backup og meta

Terminal Lucidity, Saat Pasien Membaik Sebelum Meninggal Dunia

Terminal Lucidity, Saat Pasien Membaik Sebelum Meninggal Dunia

Masih banyak fenomena yang belum bisa dijelaskan secara medis, salah satunya ialah terminal lucidity. Kondisi ini terjadi saat pasien penyakit kronis yang sudah mau meninggal dunia malah tampak kembali segar dan membaik kesehatannya.

Lantas, apa kata para ahli soal fenomena unik ini?

Apa itu terminal lucidity?

Banyak kasus pasien penyakit kronis yang sudah sampai tidak dapat mengenali anak-anak dan cucunya sendiri tiba-tiba justru tampak sehat kembali. 

Dalam waktu beberapa jam atau hari, pasien bisa mengenali lagi keluarganya. Pasien mungkin juga sanggup berdiri atau duduk tegak dan bahkan berbicara dengan normal.

Keluarga pun biasanya optimis bahwa  pasien akan pulih dan sehat kembali. Namun, pasien yang kondisinya sempat membaik ini justru meninggal dunia.

Rupanya, fenomena pasien penyakit kronis yang membaik sebelum meninggal sudah diketahui sejak hampir tiga abad lalu.

Meski bukan termasuk istilah resmi dalam dunia medis, fenomena ini dikenal sebagai terminal lucidity atau yang secara harfiah berarti kejernihan menjelang ajal.

Lebih lanjut, fenomena terminal lucidity juga dijelaskan oleh pakar biologi dan kesehatan jiwa, Michael Nahm, dalam berbagai penelitian yang diterbitkan olehnya.

Terminal lucidity adalah suatu kondisi munculnya kejernihan dan ketajaman mental pada pasien yang tidak sadarkan diri, mengalami gangguan kejiwaan, atau sangat lemah beberapa saat sebelum meninggal dunia. 

Michael Nahm

Pasien apa yang sering mengalami terminal lucidity?

penderita penyakit kronis

Fenomena terminal lucidity pernah dibahas dalam penelitian oleh Michael Nahm dan tiga orang rekannya pada 2012.

Dalam studi terbitan jurnal Archives of Gerontology and Geriatrics ini, dijelaskan bahwa pasien bisa mengalami kejernihan mental selama beberapa hari, jam, atau bahkan menit sebelum meninggal dunia.

Dihimpun dari berbagai studi kasus di seluruh dunia, fenomena ini paling banyak dialami oleh pasien dengan gangguan mental dan penyakit yang menyerang otak atau sistem saraf.

Beberapa kondisi dan penyakit yang paling sering menyebabkan fenomena ini, di antaranya:

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan pasien penyakit kronis lainnya juga sempat “sembuh” hanya beberapa saat sebelum akhirnya meninggal dunia.

Apa yang terjadi selama pasien sempat membaik?

Berbagai laporan yang berhasil dicatat secara medis menunjukkan bahwa fenomena terminal lucidity bisa berbeda-beda antara satu pasien dan pasien lainnya.

Sebuah studi kasus yang dimuat dalam jurnal Omega (2013) menggambarkan kejernihan terminal menjelang ajal yang dialami oleh Anna Katharina Ehmer, seorang wanita berusia 26 tahun.

Ehmer mengalami cacat mental parah dan diduga tak pernah berbicara sepatah kata apa pun dalam hidupnya. Namun, ia dilaporkan menyanyikan sebuah lagu selama setengah jam sebelum meninggal dunia.

Kasus lain yang dimuat dalam laman The Guardian pada 2021 lalu juga menjelaskan terminal lucidity yang dialami oleh Ward Porterfield asal South Dakota, Amerika Serikat.

Ward Porterfield merupakan seorang pria berusia 83 tahun yang telah didiagnosis mengalami demensia tiga tahun sebelumnya dan tidak lagi mengenal putrinya.

Namun, pada suatu waktu, Porterfield kembali mengenali putrinya dan bisa berbincang dengan normal. Hal ini tidak berlangsung lama karena dua hari kemudian ia meninggal dunia.

Masih banyak lagi kasus serupa yang sampai sekarang masih terus dipelajari oleh para ahli. Namun, pola yang ditemukan dari fenomena kejernihan mental sebelum meninggal ini selalu mirip. 

Pasien tiba-tiba sembuh dari penyakitnya dan sanggup melakukan hal-hal yang tadinya tidak bisa dia lakukan, misalnya berbicara atau makan dengan lahap. 

Penyebab fenomena terminal lucidity

pasien penyakit ginjal kronis

Hingga saat ini, belum ada analisis ilmiah yang cukup kuat yang dapat menjelaskan mengapa fenomena terminal lucidity sering terjadi. Begitu pun penyebab yang mendasarinya. 

Salah satu teori yang sedang diteliti menyebutkan bahwa saat pasien mengalami penyakit kronis, jaringan di dalam otaknya akan makin melemah sehingga volume otak akan sedikit menyusut.

Oleh karenanya, otak yang tadinya penuh tekanan jadi agak melonggar. Hal ini diyakini dapat mengembalikan fungsi otak yang telah rusak, seperti daya ingat dan kemampuan berbicara.

Dari penelitian-penelitian seputar terminal lucidity, para ahli berharap bahwa suatu hari nanti hasilnya bisa dipakai sebagai panduan perawatan bagi pasien dengan penyakit kronis. 

Harapan yang lebih ambisius yaitu fenomena unik ini mungkin bisa dikembangkan sebagai metode pengobatan khusus bagi pasien dengan kerusakan atau gangguan fungsi otak.

Kesimpulan

  • Terminal lucidity adalah suatu fenomena munculnya kejernihan dan ketajaman mental pada pasien sebelum akhirnya meninggal dunia.
  • Pasien dengan gangguan otak atau saraf, masalah kejiwaan parah, dan tidak sadarkan diri karena penyakit kronis mungkin mengalami fenomena ini.
  • Kondisi ini bisa terjadi dalam beberapa hari, jam, atau menit sebelum pasien meninggal dunia.
  • Hingga saat ini, belum diketahui alasan pasti mengapa seorang pasien bisa mengalaminya sehingga penelitian lebih lanjut tetap diperlukan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bering, J. (2014). One Last Goodbye: The Strange Case of Terminal Lucidity. Scientific American. Retrieved March 20, 2023, from https://blogs.scientificamerican.com/bering-in-mind/one-last-goodbye-the-strange-case-of-terminal-lucidity/

Godfrey, A. (2021). ‘The clouds cleared’: what terminal lucidity teaches us about life, death and dementia. The Guardian. Retrieved March 20, 2023, from https://www.theguardian.com/society/2021/feb/23/the-clouds-cleared-what-terminal-lucidity-teaches-us-about-life-death-and-dementia

Nahm, M., & Greyson, B. (2013). The death of Anna Katharina Ehmer: a case study in terminal lucidity. Omega, 68(1), 77–87. https://doi.org/10.2190/om.68.1.e

Nahm, M., Greyson, B., Kelly, E. W., & Haraldsson, E. (2012). Terminal lucidity: a review and a case collection. Archives of gerontology and geriatrics, 55(1), 138–142. https://doi.org/10.1016/j.archger.2011.06.031

Nahm, M., & Greyson, B. (2009). Terminal lucidity in patients with chronic schizophrenia and dementia. Journal of Nervous & Mental Disease, 197(12), 942-944. https://doi.org/10.1097/nmd.0b013e3181c22583

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Apa yang Terjadi pada Tubuh Manusia setelah Meninggal?

Penjelasan Tentang Munculnya Lebam Pada Tubuh Orang yang Meninggal


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan