Anda tentu sering mendengar anjuran untuk banyak beristirahat dan membatasi gerakan dan aktivitas ketika sedang sakit. Istirahat yang cukup dapat membantu pemulihan dengan meningkatkan sistem kekebalan dan menyediakan energi bagi tubuh. Meski demikian, terlalu banyak beristirahat juga bisa mengganggu proses penyembuhan. Kerap disebut tirah baring atau bed rest, seperti apa manfaat dan risikonya?
Mengenal pemulihan tirah baring
Tirah baring adalah bentuk perawatan yang menganjurkan pasien untuk beristirahat di tempat tidur dan membatasi aktivitas sehari-hari. Perawatan ini sering dianjurkan untuk pasien yang tidak mampu melakukan mobilisasi atau berada dalam kondisi yang tidak baik secara medis.
Tirah baring sudah dilakukan sebagai cara pemulihan dari penyakit sejak abad ke-19 dengan istilah rest cure. Perawatan dilaksanakan berlandaskan kepercayaan bahwa tidur atau beristirahat dapat mengurangi rasa sakit.
Selain mengatasi penyakit fisik, pemulihan dengan cara ini juga diterapkan pada pasien penyakit jiwa guna menenangkan diri dan membatasi interaksi dengan dunia luar.
Berdasarkan intensitasnya, perawatan ini terbagi menjadi beberapa jenis berikut.
Tirah baring bebas terbatas atau parsial (modified bed rest)
Pada tirah baring parsial, pasien bisa melakukan aktivitas sehari-hari di luar kasur seperti makan, mandi, menonton televisi, duduk bersantai, atau bekerja di meja. Hanya saja kegiatan tersebut lebih terbatas dan harus kembali beristirahat di tempat tidur seusai aktivitas.
Pasien tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas fisik tingkat sedang hingga berat seperti memasak, membersihkan rumah, atau mengangkat beban.
Tirah baring ketat (strict bed rest)
Bentuk tirah baring ini mengharuskan pasien untuk berbaring di tempat tidur atau di sofa lebih dari setengah hari. Pasien hanya bisa bangun untuk menggunakan kamar mandi. Aktivitas lain seperti makan dilakukan di tempat tidur.
Bergantung pada kondisi yang dimiliki, dokter mungkin masih memperbolehkan Anda berpindah tempat beberapa kali dalam sehari. Aktivitas seperti naik turun tangga perlu dibatasi dan dibantu orang lain.
Tirah baring total (hospital/complete bed rest)
Tirah baring total adalah cara pemulihan yang paling ketat. Anda mungkin harus menjalani rawat inap di rumah sakit agar dokter lebih mudah memantau kondisi Anda. Seluruh aktivitas akan dilakukan di atas tempat tidur, termasuk urusan buang air.
Perlu Anda ketahui, ketiga istilah tirah baring di atas memiliki banyak versi. Dalam pelaksanaannya, Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang merawat.
Siapa saja yang membutuhkan tirah baring?
Biasanya, pasien yang membutuhkan perawatan ini adalah pasien yang mengalami penyakit nyeri akut pada punggung bawah, peradangan sendi, atau sedang berada pada masa kehamilan.
Pada pasien yang mengalami nyeri dan radang sendi, perawatan ini diharapkan dapat mengurangi peradangan dan rasa nyeri, serta meningkatkan resolusi nyeri yang lebih cepat. Sehingga, pasien bisa kembali ke aktivitas normal.
Sedangkan, tirah baring untuk ibu hamil akan dianjurkan bila terdapat kondisi yang mungkin dapat menimbulkan masalah pada ibu dan bayi. Kondisi ini meliputi:
- preeklampsia,
- perdarahan vagina akibat plasenta previa (letak rendah) atau abrupsi plasenta,
- persalinan prematur,
- leher rahim yang terbuka sebelum waktunya,
- penipisan serviks,
- kehamilan ganda (kembar dua atau lebih),
- riwayat komplikasi kehamilan sebelumnya seperti keguguran atau lahir mati,
- perkembangan janin yang buruk, serta
- hasil tes yang menunjukkan adanya kemungkinan komplikasi.
Bed rest ringan juga dapat dilakukan bila Anda mulai merasakan gejala-gejala serupa flu seperti demam.
Apakah tirah baring efektif?
Istirahat memang bisa membuat tubuh terasa lebih baik. Namun, perawatan ini belum tentu membantu penyembuhan penyakit terutama jika dilakukan terlalu lama tanpa diselingi aktivitas fisik yang memadai.
Ketika tubuh terlalu banyak berdiam diri, otot-otot yang tidak digunakan akan jadi lemah. Persendian dan jaringan di sekitarnya seperti ligamen dan tendon pun jadi kaku.
Seiring waktu, otot akan memendek secara permanen, persendian yang kaku akan membengkok yang disebut kontraktur. Hal ini dapat memperburuk kondisi orang-orang yang sebelumnya telah memiliki masalah pada persendian. Kegiatan seperti berdiri dan berjalan akan lebih sulit dilakukan.
Risiko lain adalah luka tekanan. Berada dalam satu posisi untuk waktu yang lama dapat memberikan tekanan pada area kulit yang menyentuh tempat tidur. Tekanan tersebut dapat memotong suplai darah ke area tertentu.
Bila suplai darah terputus terlalu lama, jaringan akan rusak dan mengakibatkan luka tekan atau ulkus dekubitus. Ulkus dekubitus adalah kerusakan jaringan setempat pada kulit dan/atau jaringan di bawahnya akibat tekanan atau kombinasi antara tekanan dengan pergerseran pada bagian tubuh yang menonjol.
Sebanyak 95% dari jumlah kasus ulkus dekubitus terjadi pada bagian belakang tubuh. Kondisi ini sangat rentan terjadi pada pasien yang kurang gizi atau mengalami kebocoran urine tanpa sadar (mengompol). Luka tekanan sebaiknya tidak dianggap sepele, sebab luka ini dapat menyebabkan infeksi yang menyebar ke aliran darah (sepsis).
Tak hanya berdampak pada fisik saja, tirah baring yang terlalu lama juga bisa menimbulkan dampak serius pada kondisi mental pasien.
Perawatan ini membuat pasien harus menghabiskan sebagian besar waktu di dalam kamar. Alhasil hal ini mengurangi interaksi pasien dengan orang lain dan menyebabkan rasa tidak berdaya yang bisa berujung depresi.
Maka dari itu, pastikan Anda selalu memeriksakan kondisi Anda ke dokter. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui jenis perawatan yang sesuai. Bila pun Anda membutuhkan tirah baring, dokter akan menentukan durasi waktu yang tepat.
[embed-health-tool-bmi]