Sulit diketahui jenis obat apa yang paling berisiko untuk memicu kemoterapi karena setiap orang yang melakukan pengobatan menerima jenis obat kemoterapi yang berbeda.
Berikut beberapa jenis obat kemoterapi yang berkaitan dengan munculnya neuropati perifer:
- Albumin-Bound Or Nab-Paclitaxel (Abraxane)
- Bortezomib (Velcade)
- Cabazitaxel (Jevtana)
- Carboplatin (Paraplatin)
- Carfilzomib (Kyprolis)
- Cisplatin
- Docetaxel (Taxotere)
- Eribulin (Halaven)
- Etoposide (VP-16)
- Ixabepilone (Ixempra)
- Lenalidomide (Revlimid)
- Oxaliplatin (Eloxatin)
- Paclitaxel (Taxol)
- Pomalidomide (Pomalyst)
- Thalidomide (Thalomid)
- Vinblastine
- Vincristine (Oncovin, Vincasar PES, Vincrex)
- Vinorelbine (Navelbine)
Hal lain yang memicu neuropati perifer pada pasien kanker
Selain obat kemoterapi yang menyebabkan kerusakan sel saraf tepi, neuropati juga dapat terjadi dengan sendirinya atau bertambah jika penderita kanker memiliki beberapa faktor risiko seperti:
Selain kondisi kesehatan, kejadian dan perjalanan penyakit neuropati perifer pada pasien kanker dapat dipengaruhi oleh:
- Usia
- Obat-obatan lain yang dikonsumsi
- Riwayat neuropati keluarga
- Kombinasi dari obat kemoterapi
- Dosis dan dosis total dari obat kemoterapi
- Frekuensi penggunaan obat kemoterapi
Bisakah neuropati perifer dicegah sebagai efek kemoterapi?
Hingga saat ini belum ada cara yang efektif untuk mencegah kerusakan sel saraf tepi akibat kemoterapi. Namun para ahli menyebutkan bahwa menerapkan gaya hidup sehat dan makan makanan yang penuh nutrisi dapat melindungi sel saraf tepi dari kerusakan.
Penting juga untuk selalu berkomunikasi dengan dokter Anda, apalagi jika Anda memiliki riwayat penyakit kronis lain seperti diabetes atau penyakit jantung. Penyakit tersebut dapat mengganggu aliran darah dan bisa jadi pemicu dari kerusakan sel saraf tepi.
Orang yang lebih berisiko alami neuropati perifer, maka dosis obat kemoterapi yang diterima akan disesuaikan menjadi lebih ringan. Jika begitu, Anda mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menjalani pengobatan kemoterapi.
Namun lagi-lagi, jangan sungkan untuk berdiskusi dan menanyakan rencana pengobatan serta risikonya pada dokter Anda. Pasalnya, setiap pasien memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar