backup og meta

Pyometra pada Kucing

Pyometra pada Kucing

Pyometra merupakan salah satu gangguan serius yang memengaruhi reproduksi kucing betina. Jika tidak ditangani, penyakit ini bahkan bisa menyebabkan kematian pada peliharaan Anda.

Guna mengetahui informasi lengkap tentang tanda dan gejala, penyebab, serta cara mengobati pyometra pada kucing, simak pembahasannya di bawah ini.

Apa itu pyometra?

Pyometra adalah suatu kondisi serius ketika infeksi bakteri menyerang rahim kucing betina dan menyebabkan penumpukan nanah di dalamnya.

Istilah penyakit kucing ini sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni “pyo” yang berarti nanah serta “metra” yang berarti rahim atau uterus.

Penyakit infeksi ini lebih rentan terjadi pada kucing betina tua yang belum disterilisasi. Pasalnya, siklus birahi berulang tanpa kehamilan dan melahirkan dapat memicu perubahan hormonal.

Dampak utamanya adalah penebalan dinding rahim kronis yang jika terus dibiarkan dapat menyebabkan pyometra.

Pyometra termasuk penyakit yang jarang terjadi saat Anda memelihara kucing. Namun, kondisi ini mengancam jiwa sehingga memerlukan perawatan medis segera.

Jenis pyometra pada kucing

usg kucing

Berdasarkan kondisi leher rahim atau serviks pada kucing betina, pyometra terbagi dalam dua jenis, yakni terbuka (open pyometra) dan tertutup (closed pyometra).

1. Pyometra terbuka

Pyometra terbuka mengacu pada kasus saat serviks terbuka sehingga sebagian nanah dan darah yang berasal dari dalam rahim keluar melalui vagina.

Kucing biasanya akan menjilati vaginanya sehingga cairan tidak terlihat. Namun, bercak nanah dan darah mungkin bisa Anda lihat di tempat anabul baru saja berbaring.

2. Pyometra tertutup

Sementara itu, pyometra tertutup terjadi saat serviks tertutup sehingga cairan dari dalam rahim tidak bisa keluar. Kondisi ini bisa menyebabkan perut kucing membesar.

Jenis pyometra ini cenderung lebih parah daripada pyometra terbuka. Kondisi ini mungkin dapat menyebabkan sepsis (infeksi bakteri dalam aliran darah) yang berkembang lebih cepat.

Tanda dan gejala pyometra pada kucing

Beberapa gejala yang paling sering terjadi pada kucing yang mengalami pyometra, antara lain:

  • keluarnya cairan dari vagina disertai nanah dan darah,
  • kucing menjilati lubang vagina secara berlebihan,
  • perut kembung,
  • badan kucing lesu,
  • nafsu makan menurun,
  • muntah, 
  • diare, dan
  • demam.

Salah satu ciri kucing sakit dan tidak enak badan lainnya adalah perubahan kebiasaan buang kotoran. Anabul mungkin mulai buang air kecil atau besar di luar kotaknya.

Racun akibat infeksi bakteri dalam rahim dapat beredar dalam aliran darah dan memengaruhi fungsi ginjal. Akibatnya, ginjal tidak mampu lagi menahan urine.

Hal ini menyebabkan peningkatan produksi urine dan kebiasaan kencing yang berlebihan. Gejala ini dapat terjadi pada kasus pyometra terbuka maupun tertutup.

Penyebab pyometra pada kucing

Perlu dipahami bahwa terjadinya penumpukan nanah dalam rahim atau pyometra pada kucing melibatkan serangkaian proses seperti berikut ini.

  1. Selama masa birahi atau estrus, lapisan pada dinding rahim akan menebal untuk mempersiapkan tubuh dalam menghadapi kehamilan.
  2. Penebalan dinding rahim yang terjadi terus-menerus tanpa adanya kehamilan ini bisa menyebabkan terbentuknya kista, yakni benjolan atau kantong berisi cairan.
  3. Ketika birahi, serviks akan rileks dan terbuka sehingga memungkinkan bakteri, seperti Escherichia coli (E. coli), untuk masuk ke dalam rahim.
  4. Pada waktu yang sama, sel darah putih yang bertugas melawan infeksi akan dihambat masuk ke dalam rahim sehingga bakteri tidak segera hancur dan mati.
  5. Kista pada dinding rahim juga akan mengeluarkan cairan yang membuat bakteri dapat bertahan hidup dan berkembang biak.
  6. Bakteri yang berkembang biak tanpa terkendali membuat nanah menumpuk dan pada akhirnya menyebabkan pyometra pada kucing.

Pyometra sering terjadi pada kucing betina yang lebih tua dan tidak pernah hamil sebelumnya. Hal ini biasanya terjadi dalam 2–8 minggu setelah siklus birahi atau estrus terakhir kucing.

Apakah pyometra pada kucing bisa sembuh sendiri?

Menurut VCA Animal Hospitals, peluang kucing yang mengidap pyometra untuk sembuh tanpa pengobatan sangat rendah. Jika leher rahim tertutup dan cairan cepat menumpuk, rahim bisa pecah sehingga infeksi dapat menyebar ke rongga perut. Hal ini bisa berakibat fatal dan mematikan untuk kucing.

Diagnosis pyometra pada kucing

Segera bahwa anabul ke dokter hewan bila terjadi pembengkakan perut yang disertai lesu, muntah, diare, demam, maupun munculnya bercak nanah atau darah pada tempat tidurnya.

Untuk mendiagnosis pyometra, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti berikut.

  • Pemeriksaan fisik: dokter akan bertanya perihal riwayat kesehatan dan gejala yang kucing alami, lalu meraba perut (palpasi) untuk mengecek pembengkakan rahim.
  • Tes darah: jumlah sel darah putih dan globulin yang mengalami peningkatan menjadi tanda adanya infeksi dalam tubuh kucing.
  • Urinalisis: konsentrasi urine yang rendah disebabkan efek toksik bakteri pada ginjal.
  • Rontgen atau ultrasound (USG): tes pencitraan dapat memperlihatkan kondisi rahim yang membengkak dan organ-organ di sekitarnya dengan lebih jelas.

Penanganan pyometra pada kucing

operasi pyometra pada kucing

Operasi pengangkatan rahim dan ovarium atau ovariohisterektomi merupakan perawatan yang paling umum dilakukan untuk kucing dengan pyometra.

Prosedur ini cenderung lebih rumit daripada sterilisasi kucing biasa. Ini karena dokter perlu memastikan rahim tidak bocor atau pecah selama proses pengangkatan.

Dokter akan memberikan cairan infus untuk menstabilkan kucing sebelum dan setelah operasi.

Obat pereda nyeri dan antibiotik umumnya diberikan selama dua minggu pasca-operasi. Hal ini bertujuan untuk membunuh bakteri, terlebih bila infeksi sudah menyebar ke aliran darah.

Sejumlah penelitian menemukan bahwa pemberian obat prostaglandin berpeluang untuk mengobati pyometra ringan pada kucing yang kondisi tubuhnya cukup stabil.

Prostaglandin bekerja dengan menurunkan tingkat progesteron. Hormon ini juga bisa membuka serviks dan menginduksi rahim untuk mengeluarkan nanah di dalamnya.

Terapi hormon untuk mengatasi pyometra kucing tidak selalu menunjukkan hasil optimal. Terapi ini juga tidak disarankan untuk kucing yang sakit parah.

Satu-satunya cara untuk mencegah pyometra yakni melalui sterilisasi. Umumnya, kucing betina disteril mulai usia enam hingga tujuh bulan atau sebelum mencapai masa subur.

Berkonsultasilah dengan dokter hewan untuk mengetahui waktu steril yang tepat bagi kucing Anda. Pasalnya, kebutuhan ini bisa berbeda antara satu kucing dengan yang lainnya.

Kesimpulan

  • Pyometra adalah infeksi bakteri yang menyebabkan penumpukan nanah di dalam rahim.
  • Gejala umum dari pyometra yaitu keputihan, perut bengkak, badan lesu, nafsu makan menurun, muntah, diare, demam, dan frekuensi buang air kecil yang meningkat.
  • Penanganan pyometra pada kucing melibatkan pengangkatan rahim dan ovarium yang lebih sulit daripada sterilisasi biasa.
  • Perawatan medis lain terkadang juga dibutuhkan untuk menstabilkan kondisi kucing, seperti pemberian infus, obat antibiotik, dan pereda nyeri.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Weir, M., & Ward, E. (n.d.). Pyometra in Cats. VCA Animal Hospitals. Retrieved January 15, 2024, from https://vcahospitals.com/know-your-pet/pyometra-in-cats

Boldan, M. (2022). Pyometra in Cats. PetMD. Retrieved January 15, 2024, from https://www.petmd.com/cat/conditions/reproductive/signs-pyometra-cats

Palupi, T. D., Suprayogi, T. W., & Ismudiono, I. (2022). Medical treatment for Pyometra in cat. Jurnal Medik Veteriner, 5(1), 124-130. https://doi.org/10.20473/jmv.vol5.iss1.2022.124-130

Hollinshead, F., & Krekeler, N. (2016). Pyometra in the Queen. Journal of Feline Medicine and Surgery, 18(1), 21-33. https://doi.org/10.1177/1098612×15623114

Sykes, J. E., & Westropp, J. L. (2014). Bacterial infections of the Genitourinary tract. Canine and Feline Infectious Diseases, 871-885. https://doi.org/10.1016/b978-1-4377-0795-3.00089-2

Versi Terbaru

30/01/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh drh. Hevin Vinandra Louqen

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

10 Ciri-Ciri Kucing Mau Mati yang Tak Boleh Disepelekan

Penyakit Panleukopenia pada Kucing dan Pengobatannya


Ditinjau secara medis oleh

drh. Hevin Vinandra Louqen

Kesehatan Hewan · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 30/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan