backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Penyakit Akibat Kerja dan Cara Penanggulangannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 13/08/2023

Mengenal Penyakit Akibat Kerja dan Cara Penanggulangannya

Hampir semua orang perlu bekerja untuk mendapatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam lingkungan kerja, tentu terdapat beberapa bahaya yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Kondisi inilah yang disebut sebagai penyakit akibat kerja.

Apa itu penyakit akibat kerja?

stress memicu asam lambung

Definisi penyakit akibat kerja atau PAK dijelaskan pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja.

Perpres ini menjelaskan bahwa penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja. Istilah ini juga disebut sebagai occupational disease.

Selain pekerjaan itu sendiri, paparan bahan kimia dan faktor berbahaya di lingkungan kerja seperti faktor fisik, biologis, ergonomis, dan psikososial juga bisa menyebabkan PAK.

Penting untuk diingat bahwa sejumlah penyakit akibat kerja mungkin baru menimbulkan gejala setelah paparan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Penyebab penyakit akibat kerja

Paparan bahan kimia dan faktor-faktor berbahaya lainnya pada lingkungan kerja dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit yang diakibatkan pekerjaan.

Occupational disease mungkin disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari beberapa faktor yang dapat diklasifikasikan dalam tabel berikut ini.

Penyebab Contoh
Paparan bahan kimia
  • Asap atau debu industri
  • Pestisida
  • Zat beracun, seperti timbal dan merkuri
Paparan fisik
  • Kebisingan tingkat tinggi
  • Radiasi ionisasi
  • Medan magnet
  • Tekanan ekstrem
  • Suhu panas atau dingin berlebihan
Paparan biologis
  • Infeksi menular antarpekerja
  • Infeksi jamur, bakteri, atau virus dari hewan atau tanaman 
Faktor ergonomis
  • Desain tempat kerja tidak standar
  • Postur kerja yang buruk
  • Beban fisik berlebihan
  • Pencahayaan tidak sesuai
Faktor psikososial
  • Stres kerja berkepanjangan
  • Tekanan di tempat kerja
  • Pekerjaan monoton
  • Ketidakpuasan pekerjaan

Ragam jenis penyakit akibat kerja

Organisasi Ketenagakerjaan Internasional atau International Labour Organization (ILO) memiliki daftar occupational disease yang diperbaharui secara berkala.

Dari ratusan PAK yang masuk dalam daftar tersebut, berikut ini adalah beberapa contoh penyakit akibat kerja yang lebih umum terjadi.

1. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah penyakit kulit yang umum terjadi di lingkungan kerja. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit merah meradang setelah terpapar agen fisik, biologis, atau kimia.

Apabila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat memburuk dan menyebabkan infeksi kulit.

Dermatitis kontak bisa dibedakan dalam dua jenis berdasarkan pemicunya, yaitu dermatitis kontak alergi dan dermatitis kontak iritan.

  • Dermatitis kontak alergi: peradangan kulit akibat paparan langsung terhadap zat-zat pemicu alergi (alergen) sehingga menyebabkan munculnya reaksi alergi. 
  • Dermatitis kontak iritan:peradangan kulit akibat paparan langsung terhadap bahan kimia atau zat tertentu yang bersifat mengiritasi kulit (iritan).

2. Gangguan pernapasan

merawat penderita PPOK

Paparan berulang atau jangka panjang selama bekerja terhadap zat-zat, termasuk debu, asap, atau gas beracun di udara dapat menyebabkan gangguan pernapasan. 

Berikut ini beberapa contoh penyakit akibat kerja yang terkait dengan gangguan pernapasan.

  • Asma: reaksi alergi yang memicu peradangan dalam saluran pernapasan yang terjadi akibat paparan zat-zat tertentu di lingkungan kerja.
  • Pneumoconiosis: peradangan paru yang disebabkan oleh penumpukan partikel debu, seperti asbes, silika, dan batu bara.
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK): kelompok penyakit pernapasan yang terdiri dari bronkitis kronis dan emfisema akibat paparan debu dan zat kimia.

3. Gangguan muskuloskeletal

Gangguan muskuloskeletal adalah jenis penyakit akibat kerja yang menimbulkan masalah pada sistem otot, tulang, sendi, ligamen, dan jaringan penopang tubuh lainnya.

Kondisi ini umumnya terjadi akibat posisi duduk yang buruk, gerakan berulang, atau beban fisik yang berlebihan selama melakukan pekerjaan.

Beberapa contoh gangguan muskuloskeletal yang terkait dengan pekerjaan adalah sebagai berikut.

  • Carpal tunnel syndrome: gangguan akibat tekanan berlebihan pada saraf pergelangan tangan yang kerap dialami pekerja kantor, kasir, atau tukang bangunan.
  • Tendinitis: peradangan pada tendon, yaitu jaringan ikat yang menghubungkan jaringan otot dengan tulang, yang disebabkan oleh gerakan berulang saat kerja.
  • Bursitis: Peradangan pada bursa, yakni kantong berisi cairan yang berfungsi sebagai penyangga antara tulang, tendon, dan otot.

4. Gangguan pendengaran

Para ahli berpendapat bahwa paparan suara lebih dari 85 desibel (dB) yang terus-menerus dan berulang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Kebisingan tinggi di tempat kerja dapat merusak sel-sel rambut pada telinga bagian dalam yang bertanggung jawab untuk mendeteksi suara.

Adapun, berikut ini beberapa contoh penyakit akibat kerja yang berkaitan dengan gangguan pendengaran.

  • Tuli akibat kebisingan: gangguan pendengaran akibat paparan kebisingan yang intens dan berkepanjangan, seperti di pabrik atau industri manufaktur.
  • Tuli akibat getaran: gangguan pendengaran akibat paparan getaran berulang, misalnya akibat penggunaan alat berat yang menimbulkan getaran.

5. Kanker

jenis leukemia

Kanker sebagai penyakit akibat kerja disebabkan oleh paparan zat-zat berbahaya di lingkungan kerja yang berisiko tinggi.

Berikut adalah sejumlah contoh kanker yang terkait dengan pekerjaan atau lingkungan kerja.

  • Leukemia: kanker darah yang dapat dipicu oleh paparan radiasi atau zat kimia, seperti benzena dan formaldehida di industri kimia.
  • Mesothelioma: kanker pada mesothelium, yaitu selaput yang melapisi berbagai organ dalam tubuh, akibat paparan asbes di industri konstruksi.
  • Kanker paru: kanker yang terbentuk pada paru-paru akibat paparan debu, asap, dan bahan kimia beracun, seperti asbes, arsenik, atau nikel di tempat kerja.

6. Infeksi menular

Lingkungan kerja tertentu, seperti fasilitas pelayanan kesehatan dan laboratorium, bisa menjadi tempat penyebaran infeksi virus, bakteri, dan patogen lainnya.

Beberapa contoh infeksi menular yang umumnya terjadi di lingkungan kerja adalah sebagai berikut.

  • Tuberkulosis: penyakit menular yang menyerang paru-paru dan organ tubuh lainnya akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular melalui percikan batuk.
  • Influenza: penyakit pernapasan akut akibat infeksi virus influenza dan ditularkan melalui percikan air liur atau droplet.
  • Hepatitis: infeksi hati yang dapat disebabkan oleh virus hepatitis dan ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh.

7. Gangguan mental

Gangguan mental sebagai penyakit akibat kerja adalah masalah kesehatan mental yang timbul atau diperburuk oleh faktor-faktor seperti stres dan tekanan di tempat kerja.

Jenis gangguan mental yang paling sering ditemui yakni gangguan stres pascatrauma (PTSD).

PTSD dapat memengaruhi pekerja di lingkungan kerja dengan tekanan tinggi, termasuk satuan pengamanan, polisi, atau tentara.

Penanggulangan penyakit akibat kerja

Perusahaan perlu memastikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Hal ini bertujuan untuk mensejahterakan pekerja dan mencegah munculnya penyakit akibat kerja.

Tidak hanya sebagai kewajiban perusahaan, penerapan K3 juga perlu dilakukan dalam beberapa langkah sederhana seperti berikut ini.

  • Waspadai risiko pekerjaan dan ikuti prosedur keselamatan di tempat kerja Anda.
  • Pastikan untuk selalu mengenakan alat pelindung diri (APD) yang melindungi Anda dari paparan bahan kimia dan zat-zat berbahaya.
  • Gunakanlah waktu istirahat semaksimal mungkin untuk mengurangi stres dan kelelahan.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) secara rutin untuk bisa mendeteksi penyakit terkait pekerjaan sedari dini.

Penanggulangan pengidap penyakit akibat kerja sudah diatur dalam Perpres No. 7 Tahun 2019.

Pekerja yang didiagnosis mengidap PAK berdasarkan surat keterangan dokter dapat menerima manfaat Jaminan Keselamatan Kerja (JKK) hingga tiga tahun setelah hubungan kerja berakhir.

Manfaat JKK ini berupa uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

Dengan hadirnya manfaat ini, kesejahteraan dan keselamatan pekerja dapat lebih terlindungi.

Kesimpulan

  • Penyakit akibat kerja (PAK) adalah kondisi kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja.
  • Sejumlah contoh masalah kesehatan tersebut takni dermatitis kontak, kanker, infeksi menular, serta gangguan pernapasan, muskuloskeletal, pendengaran, hingga mental.
  • Penanggulangan PAK melibatkan kesadaran akan penerapan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3), baik dari perusahaan maupun pekerja.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 13/08/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan