Pyometra merupakan salah satu gangguan serius yang memengaruhi reproduksi kucing betina. Jika tidak ditangani, penyakit ini bahkan bisa menyebabkan kematian pada peliharaan Anda.
Ditinjau secara medis oleh drh. Hevin Vinandra Louqen · Kesehatan · None
Pyometra merupakan salah satu gangguan serius yang memengaruhi reproduksi kucing betina. Jika tidak ditangani, penyakit ini bahkan bisa menyebabkan kematian pada peliharaan Anda.
Guna mengetahui informasi lengkap tentang tanda dan gejala, penyebab, serta cara mengobati pyometra pada kucing, simak pembahasannya di bawah ini.
Pyometra adalah suatu kondisi serius ketika infeksi bakteri menyerang rahim kucing betina dan menyebabkan penumpukan nanah di dalamnya.
Istilah penyakit kucing ini sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni “pyo” yang berarti nanah serta “metra” yang berarti rahim atau uterus.
Penyakit infeksi ini lebih rentan terjadi pada kucing betina tua yang belum disterilisasi. Pasalnya, siklus birahi berulang tanpa kehamilan dan melahirkan dapat memicu perubahan hormonal.
Dampak utamanya adalah penebalan dinding rahim kronis yang jika terus dibiarkan dapat menyebabkan pyometra.
Pyometra termasuk penyakit yang jarang terjadi saat Anda memelihara kucing. Namun, kondisi ini mengancam jiwa sehingga memerlukan perawatan medis segera.
Berdasarkan kondisi leher rahim atau serviks pada kucing betina, pyometra terbagi dalam dua jenis, yakni terbuka (open pyometra) dan tertutup (closed pyometra).
Pyometra terbuka mengacu pada kasus saat serviks terbuka sehingga sebagian nanah dan darah yang berasal dari dalam rahim keluar melalui vagina.
Kucing biasanya akan menjilati vaginanya sehingga cairan tidak terlihat. Namun, bercak nanah dan darah mungkin bisa Anda lihat di tempat anabul baru saja berbaring.
Sementara itu, pyometra tertutup terjadi saat serviks tertutup sehingga cairan dari dalam rahim tidak bisa keluar. Kondisi ini bisa menyebabkan perut kucing membesar.
Jenis pyometra ini cenderung lebih parah daripada pyometra terbuka. Kondisi ini mungkin dapat menyebabkan sepsis (infeksi bakteri dalam aliran darah) yang berkembang lebih cepat.
Beberapa gejala yang paling sering terjadi pada kucing yang mengalami pyometra, antara lain:
Salah satu ciri kucing sakit dan tidak enak badan lainnya adalah perubahan kebiasaan buang kotoran. Anabul mungkin mulai buang air kecil atau besar di luar kotaknya.
Racun akibat infeksi bakteri dalam rahim dapat beredar dalam aliran darah dan memengaruhi fungsi ginjal. Akibatnya, ginjal tidak mampu lagi menahan urine.
Hal ini menyebabkan peningkatan produksi urine dan kebiasaan kencing yang berlebihan. Gejala ini dapat terjadi pada kasus pyometra terbuka maupun tertutup.
Perlu dipahami bahwa terjadinya penumpukan nanah dalam rahim atau pyometra pada kucing melibatkan serangkaian proses seperti berikut ini.
Pyometra sering terjadi pada kucing betina yang lebih tua dan tidak pernah hamil sebelumnya. Hal ini biasanya terjadi dalam 2–8 minggu setelah siklus birahi atau estrus terakhir kucing.
Segera bahwa anabul ke dokter hewan bila terjadi pembengkakan perut yang disertai lesu, muntah, diare, demam, maupun munculnya bercak nanah atau darah pada tempat tidurnya.
Untuk mendiagnosis pyometra, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti berikut.
Operasi pengangkatan rahim dan ovarium atau ovariohisterektomi merupakan perawatan yang paling umum dilakukan untuk kucing dengan pyometra.
Prosedur ini cenderung lebih rumit daripada sterilisasi kucing biasa. Ini karena dokter perlu memastikan rahim tidak bocor atau pecah selama proses pengangkatan.
Dokter akan memberikan cairan infus untuk menstabilkan kucing sebelum dan setelah operasi.
Obat pereda nyeri dan antibiotik umumnya diberikan selama dua minggu pasca-operasi. Hal ini bertujuan untuk membunuh bakteri, terlebih bila infeksi sudah menyebar ke aliran darah.
Sejumlah penelitian menemukan bahwa pemberian obat prostaglandin berpeluang untuk mengobati pyometra ringan pada kucing yang kondisi tubuhnya cukup stabil.
Prostaglandin bekerja dengan menurunkan tingkat progesteron. Hormon ini juga bisa membuka serviks dan menginduksi rahim untuk mengeluarkan nanah di dalamnya.
Terapi hormon untuk mengatasi pyometra kucing tidak selalu menunjukkan hasil optimal. Terapi ini juga tidak disarankan untuk kucing yang sakit parah.
Satu-satunya cara untuk mencegah pyometra yakni melalui sterilisasi. Umumnya, kucing betina disteril mulai usia enam hingga tujuh bulan atau sebelum mencapai masa subur.
Berkonsultasilah dengan dokter hewan untuk mengetahui waktu steril yang tepat bagi kucing Anda. Pasalnya, kebutuhan ini bisa berbeda antara satu kucing dengan yang lainnya.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.