backup og meta

Penyebab Hujan Asam dan Dampaknya bagi Kesehatan

Penyebab Hujan Asam dan Dampaknya bagi Kesehatan

Tak hanya memengaruhi lingkungan hidup, fenomena hujan asam bisa berdampak pada kesehatan manusia, baik secara langsung maupun tidak. Bagaimana proses terjadinya hujan asam dan apa saja dampak yang ditimbulkannya? Yuk, cari tahu informasi selengkapnya berikut ini.

Apa itu hujan asam?

musim hujan

Hujan asam adalah sebuah fenomena turunnya asam dari atmosfer ke permukaan bumi akibat pencemaran udara yang sudah kelewat buruk. 

Penting diketahui bahwa fenomena ini tidak selalu terjadi dalam bentuk hujan air. Ini juga bisa terjadi dalam bentuk kabut, butiran es, salju, gas, dan debu yang mengandung asam.

Fenomena yang turun dalam bentuk kabut, hujan es, atau salju disebut deposisi basah. Sementara itu, turunnya asam dalam bentuk debu, gas, atau partikel padat lainnya disebut deposisi kering.

Secara umum, hujan asam menggambarkan proses alami ketika semua material asam turun ke bumi, entah itu yang bersifat basah maupun kering.

Berapakah tingkat keasaman dari hujan asam?

Tingkat keasaman suatu zat dapat diukur menggunakan skala yang disebut skala pH. Skala pH memiliki tingkatan dari 0 sampai 14. 

Skala paling asam berada pada angka 0 dan skala paling basa pada angka 14. Skala pH 7 disebut netral, yang berarti tidak asam maupun basa.

Hujan asam memiliki nilai pH di bawah angka 5. Padahal, idealnya pH air hujan berkisar dari 5 sampai 6. Makin asam sifat suatu zat, dampaknya akan makin merusak.

Meski pH air hujan relatif sedikit asam, ia tidak seberbahaya hujan asam. Air hujan bersifat asam karena adanya kandungan karbon dioksida (CO2) di udara. Karbon dioksida bereaksi dengan air sehingga membentuk asam karbonat lemah.

Kandungan asam karbonat lemah dalam air hujan masih dianggap normal. Pasalnya, jenis asam ini dapat membantu melarutkan mineral tanah yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Penyebab hujan asam

bahaya polusi udara menyebabkan hujan asam

Hujan asam disebabkan oleh pencemaran udara yang bisa dipicu oleh aktivitas manusia maupun alam.

Secara umum, fenomena ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) di udara.

Kedua senyawa tersebut kemudian bereaksi dengan air, oksigen, dan bahan kimia lainnya untuk membentuk larutan sulfurik dan asam nitrat. Nah, kedua polutan inilah yang memiliki sifat asam tinggi.

Selain polusi udara, gas SO2 dan NOx penyebab hujan asam juga dapat berasal dari:

  • aktivitas vulkanik dari gunung berapi,
  • asap pabrik,
  • asap kendaraan bermotor,
  • pembangkit listrik tenaga batu bara,
  • peleburan logam, dan
  • pembakaran minyak bumi.

Kabar buruknya, kebanyakan penyebab fenomena alam ini berasal dari aktivitas manusia. Beberapa dekade terakhir, manusia telah melepaskan begitu banyak limbah kimia ke udara. 

Tanpa disadari, limbah kimia yang dihasilkan ini telah mengubah campuran gas pada lapisan atmosfer dan menyebabkan terjadinya hujan asam.

Dampak hujan asam

polusi udara dalam ruangan

Hujan asam dapat menyebabkan berbagai masalah. Tak hanya berdampak pada kesehatan, fenomena alam ini juga memengaruhi lingkungan di sekitar Anda. 

Bahkan, senyawa kimia yang berbahaya dapat terbawa angin dan berpindah dari satu negara ke negara lainnya atau dari satu benua ke benua lain.

Dampak terhadap kesehatan manusia

Partikel sulfur dioksida dan nitrogen oksida berukuran kecil dapat menyebabkan asma, bronkitis, atau gangguan pernapasan lainnya bila terhirup. 

Pada orang yang sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit pernapasan, fenomena alam ini bisa menyebabkan kekambuhan atau bahkan memperburuk gejala yang ada.

Lebih jauh lagi, partikel asam tersebut juga bisa menyebabkankerusakan paru-paru permanen bila Anda terpapar dalam jumlah yang berlebihan dan dalam jangka panjang.

Dampak terhadap lingkungan hidup

Fenomena alam ini juga berdampak pada ekosistem yang terdiri dari tumbuhan, hewan, beserta lingkungan termasuk udara, air, dan tanah di dalamnya.

1. Kerusakan hutan

Pada dasarnya, air hujan yang merembes ke tanah membantu melarutkan zat-zat penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan pepohonan. 

Akan tetapi, fenomena ini dapat menyebabkan pelepasan zat berbahaya ke tanah, misalnya aluminium. Asam juga dapat menghilangkan lapisan pelindung daun yang terbuat dari lilin alami.

Alhasil, daun tidak dapat berfotosintesis dengan baik. Tidak hanya menyebabkan kerusakan pohon, ini juga sekaligus mematikan organisme lain yang ada di dalam hutan tersebut.

2. Terganggunya ekosistem perairan

Dampak hujan asam paling jelas terlihat pada ekosistem perairan. Hal ini jugalah yang menyebabkan terjadinya pencemaran air.

Danau dan sungai yang terkontaminasi menyebabkan berbagai spesies biota air mati karena tidak mampu bertahan di lingkungan yang asam.

Jika spesies dalam air mati, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap rantai makanan makhluk hidup lainnya, termasuk spesies non-perairan seperti manusia.

3. Kerusakan bangunan

Fenomena ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada banyak objek, termasuk bangunan, patung, monumen, dan kendaraan. 

Bahan kimia yang terkandung dalam air hujan menyebabkan perkaratan atau korosi pada benda-benda logam sehingga membuatnya jadi lebih rapuh dan keropos.

Jikai korosi terjadi pada fasilitas umum, seperti jembatan dari besi, ini tentu akan membahayakan orang-orang yang menggunakannya.

Sementara pada objek dari batu, seperti patung dan monumen, korosi membuat penampilannya jadi usang dan lapuk.

Pencegahan hujan asam

Satu-satunya langkah pencegahan ialah membatasi pelepasan polutan yang memicu fenomena ini. Caranya bisa dengan menggunakan lebih sedikit bahan bakar fosil dan menetapkan standar kualitas udara yang baik.

Kedua hal tersebut tentu memerlukan keterlibatan pemerintah dalam membuat peraturan terkait polusi udara, seperti beralih ke energi terbarukan atau membatasi kendaraan bermotor.

Meski begitu, terdapat pula beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi polusi udara.

  • Menghemat penggunaan energi listrik. Pilihlah peralatan rumah tangga yang hemat energi dan matikan peralatan listrik di rumah bila tidak dipakai. Makin sedikit listrik yang Anda gunakan, makin sedikit pembangkit listrik akan dipancarkan.
  • Membatasi penggunaan kendaraan pribadi. Dibandingkan harus mengeluarkan uang bensin dan tenaga untuk menyetir kendaraan sendiri, ada baiknya Anda bersepeda atau berjalan kaki bila jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh.
  • Beralih ke moda transportasi umum. Mulai sekarang, cobalah untuk beralih ke moda transportasi umum bila ingin berpergian. Anda bisa menggunakan angkot, bus, KRL, atau ojek online

Berbagai aktivitas manusia berkontribusi besar dalam menyebabkan hujan asam. Dampak buruknya mungkin tidak Anda rasakan sekarang, tetapi dalam jangka panjang.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is Acid Rain?. United State Environmental Protection Agency. (2022). Retrieved 8 July 2022, from https://www.epa.gov/acidrain/what-acid-rain

Effects of Acid Rain. United State Environmental Protection Agency. (2022). Retrieved 8 July 2022, from https://www.epa.gov/acidrain/effects-acid-rain

Acid Rain and Water. U.S. Geological Survey. (2019). Retrieved 8 July 2022, from https://www.usgs.gov/special-topics/water-science-school/science/acid-rain-and-water

Burns, D., Aherne, J., Gay, D., & Lehmann, C. (2016). Acid rain and its environmental effects: Recent scientific advances. Atmospheric Environment, 146, 1-4. https://doi.org/10.1016/j.atmosenv.2016.10.019

Ogden, L. (2018). Acid Rain: Researchers Addressing Its Lingering Effects. Bioscience. https://doi.org/10.1093/biosci/biy113

Versi Terbaru

29/07/2022

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Dampak Pencemaran Suara bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Tips Memilih Tisu yang Ramah Lingkungan dan Lebih Sehat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 29/07/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan