Pernah melihat kulit kucing membengkak dengan isi nanah? Dalam dunia medis, kondisi ini disebut abses. Sama seperti abses pada manusia, pembentukan kantong nanah pada kucing juga disebabkan oleh infeksi.
Meski termasuk sebagai salah satu penyakit kucing yang cukup sering ditemukan, bukan berarti abses bisa diabaikan. Pasalnya, abses yang pecah bisa menimbulkan kondisi yang lebih serius.
Apa itu abses pada kucing?
Abses adalah kantong berisi nanah yang terbentuk akibat respons imun saat kucing terkena infeksi bakteri. Kantong nanah biasanya terbentuk 2–3 hari setelah infeksi.
Pada kucing, abses paling sering disebabkan oleh gigitan atau cakaran kucing lain. Kantong ini paling banyak ditemukan di sekitar kepala, kaki, wajah, leher, dan ekor.
Meski awalnya berbentuk kantong atau luka tertutup, abses yang tidak segera diberi obat bisa pecah sehingga membuat infeksi menyebar.
Pada kondisi tersebut, kucing berisiko mengalami infeksi yang lebih berat atau bahkan mengancam nyawa.
Penyebab abses pada kucing
Gigi dan kuku kucing merupakan tempat yang bisa ditumbuhi bakteri. Maka, ketika salah satu di antaranya melukai kulit, infeksi bisa terjadi.
Laman Feline Friends menyebutkan bahwa gigitan kucing bisa menimbulkan lubang yang sangat kecil dan menutup dengan cepat sehingga bakteri terperangkap di bawah kulit dan menyebabkan infeksi.
Sebagian besar abses pada kucing disebabkan oleh kelompok bakteri Pasteurella.
Namun, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh bakteri lain, seperti Pseudomonas, Actinomyces, Mycoplasma, dan Bacteroides.
Jenis abses pada kucing
Meski paling sering ditemukan pada kulit, abses sebenarnya bisa terbentuk pada bagian tubuh lain, termasuk organ dalam. Berikut adalah jenis abses berdasarkan lokasinya.
1. Abses kulit
Mycoplasma merupakan jenis bakteri yang sering ditemukan pada luka gigitan atau cakaran kucing sehingga menyebabkan abses kulit.
Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh paparan tanah atau debu yang kotor pada luka pada kulit kucing.
Abses kulit paling banyak ditemukan pada kucing liar, terutama yang jantan dan belum disteril karena risiko mereka berkelahi lebih besar. Inilah alasan mengapa steril kucing sangat disarankan.
2. Abses gigi
Penumpukan bakteri di sekitar gigi bisa menyebabkan peradangan pada gusi dan pembentukan abses.
Meski terjadi di dalam mulut, abses gigi bisa menyebabkan pembengkakan pada pipi dan rasa sakit pada mata anabul.
Abses gigi pada kucing perlu penanganan dari dokter segera. Pasalnya, pada beberapa kasus, kondisi ini harus ditangani dengan cabut gigi.
3. Abses organ dalam
Meski jarang ditemukan, abses juga bisa terbentuk pada organ dalam. Jenis abses ini merupakan yang paling berbahaya karena sering tidak terlihat.
Abses jenis ini bisa menyerang berbagai organ dalam tubuh, seperti paru-paru, otak, dan pankreas. Salah satu jenis bakteri yang bisa menyebabkan abses pankreas adalah Staphylococcus aureus.
Gejala abses pada kucing
Abses akan menimbulkan gejala kucing sakit pada umumnya, seperti penurunan nafsu makan dan perubahan perilaku.
Selain itu, berikut adalah beberapa gejala lain yang kerap ditemukan pada hewan peliharaan dengan abses.
- Bengkak atau benjolan dengan warna kemerahan.
- Kucing berjalan pincang.
- Sering menjilat bagian tubuh tertentu.
- Kurang aktif atau terlalu agresif.
- Ekor terkulai.
Jika sampai pecah, abses bisa menimbulkan luka atau koreng bernanah dengan bau busuk. Pada kondisi ini, infeksi akan sangat mudah menyebar sehingga perlu segera diatasi.
Abses mungkin menimbulkan gejala lain yang tidak tertulis di atas, mengingat kondisi ini bisa terjadi pada berbagai bagian tubuh.
Jika Anda khawatir dengan kondisi anabul Anda, segera bawa mereka ke dokter terdekat.
Cara mengobati abses pada kucing
Pengobatan abses untuk anabul akan disesuaikan dengan ukuran, tingkat keparahan, dan lokasinya. Satu hal yang perlu Anda ingat adalah jangan pernah memecahkan kantong abses sendiri di rumah.
Untuk memastikan pengobatan yang tepat, dokter mungkin perlu melakukan rontgen, USG, atau tes darah. Setelah itu, berikut adalah beberapa pengobatan yang bisa diberikan.
1. Tindakan medis
Langkah utama untuk mengatasi abses adalah mengeluarkan nanah dari dalam kantong. Proses ini bisa dilakukan dengan cara menyedot nanah menggunakan jarum suntik atau pembedahan.
Jika abses terbentuk pada gigi, dokter juga perlu melakukan pembersihan gigi secara menyeluruh. Namun, jika abses terlalu parah, gigi anabul mungkin perlu dicabut.
2. Obat-obatan
Karena disebabkan oleh bakteri, antibiotik merupakan salah satu obat yang paling sering diresepkan untuk menangani abses pada anabul Anda.
Selain antibiotik, dokter juga bisa meresepkan obat antiperadangan untuk mengurangi rasa nyeri. Pastikan Anda memberikan obat sesuai petunjuk dokter.
3. Perawatan rumahan
The People’s Dispensary for Sick Animals menyebutkan bahwa setelah mendapatkan perawatan dari dokter, pemilik anabul biasanya diminta untuk membersihkan luka abses secara rutin, dua kali sehari menggunakan air garam.
Dokter mungkin juga meminta Anda memasang pelindung leher pada anabul untuk mencegah mereka menjilat atau menggaruk bagian tubuh yang masih terluka.
Biasanya abses akan membaik setelah 1–2 minggu kucing mendapat perawatan. Pengobatan tambahan mungkin dibutuhkan jika abses terbentuk pada organ dalam atau sudah menyebar.
Untuk memastikan apakah abses anabul Anda sudah sembuh, bawalah mereka ke dokter hewan secara rutin.
Serba-serbi abses pada kucing
- Abses pada kucing disebabkan oleh bakteri, terutama yang masuk melalui luka gigitan atau cakaran.
- Gejala utamanya berupa benjolan berisi nanah. Jika pecah akan menimbulkan luka atau koreng.
- Cara mengobati abses pada kucing adalah dengan penyedotan nanah, pemberian antibiotik atau antiperadangan, dan perawatan menggunakan air garam
[embed-health-tool-bmi]