Anda mungkin pernah mendengar istilah DNA dan RNA saat membahas mengenai sel tubuh makhluk hidup. Meski terdengar hampir sama, ada perbedaan antara DNA dan RNA yang penting untuk Anda ketahui.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Anda mungkin pernah mendengar istilah DNA dan RNA saat membahas mengenai sel tubuh makhluk hidup. Meski terdengar hampir sama, ada perbedaan antara DNA dan RNA yang penting untuk Anda ketahui.
Baik DNA maupun RNA pada dasarnya sama-sama membawa informasi genetik pada makhluk hidup. Akan tetapi, juga penting bagi Anda untuk membedakan keduanya.
Supaya Anda tidak keliru dalam memahami keduanya, mari mengenal perbedaan antara DNA dan RNA lewat pembahasan di bawah ini.
Deoxyribonucleic acid (asam deoksiribonukleat) atau DNA adalah molekul yang membawa informasi genetik untuk perkembangan suatu organisme (makhluk hidup).
DNA beruntai ganda atau terbuat dari dua untaian terkait yang berputar satu sama lain. Bentuknya menyerupai tangga dan juga dikenal sebagai heliks ganda.
Ribonucleic acid (asam ribonukleat) atau RNA memiliki kesamaan dengan DNA dan membawa informasi genetik pada makhluk hidup.
Akan tetapi, RNA beruntai tunggal. Artinya, rantainya hanya satu dan tidak memiliki pasangan seperti halnya DNA.
DNA berfungsi untuk menyimpan dan memindahkan informasi genetik yang khas tidak hanya untuk manusia, tetapi pada setiap makhluk hidup di muka bumi.
Hal ini menentukan karakteristik dan sifat yang diturunkan makhluk hidup. Dengan bantuan DNA, para ahli juga bisa menunjukkan perbedaan satu organisme dan organisme lainnya.
RNA juga tersusun dari materi yang sama dengan DNA dan bertanggung jawab sebagai pembawa informasi genetik, terutama pada virus.
Dikutip dari Britannica, RNA pada tubuh manusia juga memiliki fungsi sebagai pembawa dan penerjemah kode genetik untuk pembentukan (sintesis) protein dalam sel.
Sebagian besar DNA terletak di inti sel (nukleus). Di dalam inti sel tersebut, DNA disusun menjadi struktur padat disebut sebagai kromosom.
Selain itu, sejumlah kecil DNA juga bisa ditemukan pada mitokondria. Organ sel (organel) ini mengambang bebas dalam cairan sitoplasma yang mengelilingi nukleus.
RNA dalam sel bisa ditemukan pada lokasi yang berbeda, tergantung pada jenisnya. Rantai genetik ini bisa berada di nukleus, sitoplasma, atau ribosom.
Perbedaan antara DNA dan RNA terlihat dari strukturnya. Struktur DNA adalah heliks ganda bentuk -B, yakni dua buah molekul beruntai yang terdiri dari rantai panjang nukleotida.
Sebaliknya, struktur RNA umumnya berbentuk heliks tunggal bentuk -A yang terdiri dari rantai nukleotida yang lebih pendek.
Nukleotida sendiri merupakan struktur pembentuk DNA dan RNA yang penting untuk perkembangan sel pada tubuh manusia dan penggantian jaringan yang rusak.
DNA mengandung gula deoxyribose (deoksiribosa), sedangkan RNA mengandung gula ribose (ribosa). Satu-satunya perbedaan DNA dan RNA ini terletak pada gugusnya.
Ribosa memiliki satu gugus -OH yang lebih banyak daripada deoksiribosa. Ini membuat RNA lebih tidak stabil dalam basa, sebab ribosa lebih reaktif dibandingkan deoksiribosa.
Perbedaan DNA dan RNA juga terlihat dari komposisi pasangan basa nitrogen yang dimilikinya.
DNA memiliki empat basa, yakni guanin (G), sitosin (C), adenin (A), dan timin (T). Dalam struktur heliks ganda, basa akan saling membentuk pasangan, yakni GC (guanin-sitosin) dan AT (adenin-timin).
RNA pada dasarnya juga memiliki susunan basa yang hampir sama, tetapi basa keempat atau timin (T) digantikan dengan urasil (U). Urasil berbeda dari timin karena tidak memiliki gugus metil pada cincinnya.
Salah satu kemampuan unik yang dimiliki oleh DNA yakni memperbanyak diri (replikasi) dengan bantuan enzim polimerase DNA.
Sementara itu, RNA tidak melakukan proses replikasi, tetapi menyalin informasi genetik DNA ke dalam bentuk RNA (transkripsi). Hal ini juga dilakukan dengan bantuan enzim polimerase RNA .
Alhasil, inilah yang menjadikan RNA sebagai membawa informasi genetik. Ia menjadi salinan DNA yang dibentuk dari sel tubuh manusia atau makhluk hidup lainnya.
Perbedaan DNA dan RNA juga berkaitan dengan sifat pengaktifan kembali (reaktivasi) molekul pembentuknya.
Ikatan CH dalam DNA membuat strukturnya cukup stabil terhadap enzim yang menyerangnya. Alur kecil pada heliks juga berfungsi melindungi agar enzim tidak mudah menempel.
Sebaliknya, ikatan OH dalam RNA membuat molekul lebih reaktif. RNA tidak stabil dalam basa dan alurnya yang besar juga membuatnya lebih rentan pada serangan enzim.
Meski begitu, RNA memiliki sifat reaktivitas tinggi (mudah mengalami reaksi kimia) sehingga akan terus diproduksi, digunakan, dan didaur ulang kembali.
Pada umumnya, molekul DNA lebih rentan mengalami kerusakan dibandingkan dengan RNA yang relatif lebih tahan saat terpapar sinar ultraviolet (UV).
DNA mungkin akan mengalami kerusakan setiap hari. Meski begitu, tubuh memiliki mekanisme untuk terus memperbaiki kerusakan tersebut.
Namun, kerusakan yang tidak bisa diperbaiki bisa memicu mutasi. Akibatnya, rusaknya DNA ini dapat menyebabkan sel normal berkembang jadi sel kanker.
Tes DNA menjadi salah satu cara untuk mencegah dan menentukan perawatan kanker. Prosedur ini juga membantu diagnosis kelainan genetik yang diturunkan dalam keluarga.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar