backup og meta

Neuralgia Oksipital

DefinisiGejalaPenyebabDiagnosisPengobatan

Sakit kepala merupakan keluhan umum yang bisa dialami siapa saja. Namun, tidak semua jenis sakit kepala memiliki penyebab dan penanganan yang sama, salah satunya neuralgia oksipital. Meski gejalanya sangat khas, kondisi ini kerap sulit dikenali dan bisa disalahartikan sebagai migrain atau gangguan lain. Lalu, neuralgia oksipital apakah berbahaya? Simak ulasannya.

Apa itu neuralgia oksipital? 

Neuralgia oksipital (occipital neuralgia) adalah kondisi nyeri saraf yang menyerang saraf oksipital (greater, lesser, atau third occipital nerve) yang terletak di belakang kepala.

Berbeda dari trigeminal neuralgia, neuralgia oksipital menyebabkan nyeri hebat seperti tersengat listrik atau terbakar di bagian belakang kepala, leher atas, dan kadang menjalar ke belakang mata.

Rasa sakit biasanya muncul tiba-tiba, bisa berlangsung singkat tapi sangat tajam, dan bisa dipicu oleh hal ringan, seperti menyisir rambut.

Melansir dari Cleveland Clinic, neuralgia oksipital terjadi akibat peradangan atau iritasi pada saraf oksipital. 

Penyebabnya bisa karena otot leher yang tegang, cedera, gangguan sendi leher, atau kondisi medis lain seperti diabetes dan radang sendi.

Meski menyakitkan, neuralgia oksipital tidak berbahaya dan umumnya bisa diatasi dengan pengobatan yang tepat.

Gejala neuralgia oksipital

obat sakit kepala belakang

Pada neuralgia oksipital, gejala akan terasa pada bagian di sekitar kepala belakang hingga leher. Berikut beberapa gejala yang mungkin muncul.

  • Nyeri tajam, seperti ditusuk atau disetrum, di bagian belakang kepala atau leher atas.
  • Rasa nyeri muncul tiba-tiba dan berlangsung singkat, bisa beberapa detik sampai menit.
  • Nyeri biasanya terjadi di satu sisi kepala, tapi bisa juga di kedua sisi.
  • Bagian belakang kepala terasa sangat sakit saat disentuh atau ditekan.
  • Kulit kepala bisa terasa kesemutan, seperti mati rasa, atau terasa berbeda saat disentuh.
  • Nyeri kadang menjalar sampai ke belakang mata.
  • Pusing, mual, atau mendengar suara berdenging di telinga.
  • Sentuhan ringan, seperti menyisir rambut, bisa memicu rasa sakit.

Gejala-gejala di atas bisa muncul bersamaan dengan jenis sakit kepala lain, seperti migrain, sakit kepala di ubun-ubun, atau sakit kepala belakang karena masalah leher.

Rasa sakit biasanya berkurang jika disuntik obat bius di area saraf. Hal ini membantu dokter memastikan diagnosis.

Penyebab neuralgia oksipital

Penyebab neuralgia oksipital umumnya berkaitan dengan adanya iritasi atau tekanan (kompresi) pada saraf oksipital. Berikut beberapa kondisi penyebabnya.

  • Kompresi atau iritasi saraf oksipital. Ini merupakan penyebab paling umum, saat saraf oksipital (greater, lesser, atau third occipital nerve) terjepit atau iritasi akibat jaringan sekitarnya, seperti otot, ligamen, atau pembuluh darah.
  • Ketegangan atau peradangan otot leher bagian atas. Otot trapezius dan otot suboksipital yang tegang dapat menekan saraf oksipital dan menyebabkan nyeri. Ini sering terjadi akibat postur tubuh yang buruk, misalnya akibat terlalu lama duduk atau menunduk.
  • Osteoarthritis servikal (tulang leher). Radang sendi pada tulang leher (terutama segmen C1–C3) bisa menekan saraf oksipital.
  • Cedera atau trauma pada kepala atau leher. Kecelakaan, jatuh, atau benturan keras bisa merusak atau menyebabkan peradangan pada saraf oksipital.
  • Neuropati akibat diabetes atau infeksi. Kondisi seperti diabetes atau infeksi herpes zoster dapat menyebabkan kerusakan saraf oksipital.
  • Tumor atau kista di sekitar leher atau kepala bagian belakang. Massa seperti tumor jinak atau ganas yang tumbuh di dekat jalur saraf oksipital bisa menekan saraf tersebut.
  • Operasi atau prosedur medis sebelumnya. Beberapa pasien mengalami neuralgia oksipital setelah menjalani operasi di tulang belakang leher atau kepala belakang.
  • Vaskulitis atau penyakit autoimun. Peradangan pembuluh darah (seperti pada lupus atau arteritis) bisa memengaruhi saraf dan menyebabkan neuralgia.

Meski demikian, dalam banyak kasus, terkadang tidak ditemukan penyebab yang jelas (idiopatik) meskipun gejalanya menandakan neuralgia oksipital.

Diagnosis neuralgia oksipital

Dokter dan pasien konsultasi informed consent

Penting untuk membedakan neuralgia oksipital dari gangguan sakit kepala lainnya, seperti migrain, sakit kepala servikogenik, dan sakit kepala cluster, karena gejalanya bisa serupa.

Dalam mendiagnosis neuralgia oksipital, dokter akan menanyakan riwayat medis lengkap untuk memahami sifat, frekuensi, dan pemicu nyeri.

Selama pemeriksaan fisik, dokter akan dengan lembut menekan area tempat saraf oksipital secara perlahan untuk mendeteksi nyeri tekan dan memicu nyeri atau sensasi abnormal.

Misalnya, di atas protuberans oksipital untuk saraf oksipital mayor atau di area superomedial proses mastoid untuk saraf oksipital minor.

Jika terdapat gejala yang dicurigai, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis. Berikut beberapa pemeriksaan yang mungkin dilakukan.

  • MRI. Penting untuk melihat jaringan lunak serviks dan oksipital di sekitarnya. Ini membantu mendeteksi penyebab saraf terjepit atau tertekan.
  • CT scan. CT scan pada persimpangan kranioservikal dapat menunjukkan bentuk tulang neoplastik (terkait tumor) atau degeneratif.
  • Pemeriksaan ultrasound. Ultrasound dapat digunakan untuk mengidentifikasi titik pemicu nyeri atau memandu prosedur blok saraf.
  • Pemeriksaan darah. Tes darah mungkin dilakukan untuk menyingkirkan kondisi lain yang mungkin dapat menyebabkan gejala serupa.

Pengobatan neuralgia oksipital

Cara menyembuhkan neuralgia oksipital tergantung pada respons pasien dan tingkat keparahan nyeri.

Untuk nyeri yang ringan, beberapa pengobatan bisa dilakukan secara mandiri di rumah, di antaranya sebagai berikut.

  • Istirahat dan kompres. Menggunakan kompres panas atau dingin di area yang nyeri dapat membantu meredakan gejala.
  • Terapi fisik dan pijat. Terapi fisik yang berfokus pada peregangan, penguatan otot leher, dan perbaikan postur dapat membantu mengurangi ketegangan otot yang mungkin menekan saraf. Pijat juga dapat membantu meredakan ketegangan.
  • Penyesuaian postur. Menjaga postur tubuh yang baik dan menghindari aktivitas yang memperburuk gejala.

Jika nyeri yang dialami cukup parah, obat-obatan bisa dikonsumsi untuk membantu meredakan gejala. Berikut di antaranya.

  • Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau naproxen, dapat digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan, terutama pada kasus akut.
  • Relaksan otot, untuk mengurangi ketegangan otot di sekitar saraf.
  • Antikonvulsan/antiepileptik, seperti gabapentin, pregabalin, karbamazepin, atau okskarbazepin sering diresepkan karena efektif dalam mengelola nyeri neuropatik.
  • Antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline atau nortriptyline, juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri neuropatik dan membantu tidur.
  • SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors), seperti paroxetine atau citalopram, bisa digunakan untuk nyeri neuropatik, termasuk neuralgia oksipital, meski jarang.
  • Analgesik opioid, meskipun ada, penggunaannya kurang disarankan untuk nyeri neuropatik jangka panjang karena potensi efek samping dan ketergantungan.

Bila diperlukan, prosedur medis mungkin akan dilakukan untuk menangani gejala yang lebih parah, seperti berikut ini.

  • Blok saraf oksipital. Ini adalah salah satu pengobatan yang paling umum dan efektif. Melibatkan injeksi anestesi lokal (dengan atau tanpa kortikosteroid) di dekat saraf oksipital yang terkena. Ini memberikan peredaan nyeri sementara dan sering digunakan sebagai alat diagnostik sekaligus terapeutik.
  • Injeksi toksin botulinum (botox). Injeksi Botox dapat membantu mengurangi nyeri tajam dan menusuk yang terkait dengan neuralgia oksipital serta merelaksasi kejang otot di area tersebut. Efeknya bisa bertahan beberapa bulan.
  • Ablasi radiofrekuensi (RFA). Ablasi radiofrekuensi menggunakan gelombang radiofrekuensi untuk menghasilkan panas yang menargetkan saraf, merusak sebagian serabut saraf untuk memberikan peredaan nyeri yang lebih tahan lama. Ada pilihan RFA berdenyut (pulsed) atau termal.
  • Krioneurolisis/krioablasi. Metode ini menggunakan suhu dingin ekstrem untuk mengatasi saraf yang menyebabkan nyeri.
  • Occipital nerve stimulation (ONS)/peripheral nerve stimulation (PNS). Ini dilakukan dengan penanaman perangkat kecil di bawah kulit yang mengirimkan impuls listrik ringan ke saraf untuk memblokir sinyal nyeri.

Lama sembuhnya neuralgia oksipital sangat beragam, tergantung pada tingkat keparahan, jenis pengobatan, dan respons masing-masing penderita terhadap pengobatan.

Untuk informasi lebih lengkap, tanyakan langsung kepada dokter Anda.

Kesimpulan

  • Neuralgia oksipital adalah kondisi nyeri tajam di bagian belakang kepala akibat iritasi atau tekanan pada saraf oksipital.
  • Gejalanya bisa mirip dengan migrain, sehingga diagnosis yang tepat penting untuk menentukan penanganan yang sesuai.
  • Pengobatan dapat dimulai dari perawatan rumahan, fisioterapi, dan obat-obatan, hingga prosedur medis seperti injeksi, ablasi saraf, atau stimulasi saraf jika nyeri berat.
  • Meski menyakitkan, kondisi ini tidak berbahaya dan umumnya bisa dikelola dengan baik.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Occipital Neuralgia: Occipital Headache, Symptoms & Treatment. (2025). Retrieved 10 June 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23072-occipital-neuralgia

Djavaherian, D. M. (2023). Occipital Neuralgia. Retrieved 10 June 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538281/

Occipital Neuralgia. (2024). Retrieved 10 June 2025, from https://www.aans.org/patients/conditions-treatments/occipital-neuralgia/

Nagel, V., Bonamico, L., & Goicochea, M. T. (2021). Cephalalgia Reports4. https://doi.org/10.1177/25158163211039800

Occipital Neuralgia: Aurora Health Care. (n.d.). Retrieved 10 June 2025, from https://www.aurorahealthcare.org/services/neuroscience/neurology/neurological-conditions/occipital-neuralgia

Occipital Neuralgia. (2021). Retrieved 10 June 2025, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/occipital-neuralgia

Melchior, A. G., Al-Khazali, S., Christensen, R. H., Al-Khazali, H. M., & Ashina, H. (2025). Epidemiology and clinical features of occipital neuralgia: A systematic review and meta-analysis. Cephalalgia : an international journal of headache45(2), 3331024251317595. https://doi.org/10.1177/03331024251317595

Martínez-Pías, E., Trigo-López, J., García-Azorín, D., McGreal, A., & Peral, Á. L. G. (2021). Clinical Characteristics and Therapeutic Results in a Series of 68 Patients with Occipital Neuralgia. Pain medicine (Malden, Mass.)22(2), 396–401. https://doi.org/10.1093/pm/pnz199

Swanson, D., Guedry, R., Boudreaux, M., Muhlenhaupt, E., Kaye, A. D., Viswanath, O., & Urits, I. (2022). An Update on the Diagnosis, Treatment, and Management of Occipital Neuralgia. The Journal of craniofacial surgery33(3), 779–783. https://doi.org/10.1097/SCS.0000000000008360

Urits, I., Schwartz, R. H., Patel, P., Zeien, J., Connor, D., Hasoon, J., … Viswanath, O. (2020). Neurology and Therapy9(2), 229–241. https://doi.org/10.1007/s40120-020-00197-1

kulkarni, K. (2018). Occipital Neuralgia: A Review. Journal of Pain Management & Medicine04(01). https://doi.org/10.35248/2684-1320.18.4.133

‌Choi, I., & Jeon, S. R. (2016). Neuralgias of the Head: Occipital Neuralgia. Journal of Korean medical science31(4), 479–488. https://doi.org/10.3346/jkms.2016.31.4.479

Occipital Neuralgia – Los Angeles, CA. (n.d.). Retrieved 10 June 2025, from https://www.cedars-sinai.org/programs/neurology-neurosurgery/specialties/headache-clinic/occipital-neuralgia.html

Urits, I., Schwartz, R. H., Patel, P., Zeien, J., Connor, D., Hasoon, J., … Viswanath, O. (2020). Neurology and Therapy9(2), 229–241. http://doi.org/10.1007/s40120-020-00197-1

Giorgio Pietramaggiori, & Scherer, S. (2022). Minimally invasive, nerve and muscle sparing surgical decompression for occipital neuralgia. Plastic & Reconstructive Surgery. https://doi.org/10.1097/prs.0000000000009777

Versi Terbaru

16/06/2025

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

5 Cara Jitu Mengatasi Sakit Kepala di Siang Hari dengan Cepat

11 Penyebab Sakit Kepala di Belakang Mata


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Diperbarui 16/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan