penyakit infeksi yang satu ini?

Apa itu super gonore?

Super gonore (super gonorrhea) adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.

Istilah ini merujuk pada strain atau varian bakteri penyebab penyakit gonore yang menjadi lebih resisten terhadap sebagian besar antibiotik.

Hal ini membuat gonore menjadi lebih sulit diobati dan berisiko menyebabkan komplikasi serius.

Perbedaan gonore biasa dan super gonore akan tampak dari resistensi antibiotik yang terjadi. Gonore biasa umumnya bisa diobati dengan antibiotik, seperti azithromycin and ceftriaxone.

Sementara itu, super gonore resisten terhadap jenis antibiotik ini. Bahkan, pengobatan yang umumnya dilakukan sudah tidak lagi efektif.

Dilansir dari situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bakteri Neisseria gonorrhoeae telah kebal terhadap hampir semua jenis antibiotik, termasuk:

  • sulfonamide pada tahun 1940-an,
  • penicillin dan tetracycline pada tahun 1980-an,
  • fluoroquinolone pada tahun 2007, dan 
  • cefixime pada tahun 2012.
  • Seberapa umumkah penyakit gonore?

    Gonore adalah penyakit menular seksual kedua terbanyak yang disebabkan oleh infeksi bakteri setelah klamidia. Dikutip dari laman WHO, terdapat 82 juta kasus gonore baru yang terjadi di seluruh dunia pada tahun 2020.

    Tanda dan gejala super gonore

    super gonore

    Secara umum, gejala dari kondisi yang juga disebut multi-drug resistant gonorrhoea ini hampir sama dengan gonore atau penyakit kencing nanah biasa.

    Ketika gejala gonore muncul, penyakit ini akan muncul dalam bentuk yang berbeda antara pria dengan wanita.

    Gejala gonore pada pria biasanya diawali dengan rasa panas dan terbakar saat buang air kecil. Kemudian, gejala lain yang akan muncul meliputi:

    • meningkatnya frekuensi buang air kecil,
    • keluarnya nanah dari penis yang berwarna putih, kuning, atau kehijauan,
    • kemerahan pada lubang pada ujung penis (uretra) dan kulit kulup penis, serta
    • bengkak dan nyeri pada penis.

    Wanita cenderung sulit menyadari gonore karena gejalanya mirip dengan infeksi lain. Maka dari itu, wanita sering kali salah mengira infeksi yang mereka alami.

    Beberapa gejala penyakit gonore pada wanita yaitu:

    • lebih sering buang air kecil,
    • buang air kecil terasa panas atau nyeri,
    • keputihan yang tidak biasa, seperti berair, menyerupai krim, atau berwarna kehijauan,
    • nyeri pada perut bagian bawah, terutama area sekitar panggul,
    • munculnya bercak darah saat sedang tidak menstruasi,
    • rasa sakit saat melakukan hubungan intim, serta
    • bengkak pada bagian luar vagina (vulva).

    Mungkin ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda merasa khawatir akan gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter Anda.

    Penyebab super gonore

    Super gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae (N. gonorrhoeae) yang menjadi resisten terhadap antibiotik yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit kencing nanah.

    Resistensi antibiotik pada bakteri penyebab gonore ini dipengaruhi oleh dua faktor di bawah ini.

    1. Mutasi bakteri

    Bakteri N. gonorrhoeae dapat menjadi kebal terhadap antibiotik akibat mutasi yang dialaminya.

    Mutasi bakteri bisa terjadi secara alami saat mereka menerima gen kebal dari bakteri lain yang sudah resisten sebelumnya.

    Seiring berjalannya waktu, penggunaan antibiotik secara berlebihan juga turut meningkatkan risiko terjadinya resistensi.

    2. Penyalahgunaan antibiotik

    Ketika antibiotik digunakan terlalu sering atau tidak diminum sesuai durasi yang ditentukan, hal ini dapat menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri untuk bertahan hidup.

    Itu artinya, bakteri kemungkinan menjadi resisten atau lebih tahan terhadap efek antibiotik yang sebelumnya efektif untuk membunuh atau menghambat pertumbuhannya.

    Pengobatan super gonore

    suntik obat antibiotik

    Dokter mendiagnosis gonore dengan memeriksa sampel urine atau sampel usap (swab) pada bagian tubuh yang bergejala, seperti uretra, leher rahim, rektum, atau tenggorokan.

    Secara umum, pengobatan gonore yang direkomendasikan CDC adalah pemberian dosis tunggal ceftriaxone 500 miligram (mg) melalui suntikan ke otot atau intramuskular.

    Apabila Anda tidak bisa diberikan ceftriaxone, misalnya karena alergi, dokter mungkin akan menggunakan kombinasi obat antibiotik lainnya.

    Gejala gonore umumnya akan hilang dalam dua minggu setelah pengobatan. Jika gejala terus berlanjut, bicarakan dengan dokter untuk menentukan penanganan lebih lanjutnya.

    Apabila terjadi infeksi ulang selama pengobatan, dosis obat ceftriaxone dapat diulang kembali.

    Sementara bila antibiotik ini tidak efektif, dokter mungkin dapat mempertimbangkan jenis obat lain, seperti gentamicin dan azithromycin, untuk mengobati super gonore.

    Penting untuk memantau kondisi Anda setelah pengobatan untuk memastikan bahwa gonore telah hilang sepenuhnya dan tidak ada kemungkinan kambuh.

    Di samping itu, pencegahan gonore juga sangat penting untuk mengurangi penyebaran super gonore, termasuk praktik seks yang aman dan tes infeksi menular seksual secara rutin.

    Kesimpulan

    • Super gonore adalah varian Neisseria gonorrhoeae atau bakteri penyebab gonore yang resisten terhadap sebagian besar antibiotik.
    • Resistensi antibiotik ini disebabkan oleh mutasi bakteri atau penyalahgunaan antibiotik.
    • Hal ini membuat pengobatan untuk penyakit menular seksual ini menjadi lebih sulit dan berpotensi meningkatkan risiko komplikasi serius.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan