CRP merupakan protein hasil produksi hati yang dilepaskan ke aliran darah saat terjadi peradangan.
Perubahan pada hasil tes CRP bisa menandakan bahwa tubuh mengalami peradangan akibat infeksi atau penyakit autoimun, seperti lupus dan rematik.
Namun, tes CRP tidak menunjukkan penyebab atau lokasi terjadinya radang.
Maka dari itu, jika hasil tes CRP Anda tidak normal, dokter akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari tahu penyebabnya.
4. Ferritin
Ferritin merupakan protein yang menyimpan zat besi dalam sel sebelum tubuh siap menggunakannya.
Tes ferritin dapat membantu dokter memahami seberapa banyak zat besi yang tubuh Anda simpan.
Kadar ferritin yang rendah menandakan bahwa tubuh kekurangan zat besi.
Sebaliknya, hasil tes ferritin yang lebih tinggi dari normal dapat menjadi tanda dari infeksi, kanker, atau peradangan yang disebabkan oleh penyakit autoimun.
5. Rheumatoid factor (RF)
Tes RF bertujuan untuk mengukur jumlah rheumatoid factor dalam darah.
Rheumatoid factor merupakan protein dari sistem kekebalan tubuh yang dapat menyerang jaringan sehat dalam tubuh Anda.
Nilai RF yang tinggi umumnya berkaitan dengan penyakit autoimun seperti rematik atau sindrom Sjögren.
Meski begitu, orang yang sehat pun bisa saja memiliki nilai RF yang tinggi dan pengidap penyakit autoimun mungkin memiliki nilai RF yang normal.
6. Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Tes ELISA mampu mendeteksi berbagai antibodi atau antigen yang secara spesifik berkaitan dengan penyakit tertentu.
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mencari protein RF atau antibodi IL-17 dan anti-CCP pada pengidap rematik.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar