Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit langka mirip cacar air yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Berbicara tentang kemiripannya dengan cacar air, banyak pertanyaan yang muncul, apakah kini sudah terdapat vaksin cacar monyet?
Ditulis oleh dr. Pamela Sandhya De Jaka · General Practitioner · None
Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit langka mirip cacar air yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Berbicara tentang kemiripannya dengan cacar air, banyak pertanyaan yang muncul, apakah kini sudah terdapat vaksin cacar monyet?
Cacar monyet kini sedang menjadi penyakit yang diwaspadai secara global karena penularannya yang tergolong cepat.
Sejak dilaporkan pertama kali pada April lalu, kasus cacar monyet sampai saat ini tercatat lebih dari 14.000 kasus dengan lima kematian di dunia, menurut Tedros Adhanom Ghebreyesus, PhD, selaku Direktur Jenderal WHO.
Terdapat dua jenis vaksin yang telah dilisensikan oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mencegah infeksi cacar monyet, yaitu JYNNEOS (juga dikenal sebagai Imvamune atau Imvanex) dan ACAM2000.
Namun, vaksin cacar monyet tersebut belum ada di Indonesia karena stok dunia sangat terbatas, terutama untuk jenis JYNNEOS.
Meskipun banyak pasokan ACAM2000, jenis vaksin ini masih dikontraindikasikan untuk banyak kondisi.
Dengan keterbatasan vaksin cacar monyet yang ada, lalu, siapa saja yang bisa mendapat vaksin cacar monyet?
Sebelum membahas hal tersebut, mari kita pahami terlebih dahulu masing-masing jenis vaksin cacar monyet yang telah tersedia.
JYNNEOS adalah sebuah merek dagang untuk vaksin cacar monyet yang diproduksi oleh Perusahaan bernama Bavarian Nordic di Amerika Serikat.
Vaksin ini mengandung virus hidup yang tidak bereplikasi (memperbanyak diri) secara efisien dalam sel manusia.
Rute pemberian vaksin ini adalah secara subkutan (suntikan di bawah kulit), yang diberikan sebanyak dua suntikan terpisah dengan jarak empat minggu.
Respons imun tubuh membutuhkan waktu dua minggu setelah dosis kedua untuk perkembangan maksimal.
Vaksin JYNNEOS dilisensikan oleh FDA untuk digunakan dalam pencegahan cacar monyet pada orang berusia 18 tahun ke atas.
Kemanjuran atau efektivitas vaksin JYNNEOS hingga saat ini masih didukung oleh penelitian pada hewan sehingga perlu tahap penelitian lebih lanjut.
Sejauh ini reaksi efek samping yang timbul pascasuntikan JYNNEOS antara lain reaksi di tempat suntikan seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan.
Seseorang dengan alergi parah terhadap komponen vaksin apa pun seperti gentamisin, siproflosaksin, dan protein telur, tidak boleh menerima vaksin ini.
Vaksin ini dinilai aman untuk diberikan kepada orang dengan HIV dan dermatitis atopik.
Terkait pemberiannya pada ibu hamil atau menyusui, meskipun belum ada data yang menunjang, data penelitian pada hewan tidak menunjukkan bukti masalah reproduksi.
Dengan demikian, untuk saat ini diputuskan bahwa kehamilan dan menyusui bukan merupakan kontraindikasi pemberian vaksin JYNNEOS.
Vaksin cacar monyet lainnya yang tersedia adalah ACAM2000. Vaksin yang diproduksi oleh Sanofi Pasteur Biologics Co ini dibuat dari virus Vaccinia hidup yang mampu bereplikasi (memperbanyak diri).
Rute pemberian vaksin ini adalah perkutan (suntikan pada kulit) dengan satu dosis melalui beberapa teknik tusukan dengan jarum bercabang.
Respons imun tubuh membutuhkan waktu empat minggu untuk perkembangan maksimal.
Setelah inokulasi (perpindahan virus ke dalam tubuh) melalui suntikan berhasil, lesi akan terbentuk pada area vaksinasi dan membutuhkan waktu hingga enam minggu atau lebih untuk lesi dapat sembuh.
ACAM2000 juga telah diizinkan oleh FDA untuk digunakan melawan monkeypox di bawah akses Investigational New Drugs (IND) yang diperluas.
Ini merupakan izin penggunaan produk obat baru yang diteliti di luar uji klinis untuk mengobati pasien dengan penyakit atau kondisi serius atau segera mengancam jiwa ketika tidak ada pilihan pengobatan alternatif yang sebanding atau memuaskan.
Sama halnya dengan JYNNEOS, kemanjuran atau efektivitas ACAM2000 masih didukung oleh penelitian pada hewan.
Efek samping pemberian vaksin jenis ACAM2000 yang mungkin timbul di antaranya:
ACAM2000 tidak boleh diberikan kepada orang dengan:
Menjawab pertanyaan tentang siapa saja yang bisa mendapat vaksinasi cacar monyet, untuk saat ini, kedua jenis vaksin tersebut masih sedang dialokasikan secara yurisdiksi untuk digunakan bagi individu dengan kondisi sebagai berikut.
Pertama, yakni individu yang melakukan kontak dengan penderita cacar monyet, yang diidentifikasi oleh dinas kesehatan masyarakat melalui investigasi kasus, pelacakan kontak, dan penilaian paparan risiko
Kedua, yaitu individu yang melakukan kontak dengan penderita cacar monyet, yang memenuhi kriteria berikut.
Sementara, secara khusus, pemberian vaksin JYNNEOS harus diprioritaskan untuk orang-orang dengan kondisi tertentu.
Kondisi tersebut di antaranya berisiko mengalami efek samping yang parah dengan pemberian ACAM2000 atau yang mungkin dapat mengalami keparahan penyakit infeksi cacar monyet, seperti orang dengan HIV atau gangguan kekebalan tubuh lainnya.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar