backup og meta

Identik dengan Musim Sakit, Adakah Manfaat Cuaca Dingin?

Identik dengan Musim Sakit, Adakah Manfaat Cuaca Dingin?

Saat cuaca dingin, biasanya banyak orang yang jatuh sakit. Namun, siapa sangka ternyata cuaca dingin juga memiliki manfaat untuk kesehatan. Apa saja?

Manfaat cuaca dingin untuk kesehatan

Cuaca dingin memang sering kali bikin tubuh jadi menggigil dan tidak nyaman.

Namun, cuaca dingin ternyata tidak seburuk yang Anda bayangkan. Ada manfaat kesehatan yang tersembunyi di balik dinginnya cuaca yang Anda rasakan.

1. Lebih banyak membakar lemak

Anda mungkin mengira bahwa olahraga di bawah terik matahari akan membakar lemak lebih banyak. Namun, cuaca dingin juga punya manfaat untuk pembakaran lemak.

Hal ini disebutkan dalam sebuah penelitian dalam Journal of Clinical Investigation pada tahun 2012 silam yang melibatkan 6 pria untuk diukur metabolisme tubuhnya pada saat cuaca dingin.

Hasilnya, metabolisme tubuh pria mengalami peningkatan hingga 80% saat cuaca dingin. Meningkatnya metabolisme berarti membantu pembakaran lemak tubuh lebih optimal. 

Selain itu, saat berada di suhu dingin, tubuh Anda bekerja lebih keras untuk mempertahankan kehangatan.

Oleh karena itu, Anda tak perlu ragu untuk berolahraga saat cuaca sedang dingin.

2. Meningkatkan kualitas tidur

Manfaat cuaca dingin untuk kesehatan

Pada dasarnya, suhu inti tubuh akan menurun secara alami ketika Anda mulai memejamkan mata dan berusaha tidur. 

Namun, tahukah Anda bahwa manfaat cuaca dingin juga dapat meningkatkan kualitas tidur Anda?

Suhu lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kondisi seseorang saat tidur.

Menurut riset dalam Journal Of Physiological Anthropology (2012), cuaca dingin tidak mengganggu tahapan tidur, sehingga seseorang jadi lebih mudah tidur nyenyak.

Sebaliknya, cuaca panas dapat memengaruhi kenyamanan saat tidur yang mengakibatkan seseorang lebih sulit mendapatkan tidur yang berkualitas.

Ketika Anda sulit tidur atau mengalami insomnia, coba atur suhu kamar Anda jadi lebih rendah.

Udara dingin bisa membantu suhu tubuh menurun, sehingga Anda tidur lebih cepat dan lelap.

3. Meningkatkan nafsu makan

Anda mungkin sudah tidak asing dengan anggapan bahwa cuaca dingin membuat Anda jadi lebih sering makan.

Saat cuaca dingin, hipotalamus akan mendeteksi perubahan suhu lingkungan dan memerintahkan tubuh untuk membakar lebih banyak lemak agar tubuh tetap hangat.

Hal ini harus dilakukan agar beberapa organ tubuh tetap bekerja dengan baik.

Pembakaran lemak di tubuh ini dapat meningkatkan laju metabolisme, sehingga Anda akan merasakan sinyal lapar sebagai penanda tubuh memerlukan lebih banyak makanan.

Meski begitu, bukan berarti Anda dapat mengonsumsi apa saja tanpa memperhatikan kandungan gizinya.

Sebaiknya, manfaatkan efek gampang lapar saat udara dingin dengan lebih sering mengonsumsi makanan bergizi dan camilan sehat.

4. Meredakan peradangan dan infeksi

manfaat udara dingin

Manfaat lain dari cuaca dingin bagi kesehatan adalah membantu meredakan peradangan.

Anda mungkin sudah tak asing dengan anjuran untuk memberikan kompres dingin pada area tubuh memar karena terbentur atau jatuh.

Paparan suhu dingin dapat membantu mengurangi peradangan dan pembesaran pembuluh darah di bagian tubuh yang terluka.

Sama halnya dengan kompres dingin, udara dingin memperkecil pembuluh darah yang meradang dan membesar. Hasilnya, rasa sakitnya pun akan berkurang.

Meski begitu, mengandalkan cuaca dingin bukanlah satu-satunya penanganan untuk meredakan masalah peradangan akibat luka.

Anda tetap perlu memberikan pertolongan pertama untuk merawat luka terbuka dengan baik.

5. Membantu menjaga kesehatan kulit

Biasanya, Anda akan mengalami kulit kering dan kaku jika terkena udara dingin terlalu lama.

Namun jangan salah, udara dingin justru memiliki manfaat membuat kulit Anda tampak sehat dan bercahaya.

Cuaca dingin berperan sebagai astringen yang dapat mengencangkan pori-pori kulit. 

Selain itu, suhu dingin dapat membantu memperlambat produksi minyak berlebih sehingga kulit Anda terhindar dari jerawat.

Saat cuaca dingin, air di rumah pun jadi dingin. Jika tidak sampai membuat Anda menggigil, menggunakan air biasa saat cuaca dingin juga bermanfaat.

Bahkan, riset dalam Journal Of Clinical Medicine (2022) menganjurkan untuk menggunakan air dingin atau suam-suam kuku untuk mencuci tangan.

Pasalnya, terpapar air hangat atau panas terlalu lama justru dapat berisiko merusak lapisan pelindung kulit atau skin barrier.

6. Mencegah penyakit akibat nyamuk

Salah satu manfaat berada di cuaca dingin adalah dapat terhindar dari infeksi yang disebabkan oleh nyamuk, contohnya demam berdarah dan virus Zika. 

Suhu yang cukup dingin, yaitu di bawah 10 °C, biasanya digunakan oleh nyamuk Aedes dan Culex untuk hibernasi dan tidak aktif menyerang manusia.

Ini artinya, kemungkinan Anda terkena gigitan nyamuk saat cuaca dingin cenderung lebih rendah.

Dengan begitu, Anda bisa sedikit bernapas lega dari kekhawatiran akan  terkena demam berdarah.

Namun, bukan berarti Anda tak perlu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Pasalnya, ancaman penyakit lainnya juga tetap dapat menghampiri jika tidak menjaga kebersihan.

7. Membantu pikiran jadi lebih tenang

Cuaca dingin sering diidentikkan dengan penurunan suasana hati dan malas. Padahal, faktanya tidak selalu demikian.

Studi dalam Journal Of Health Economics (2019) mengemukakan bahwa suhu yang cenderung rendah dapat menurunkan risiko masalah kesehatan mental.

Sebaliknya, suhu panas justru bikin capek dan meningkatkan risiko depresi hingga bunuh diri.

Namun, cuaca dingin bukanlah faktor tunggal yang dapat mencegah seseorang mengalami masalah kesehatan mental.

Pasalnya, kesehatan mental dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, stressor, hingga perilaku orang-orang sekitar.

Itulah sejumlah manfaat cuaca dingin bagi kesehatan yang tak banyak diketahui. Meski begitu, tetap jaga kesehatan Anda selama menjalani aktivitas dalam cuaca dingin.

Anda bisa mengonsumsi asupan bernutrisi dengan tambahan suplemen atau makanan yang menghangatkan tubuh. Cukupi juga waktu istirahat untuk memperkuat stamina. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Out in the Cold – Harvard Health Publications – Harvard Health. (2010). Retrieved 3 January 2023, from https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/out-in-the-cold

Gatterer, H., Dünnwald, T., Turner, R., Csapo, R., Schobersberger, W., & Burtscher, M. et al. (2021). Practicing Sport in Cold Environments: Practical Recommendations to Improve Sport Performance and Reduce Negative Health Outcomes. International Journal Of Environmental Research And Public Health, 18(18), 9700. doi: 10.3390/ijerph18189700

Cannon, B., & Nedergaard, J. (2012). Yes, even human brown fat is on fire!. Journal Of Clinical Investigation, 122(2), 486-489. doi: 10.1172/jci60941

Okamoto-Mizuno, K., & Mizuno, K. (2012). Effects of thermal environment on sleep and circadian rhythm. Journal Of Physiological Anthropology, 31(1). doi: 10.1186/1880-6805-31-14

Ma, Y., Olendzki, B., Li, W., Hafner, A., Chiriboga, D., & Hebert, J. et al. (2005). Seasonal variation in food intake, physical activity, and body weight in a predominantly overweight population. European Journal Of Clinical Nutrition, 60(4), 519-528. doi: 10.1038/sj.ejcn.1602346

Herrero-Fernandez, M., Montero-Vilchez, T., Diaz-Calvillo, P., Romera-Vilchez, M., Buendia-Eisman, A., & Arias-Santiago, S. (2022). Impact of Water Exposure and Temperature Changes on Skin Barrier Function. Journal Of Clinical Medicine, 11(2), 298. doi: 10.3390/jcm11020298

Mullins, J., & White, C. (2019). Temperature and mental health: Evidence from the spectrum of mental health outcomes. Journal Of Health Economics, 68, 102240. doi: 10.1016/j.jhealeco.2019.102240

Versi Terbaru

19/01/2023

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

7 Cara Mengatasi Telapak Tangan dan Kaki yang Dingin

Depresi Musiman (Seasonal Affective Disorder)


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 19/01/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan