Apakah Anda pernah mengalami gejala yang mengganggu, seperti mati rasa, kesemutan, hingga timbul rasa nyeri dalam tubuh secara tiba-tiba? Mungkin saja itu adalah gejala neuropati atau gangguan sistem saraf.
Meski demikian, sebagian orang sering mengabaikan tanda-tanda yang timbul dan berpikir bahwa itu bukanlah suatu hal yang berbahaya. Berikut ini adalah beberapa gejala neuropati yang kerap diabaikan.
Gejala neuropati yang sering diabaikan
Neuropati adalah istilah umum untuk menggambarkan rasa nyeri atau kerusakan pada sistem saraf. Kondisi ini biasanya ditandai dengan sensasi kesemutan, mati rasa, hingga lemah pada area terkait.
Kerusakan ini bisa terjadi pada sistem saraf otak dan tulang belakang.
Namun, kerusakan juga dapat memengaruhi saraf tepi (neuropati perifer) yang terletak pada seluruh tubuh di luar dari jaringan otak dan tulang belakang.
Gejala yang timbul pada kerusakan saraf ini beragam, tergantung dari lokasi dan sistem saraf yang terpengaruh.
Umumnya, terdapat tanda yang timbul ketika seseorang mengalami neuropati. Meski demikian, beberapa gejala yang muncul ini sering dianggap bukan masalah yang serius.
Berikut ini adalah beberapa gejala neuropati yang sering diabaikan.
1. Mati rasa
Mati rasa atau hilangnya sensasi pada area tubuh adalah salah satu gejala neuropati yang tidak boleh diabaikan.
Sebagai contoh, saat seseorang mengambil minuman kaleng dingin, mereka tidak akan merasakan sensasi dingin atau suhu lantai tersebut.
Hal ini terjadi karena area tubuh tersebut telah mengalami mati rasa.
Meskipun mati rasa tergolong bukan masalah yang serius, tetapi Anda patut memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab mati rasa pada area tubuh tertentu.
2. Kesemutan
Meski biasa terjadi akibat Anda duduk terlalu lama dengan satu posisi tertentu, kesemutan bisa saja menjadi salah satu gejala neuropati yang tidak boleh diabaikan.
Sensasi kesemutan ini seperti ditusuk-tusuk jarum di area kaki atau tangan. Sensasinya pun dapat menyebar dari tangan ke lengan dan dari telapak kaki hingga ke seluruh kaki.
Bahkan pada beberapa kasus, kesemutan yang timbul menimbulkan rasa seperti tersetrum bahkan terbakar.
3. Otot lemah
Gejala neuropati yang sering diabaikan selanjutnya adalah lemahnya otot.
Lemah otot ini dirasakan ketika Anda berusaha mengangkat atau memindahkan benda dengan tangan, tetapi malah terjatuh dari tangan.
Selain itu, otot mungkin akan terasa lebih lemah saat menggerakkan kaki atau tangan.
Sensasi ini lebih terasa ketika Anda sedang berjalan kaki. Misalnya, Anda mungkin akan kehilangan koordinasi dan bisa terjatuh saat berjalan.
4. Tekanan darah rendah
Penurunan tekanan darah yang diikuti dengan detak jantung abnormal juga sebaiknya menjadi tanda-tanda neuropati yang tidak boleh diabaikan.
Sebagian dari Anda mungkin berpikir ini adalah hal yang biasa dan dapat diabaikan begitu saja.
Padahal, penurunan tekanan darah ini dapat menjadi gejala neuropati ketika kerusakan sudah memengaruhi saraf otonom, yaitu saraf yang mengatur fungsi tubuh, termasuk detak jantung.
Penurunan tekanan darah ini biasanya akan diikuti dengan rasa pusing, kepala terasa mengawang, atau kliyengan saat berdiri, bahkan hingga pingsan.
5. Gangguan sistem pencernaan dan kandung kemih
Bila kerusakan saraf telah memengaruhi saraf otonom, neuropati juga dapat membuat penderitanya mengalami gangguan pada saluran kemih dan pencernaan.
Hal ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami diare, sembelit, kembung, mual dan muntah.
Bahkan pada beberapa kasus, kondisi ini bisa menyebabkan penurunan berat badan tanpa disadari.
6. Keringat berlebih
Gejala neuropati tidak boleh diabaikan yang terakhir adalah keringat berlebih atau dalam istilah medis dikenal dengan hiperhidrosis.
Meski hiperhidrosis dapat terjadi karena faktor yang bervariasi, keringat berlebih bisa terjadi akibat adanya kelainan pada sistem saraf, tepatnya adalah saraf otonom.
Kurangi gejala neuropati dengan konsumsi vitamin B
Pada dasarnya, gangguan sistem saraf atau neuropati bisa dialami oleh siapa saja. Oleh karena itu, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala-gejala di atas.
Pasalnya, gejala yang terkait di atas tentu bisa saja menghambat pekerjaan atau kegiatan Anda.
Namun, untuk mencegah kerusakan saraf yang tentunya dapat mengganggu aktivitas, Anda bisa merawat kesehatan sistem saraf, salah satunya dengan mengonsumsi vitamin B.
Sebuah studi dalam jurnal Vitamins & Minerals juga menunjukkan bahwa suplementasi vitamin B, termasuk vitamin B1, B6, dan B12 dapat mendukung perbaikan sistem saraf yang rusak serta mempercepat regenerasi jaringan.
Tidak hanya itu, vitamin B juga dapat melindungi sistem saraf dari kerusakan dan untuk meringankan rasa sakit dan peradangan.
Nah, agar kegiatan tak terganggu karena gejala neuropati atau kerusakan sistem saraf, selalu konsumsi suplemen vitamin B dan jangan lupa baca aturan pakainya ya.
Anda juga bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan dosis yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Perlu Anda Ketahui
Mengonsumsi vitamin B kompleks ternyata memiliki beragam manfaat bagi tubuh, di antaranya:
- membantu tubuh mengubah karbohidrat makanan menjadi energi,
- meningkatkan kesehatan otak dan otot,
- menjaga kesehatan mata, sistem saraf, dan kulit,
- meningkatkan sistem pencernaan,
- membantu produksi sel darah merah, dan
- meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan tulang.
[embed-health-tool-bmi]