Sebagai langkah pencegahan penyakit akibat penurunan kekebalan terkait usia (Age-Related Declined Immunity (ARDI)) pada orang dewasa, Persatuan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah merilis jadwal vaksinasi dewasa terbaru untuk tahun 2024.
Jadwal vaksinasi dewasa 2024 oleh PAPDI
Berbagai penyakit pada orang tua memang bisa diobati. Namun, kebanyakan penyakit yang disebabkan oleh penurunan kekebalan terkait usia membutuhkan perawatan jangka panjang dan dapat menurunkan kualitas hidup pasien.
Oleh karena itu, pencegahan dinilai sebagai langkah yang penting dilakukan. Salah satu langkah utama dalam upaya pencegahan penyakit adalah dengan imunisasi atau vaksinasi.
Berikut adalah jadwal vaksinasi dewasa sebagaimana yang direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI tahun 2024.
Setap jenis vaksin memiliki fungsi yang berbeda untuk mencegah masalah kesehatan tertentu. Berikut adalah penjelasan singkatnya.
- Influenza: mencegah infeksi virus influenza penyebab flu.
- Td/Tdap: mencegah infeksi tetanus, pertusis atau batuk rejan, dan difteri pada orang dewasa.
- Varicella: mencegah infeksi virus Varicella penyebab cacar air.
- HPV untuk perempuan: mencegah kutil kelamin serta berbagai jenis kanker pada organ reproduksi wanita, seperti serviks dan vulva.
- HPV untuk laki-laki: mencegah kutil kelamin serta kanker penis.
- Herpes zoster rekombinan: mencegah herpes zoster (cacar api) dan komplikasi yang menyertai.
- MMR: mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubela/campak jerman.
- PCV13: mencegah 13 jenis infeksi bakteri S. pneumoniae penyebab pneumonia dan meningitis.
- PCV15: mencegah infeksi 15 jenis infeksi bakteri S. pneumoniae penyebab pneumonia dan meningitis.
- PPSV23: mencegah infeksi 23 jenis infeksi bakteri S. pneumoniae penyebab pneumonia, meningitis, bronkopneumonia, hingga sepsis.
- Meningitis meningokokal polisakarida: mencegah infeksi bakteri N. meningitidis penyebab meningitis atau radang selaput otak.
- Meningitis meningokokal konjugat: sama seperti polisakarida, tetapi memberikan perlindungan lebih lama dan kekebalan lebih tinggi.
- Hepatitis A: mencegah infeksi virus hepatitis A penyebab radang hati
- Hepatitis B: mencegah infeksi virus hepatitis B penyebab radang hati kronis.
- Hepatitis A dan B: mencegah dua infeksi hepatitis sekaligus.
- Hepatitis A dan typhoid: mencegah hepatitis sekaligus tipes oleh bakteri Salmonella.
- Thyphoid fever polisakarida: mencegah tipes dan risiko komplikasinya, disuntikkan ke otot atau bawah kulit.
- Typhoid fever konjugat: mencegah tipes dan risiko komplikasinya, disuntikkan secara intramuskular (tegak lurus kulit).
- Yellow fever: mencegah demam kuning yang ditularkan oleh nyamuk.
- Japanese encephalitis: mencegah infeksi virus penyebab ensefalitis atau radang otak.
- Rabies: mencegah infeksi rabies yang ditularkan hewan.
- COVID-19: mencegah tertular COVID-19
- Dengue: mencegah virus penyebab demam berdarah dengue (DBD).
- Polio (IPV): mencegah infeksi virus polio penyebab penyakit saraf dan kelumpuhan permanen.
Berdasarkan jadwal imunisasi dewasa tersebut, juga terlihat gambaran kelompok prioritas yang sebaiknya segera mendapatkannya.
Pengelompokkan ini ditandai dengan warna kuning, jingga/oranye, ungu, dan putih.
- Kuning: diberikan pada semua orang sesuai kelompok usianya.
- Jingga: diberikan pada kelompok orang di daerah endemis atau seseorang yang bepergian ke daerah tersebut.
- Ungu: diberikan pada seseorang yang berisiko, seperti pekerjaan, gaya hidup, bepergian, dan lain-lain.
- Putih: tidak ada rekomendasi.
Berbagai jenis vaksin untuk orang dewasa tersebut tetap direkomendasikan bagi orang-orang dengan riwayat penyakit tertentu, sebab beberapa penyakit bisa terjadi secara berulang atau recurring.
Jadwal vaksinasi orang dewasa dengan kondisi tertentu
Selain menentukan jadwal, PAPDI juga telah membuat peraturan pemberian vaksin pada kelompok tertentu mengingat beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko kontraindikasi.
Sebelum mendapatkan vaksin, pastikan Anda tidak termasuk dalam kelompok kontraindikasi. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti panduan warna pada tabel di atas.
Berikut adalah arti dari masing-masing kelompok warna.
- Hijau: vaksin dapat diberikan pada semua orang sesuai usianya.
- Kuning: vaksin danya diberikan pada kelompok berisiko, seperti jemaah haji, infeksi HIV, diabetes.
- Abu-abu: tidak ada rekomendasi.
- Merah: tidak disarankan karena berpotensi menimbulkan efek samping yang merugikan.
Jangan lupa untuk menjelaskan kondisi kesehatan Anda dengan jujur kepada petugas kesehatan agar Anda mendapatkan manfaat vaksin dan terhindar dari risikonya.
Cara membaca jadwal vaksin orang dewasa
Untuk memudahkan Anda dalam memahami jadwal vaksinasi dewasa dari PAPDI, berikut adalah contoh cara membaca jadwal vaksin herpes zoster rekombinan berdasarkan kedua gambar di atas.
Vaksin herpes zoster diberikan sebanyak dua dosis kepada seseorang di atas usia 19 tahun, khususnya bagi mereka yang berprofesi sebagai petugas kesehatan atau memiliki:
- imunokompromais,
- infeksi HIV,
- penyakit jantung,
- penyakit hati kronis,
- penyakit paru kronis,
- alkoholisme,
- asplenia (tidak adanya limpa), atau
- gagal ginjal.
Namun, vaksin herpes zoster tidak disarankan bagi ibu hamil dan menyusui. Anda bisa mendapatkannya setelah selang waktu tertentu dari kehamilan dan masa menyusui.
Sementara itu, vaksin demam kuning diprioritaskan bagi seseorang di atas 19 tahun dengan kondisi tertentu. Sebagai contoh, seseorang yang akan bepergian ke luar negeri.
Namun, vaksin yellow fever tidak direkomendasikan bagi ibu hamil dan menyusui, seseorang dengan imunokompromais, asplenia, atau terinfeksi HIV (tetapi tidak terapi ARV) karena berisiko menimbulkan efek samping.
Setiap fasilitas layanan kesehatan mungkin memiliki ketersediaan jenis vaksin yang berbeda. Oleh karena itu, Anda bisa memastikan terlebih dahulu apakah mereka memiliki vaksin yang Anda butuhkan.
Vaksin memang bukanlah obat yang bisa menyembuhkan penyakit atau membuat Anda kebal 100% terhadap penyakit.
Akan tetapi, vaksin terbukti dapat mengurangi gejalanya, mempercepat proses penyembuhan, dan mengurangi risiko komplikasinya.
Kesimpulan
[embed-health-tool-bmi]