backup og meta

Distemper Anjing

Distemper Anjing

Mata anjing Anda tiba-tiba mengeluarkan cairan bernanah? Atau mereka kerap memiringkan kepalanya tanpa alasan tertentu? Jika ya, segeralah mengunjungi dokter untuk memastikan penyebabnya. Terkadang, kedua kondisi tersebut bisa menandakan bahwa anjing Anda terpapar infeksi virus distemper.

Apa itu distemper anjing?

Distemper adalah penyakit infeksi virus paramyxovirus yang bisa menyerang sistem pernapasan, pencernaan, hingga sistem saraf anjing.

Selain anjing, virus ini bisa ditemukan pada berbagai jenis hewan liar, seperti rakun, musang, dan rubah

Penyakit infeksi ini bisa menyerang semua jenis anjing, terutama yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap dan berusia di bawah empat bulan.

Vaksinasi distemper termasuk sebagai vaksinasi inti bagi anjing, bersama dengan vaksin parvovirus, canine adenovirus, dan rabies.

Ciri-ciri distemper anjing

anjing sakit distemper

Gejala infeksi virus distemper biasanya mulai muncul setelah 3–6 hari anjing Anda terinfeksi. Pada tahap awal, berikut adalah beberapa ciri-ciri anjing yang sakit karena paramyxovirus.

  • Demam.
  • Hidung mengeluarkan cairan bening.
  • Mata mengeluarkan cairan bernanah.
  • Penurunan nafsu makan.
  • Hiperkeratosis atau penebalan bantalan kaki serta hidung.
  • Lesu.
  • Muntah.
  • Diare.

Berbagai gejala tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa sistem imun anjing Anda sedang bekerja. Meski begitu, Anda sebaiknya tetap segera membawanya ke dokter hewan.

Sementara itu, jika sistem imun tidak berhasil melawan paramyxovirus, kondisi ini bisa menyebabkan infeksi sekunder yang menyerang sistem saraf.

Anjing yang mengalami infeksi sekunder mungkin mengalami berbagai gejala ini.

  • Kelumpuhan pada sebagian atau seluruh bagian tubuh.
  • Kejang-kejang.
  • Nistagmus (gerakan mata berulang).
  • Otot kaku atau berkedut.
  • Muncul kebiasaan memiringkan kepala atau tubuh berputar-putar.

Jika anjing peliharaan Anda menunjukkan gejala di atas, jangan menunda untuk membawanya anjing ke dokter. Pasalnya, virus ini bisa menjadi mematikan.

Penyebab distemper anjing

Penularan paramyxovirus sebagai penyebab distemper anjing pada hewan peliharaan dapat terjadi melalui berbagai cara berikut.

  • Kontak langsung dengan air liur, urine, feses, atau cairan tubuh lain dari hewan yang terinfeksi. Hewan yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak gejalanya belum terlihat.
  • Benda yang sudah terpapar virus, seperti mangkuk atau wadah minum. Oleh karena itu, biasakan untuk memisahkan tempat makan anjing yang sehat dan sakit.
  • Kontak udara, seperti droplet yang keluar dari bersin, batuk, atau gonggongan hewan yang terinfeksi.
  • Penularan melalui plasenta dari induk anjing ke calon anaknya yang masih berada di dalam kandungan.

Menurut laman American Kennel Club, paramyxovirus tidak bisa bertahan lama di lingkungan bebas dan dapat dimusnahkan dengan sebagian besar jenis desinfektan.

Namun, hewan yang terinfeksi paramyxovirus bisa menularkan virusnya hingga beberapa bulan sejak gejala pertamanya terlihat.

Pengobatan penyakit distemper pada anjing

Sebagian besar gejala awal infeksi paramyxovirus mirip dengan ciri-ciri penyakit anjing lainnya. Oleh sebab itu, dokter biasanya akan melakukan tes PCR terlebih dahulu untuk memastikan kondisi anjing Anda.

Menurut situs Blue Cross, infeksi paramyxovirus yang belum menyerang sistem saraf masih bisa sembuh sepenuhnya jika anjing Anda memiliki sistem imun yang kuat.

Sementara itu, belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan distemper anjing yang sudah berkembang menjadi infeksi sistem saraf.

Secara umum, berikut adalah berbagai tindakan yang bisa Anda lakukan untuk merawat anjing dengan infeksi paramyxovirus.

  • Memberikan obat antimual, antikejang, dan antibiotik untuk melawan infeksi.
  • Memberikan cairan infus untuk mencegah dehidrasi.
  • Memilihkan makanan anjing yang bernutrisi dan mudah dicerna.
  • Memisahkan anjing yang terinfeksi dengan hewan lainnya.

Jika penyakit sudah tidak bisa disembuhkan, tujuan utama perawatan anjing dengan distemper adalah mengendalikan gejala dan mencegah penularan infeksi ke hewan lain.

Ketika sudah menyerang sistem saraf dan tidak mendapatkan perawatan tepat, infeksi paramyxovirus berisiko tinggi menyebabkan kematian.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan eutanasia (suntik mati) untuk menghilangkan penderitaan anjing yang tidak bisa disembuhkan.

Sementara itu, anjing yang berhasil sembuh dari distemper akan memiliki kekebalan khusus terhadap paramyxovirus.

Dengan begitu mereka tidak akan terpapar kembali. Namun, paparan virus sebelumnya mungkin masih meninggalkan kerusakan sistem saraf permanen.

Jika gejala distemper pada anjing sudah hilang, dokter biasanya menyarankan pemilik untuk kembali melakukan tes PCR.

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah memastikan apakah anjing tersebut masih bisa menularkan virus.

Pencegahan penyakit distemper pada anjing

Langkah terpenting untuk mencegah penularan paramyxovirus pada anjing peliharaan Anda adalah memberikannya vaksin.

Pemberian vaksin distemper memang harus dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan sistem kekebalan terbaik.

Vaksin pertama sebaiknya diberikan saat usia anjing sekitar 6–8 minggu dan diulang setiap 3–4 minggu sampai usianya mencapai 16–20 minggu.

Setelah itu, vaksin distemper perlu dilakukan dengan selang satu tahun. Berikutnya, vaksin perlu diberikan setiap tiga tahun sekali.

Jika Anda melewatkan jadwal vaksinasi anjing karena baru mengadopsinya ketika dewasa, segeralah membawanya ke dokter hewan. Tidak ada kata terlambat untuk memberikan perlindungan terbaik bagi anjing Anda.

Selain itu, pastikan untuk menjaga kebersihan tempat bermain anjing Anda. Sebisa mungkin, lakukan penyemprotan desinfektan secara rutin untuk membunuh virus yang menempel di sekitarnya.

Kesimpulan

  • Distemper adalah penyakit pada anjing yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus. Infeksi ini bisa menyerang sistem pernapasan, pencernaan, hingga sistem saraf.
  • Gejala awal infeksi virus distemper adalah demam, keluarnya cairan bening dari hidung, muntah, hingga penurunan nafsu makan.
  • Tidak ada pengobatan khusus untuk distemper. Dokter biasanya menyarankan pemberian antibiotik, infus cairan, obat antimual, hingga obat antikejang.
  • Langkah pencegahan terbaik untuk distemper adalah memberikan vaksin. Vaksin pertama untuk infeksi ini sebaiknya diberikan saat anjing masih berusia 6–8 minggu.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Canine distemper. (n.d.). American Veterinary Medical Association. Retrieved 10 July 2024, from https://www.avma.org/resources-tools/pet-owners/petcare/canine-distemper.

Canine distemper virus. (n.d.). Cornell University College of Veterinary Medicine. Retrieved 10 July 2024, from https://www.vet.cornell.edu/departments-centers-and-institutes/riney-canine-health-center/canine-health-information/canine-distemper-virus.

Canine distemper. (n.d.). Blue Cross. Retrieved 10 July 2024, from https://www.bluecross.org.uk/advice/dog/health-and-injuries/canine-distemper.

Canine distemper. (n.d.). Cornell Wildlife Health Lab | Promoting wildlife health and sustainability through the integration of wildlife ecology and veterinary medicine. Retrieved 10 July 2024, from https://cwhl.vet.cornell.edu/disease/canine-distemper.

Burke, A. (2022, March 5). Distemper in dogs – Causes, symptoms, & treatment – American Kennel Club. American Kennel Club. Retrieved 10 July 2024, from https://www.akc.org/expert-advice/health/distemper-in-dogs/.

Distemper in dogs and wildlife. (n.d.). Department of Public Health. Retrieved 10 July 2024, from https://publichealth.lacounty.gov/vet/distemper.htm.

Versi Terbaru

22/07/2024

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh drh. Hevin Vinandra Louqen

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

7 Manfaat Kesehatan Memelihara Anjing Menurut Penelitian

Ciri-Ciri Anjing Cacingan dan Cara Mengobatinya yang Tepat


Ditinjau secara medis oleh

drh. Hevin Vinandra Louqen

Kesehatan · None


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 22/07/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan