Di era yang modern ini, berbagai perangkat teknologi yang memudahkan aktivitas manusia terus diciptakan dan diperbarui, termasuk dalam bidang kesehatan. Kabarnya, dalam beberapa waktu ke depan peneliti mulai mengaplikasikan epigenetik.
Istilah ini mungkin masih asing bagi Anda dan keluarga di rumah. Akan tetapi, tidak ada salahnya jika Anda mengenal hal ini lebih dalam lewat ulasan berikut ini.
Apa itu epigenetik?
Menurut CDC, epigenetik adalah studi yang mempelajari bagaimana perilaku dan lingkungan seseorang dapat mengubah gen di dalam tubuh.
Gen adalah unit fisik dan fungsional dasar hereditas, yakni penurunan sifat genetik dari orang tua ke anak. Gen terdiri dari DNA dan beberapa gen yang bertindak sebagai pengintruksi untuk membuat molekul yang disebut dengan protein.
Perubahan cara kerja gen ini tidak sama dengan perubahan gen yang dikenal juga dengan sebutan mutasi gen.
Epigenetik bersifat reversibel, yakni tidak mengubah urutan DNA. Akan tetapi, mengubah cara tubuh dalam membaca urutan DNA.
Selain itu, perubahan ini mengarah pada ekspresi gen yang mengacu pada seberapa sering atau kapan protein dibuat dari intruksi di dalam gen. Sementara mutasi gen dapat mengubah protein akan dibuat.
Sederhananya, epigenetik tidak mengubah gen tapi hanya mengubah cara kerja gen.
Seperti apa cara kerja epigenetik?
Perubahan cara kerja gen ini sudah disebutkan dapat memerngaruhi ekspresi gen dengan cara yang berbeda-beda.
Merangkum Centers for Disease Control and Prevention, berikut ini adalah jenis-jenis perubahan cara kerja gen.
1. Metilasi DNA
Metilasi merupakan proses penambahan rantai zat kimia ke dalam susunan DNA.
Jadi, kelompok ini ditambahkan ke lokasi tertentu pada DNA, yang kemudian akan memblokir protein yang menempel pada DNA sehingga pembacaan DNA akan terhambat.
Kelompok kimia ini juga bisa dihilangkan melalui proses demetilasi. Biasanya, metilasi akan mematikan gen dan demetilasi akan menghidupkan gen.
2. Modifikasi histon
DNA membungkus protein yang disebut histon. Histon yang terbungkus rapat oleh DNA tidak dapat diakses oleh protein yang membaca gen.
Beberapa gen yang membungkus histon akan dimatikan (kondisi off), dan beberapa gen yang tidak membungkus protein akan tetap hidup (kondisi on).
Zat kimia dapat ditambahkan maupun dihilangkan dari histon dan mengubah gen tersebut dimatikan atau dihidupkan.
3. RNA non-coding
Dalam perubahan cara kerja gen, ada yang disebut dengan DNA dan RNA.
DNA digunakan sebagai pengintruksi untuk membuat RNA pengkodean dan non-pengkodean. Kode RNA ini nantinya digunakan untuk membuat protein.
RNA non-coding membantu mengontrol ekspresi gen dengan menempel pada coding RNA, bersama dengan protein tertentu, untuk memecah coding RNA sehingga tidak dapat digunakan untuk membuat protein.
RNA non-coding juga melibatkan protein untuk memodifikasi histon supaya dapat mengaktifkan atau menonaktifkan gen.
Apa pentingnya mengetahui genetik pada makhluk hidup?
Bagaimana epigenetik bisa berubah?
Perubahan cara membaca gen ini bisa terjadi karena beberapa faktor, di antaranya.
1. Tubuh kembang tubuh
Perubahan ini bisa terjadi sebelum Anda dilahirkan. Semua sel di dalam tubuh Anda memiliki gen yang sama, tapi terlihat dan bertindak berbeda.
Saat Anda tumbuh, perubahan cara kerja gen ini membantu menentukan fungsi mana yang akan dimiliki sel, apakah itu akan menjadi sel jantung, sel saraf, atau sel kulit.
Contohnya pada sel otot dan sel saraf. Kedua sel ini memiliki DNA yang sama, tetapi bekerja secara berbeda.
Sel saraf mengantarkan informasi ke sel lain di tubuh. Sementara sel otot memiliki struktur yang membantu kemampuan tubuh untuk bergerak.
Perubahan cara kerja gen ini memungkinkan sel otot untuk mengaktifkan gen dalam membuat protein penting yang mendukung tugasnya, dan mematikan gen yang menjalankan fungsi sel saraf.