Kuesioner tersebut juga menilai jenis sifat sensitif yang mereka miliki, yakni antara lebih sensitif terhadap pengalaman positif atau negatif. Jawaban dalam kuesioner juga akan diteliti dan dihubungkan dengan pola asuh orangtua.
Para peneliti juga mengaitkan sifat sensitif para peserta dengan ciri kepribadian yang dikenal Teori Kepribadian Model Lima Besar (Big Five Personality). Kelimanya adalah keterbukaan, kehati-hatian, ekstraversi, kemudahan untuk akur, dan neurotisme.
Menjadi sensitif adalah faktor genetik?

Setelah diteliti, ternyata sekitar 47% perbedaan sifat sensitif seseorang ditentukan oleh faktor genetiknya. Sementara itu, 53% sisanya adalah hasil dari pengaruh lingkungan. Kedua faktor ini rupanya memengaruhi kepribadian dengan cukup seimbang.
Hasil kuesioner juga menunjukkan bahwa faktor genetik ikut menentukan apakah anak lebih peka terhadap pengalaman positif atau negatif. Apabila anak lebih peka terhadap pengalaman negatif, ini mungkin karena anak lebih mudah stres saat menghadapi situasi sulit.
Sebaliknya, anak yang lebih peka terhadap pengalaman positif mungkin diasuh dengan baik oleh orangtuanya dan mendapatkan pengaruh baik dari sekolahnya. Kedua faktor ini membuat mereka mampu menghadapi situasi sulit dengan lebih baik.
Para peneliti juga melihat hubungan antara faktor genetik, sifat sensitif, dan ciri dalam Teori Kepribadian Model Lima Besar. Menurut hasil analisis, ada faktor genetik yang sama dalam sifat sensitif, neurotisme, dan ekstraversi.
Neurotisme adalah sifat yang membuat seseorang lebih mudah marah, cemas, ragu pada diri sendiri, dan emosi negatif lainnya. Sementara ekstraversi menandakan seberapa sosial dan terbuka seseorang kepada lingkungannya (sikap ekstrover).
Tips mengelola sifat sensitif

Sifat sensitif adalah karakter yang sangat umum. Sifat ini bisa menjadi suatu kelebihan sekaligus kekurangan, tergantung efeknya bagi Anda. Namun, satu hal yang pasti, sifat sensitif bukanlah kelemahan ataupun sesuatu yang buruk.
Walaupun melelahkan, jangan sampai sifat sensitif yang Anda miliki membuat Anda menarik diri dari kegiatan yang Anda sukai. Jangan biarkan kecerdasan emosional yang tinggi membuat Anda mengasingkan diri atau memaksa Anda menjadi orang lain.
Wajar apabila sifat ini membuat Anda kewalahan. Anda dapat mengatasi perasaan sensitif dengan beberapa langkah sederhana berikut.
- Berlatih mindfulness, yakni fokus pada apa yang Anda rasakan saat ini dengan cara memisahkan pikiran-pikiran lain yang memenuhi kepala Anda.
- Mengubah cara berpikir, misalnya dengan tidak menduga-duga sesuatu yang belum pasti saat menghadapi masalah.
- Mengalihkan emosi dengan kegiatan yang Anda suka.
- Menulis jurnal harian tentang emosi yang Anda rasakan.
- Merawat diri dengan makan makanan bergizi, tidur cukup, dan sebagainya.
Jika Anda memiliki sifat sensitif, ingatlah bahwa ini merupakan bawaan genetik yang membentuk diri Anda. Dengan pengelolaan emosi, Anda bahkan bisa menjadikan sifat ini sebagai suatu kelebihan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar