Pernahkah Anda membaca kisah Alice in Wonderland? Meski cerita itu hanya fiktif, ada suatu kondisi kesehatan yang bisa dibilang mirip dengan yang terjadi pada tokoh di cerita tersebut. Memiliki nama yang sama, kondisi kesehatan ini disebut Alice in Wonderland Syndrome.
Alice in Wonderland Syndrome (AIWS) adalah masalah neurologis yang jarang terjadi, tetapi menarik perhatian karena bisa menakutkan bagi yang mengalaminya. Cari tahu gejala, penyebab, hingga cara mencegah sindrom Alice in Wonderland di bawah ini.
Apa itu Alice in Wonderland Syndrome?
Alice in Wonderland Syndrome adalah gangguan persepsi neurologis yang menyebabkan seseorang mengalami distorsi visual dan sensorik.
Nama sindrom ini terinspirasi dari novel klasik Alice in Wonderland karya Lewis Carroll. Di novel tersebut, sang tokoh utama, Alice, mengalami perubahan ukuran tubuh dan lingkungannya.
Sementara itu, seseorang yang mengalami AIWS mungkin merasakan tubuh atau benda-benda di sekitar mereka berubah ukuran, dari yang sangat kecil hingga sangat besar.
Selain perubahan ukuran, orang yang mengalami AIWS bisa mengalami teleopsia. Teleopsia adalah persepsi bahwa objek tampak lebih jauh dari jarak sebenarnya.
Kondisi ini sering dikaitkan dengan migrain, epilepsi, infeksi virus, atau masalah neurologis lainnya.
Gejala Alice in Wonderland Syndrome
Meskipun biasanya tidak berbahaya, AIWS bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari yang mengalaminya.
Berikut adalah beberapa gejala sindrom Alice in Wonderland yang umum terjadi, sebagaimana dilansir dari Cleveland Clinic.
1. Perubahan persepsi tubuh
Salah satu gejala AIWS adalah penderita bisa merasakan tubuh mereka berubah ukuran.
Sebagai contoh, bagian tubuh tertentu terasa terlalu besar (makrosomatognosia parsial) atau terlalu kecil (mikrosomatognosia parsial).
Selain itu, tubuh dapat terasa sangat tinggi atau sangat pendek. Kondisi ini kerap membuat yang mengalaminya merasa sangat aneh.
2. Dualitas somatopsik
Di sisi lain, perubahan persepsi ini dapat membuat seseorang merasa seolah-olah tubuh mereka terbagi menjadi dua bagian terpisah. Walau begitu, mereka masih bisa merasakan keduanya.
Perasaan ini dikenal dengan dualitas somatopsik. Ini bisa membuat penderitanya merasa terputus dari tubuhnya sendiri, seolah-olah melihat dirinya dari luar.
3. Derealization dan depersonalization
Derealization adalah perasaan terputus dari dunia sekitar. Penderita merasa seolah-olah dunia di sekitarnya tidak nyata atau seperti dalam mimpi.
Perasaan ini bisa sangat membingungkan dan menakutkan, terutama jika terjadi tiba-tiba. Sementara depersonalisasi adalah perasaan terputus dari diri sendiri.
Orang yang mengalami Alice in Wonderland Syndrome merasa seolah-olah mereka mengamati hidupnya dari sudut pandang orang ketiga. Ini seperti menonton film tentang diri mereka sendiri.
4. Perubahan ukuran
Gejala persepsi visual pada sindrom Alice in Wonderland melibatkan perubahan cara melihat ukuran benda.
Objek di sekitar bisa terlihat lebih besar (makropsia) atau lebih kecil (mikropsia) dari yang sebenarnya. Hal ini bisa membuat penderitanya merasa bingung dan tidak nyaman.
Kadang-kadang, benda bisa tampak semakin kecil dan bergerak menjauh, fenomena ini disebut porropsia.
5. Perubahan jarak dan bentuk objek
Selain perubahan ukuran, objek juga bisa terlihat berubah jarak. Misalnya, benda yang jauh terlihat lebih dekat (pelopsia) atau sebaliknya, objek yang dekat terlihat lebih jauh (teleopsia).
Perubahan ini bisa sangat mengganggu, terutama ketika mencoba untuk berinteraksi dengan objek tersebut.
Selain itu, benda di sekitar bisa tampak berubah bentuk. Garis-garis yang lurus bisa terlihat bergelombang atau melengkung.
Garis yang seharusnya sejajar bisa terlihat miring atau tidak rata. Fenomena ini dapat menyebabkan disorientasi dan kesulitan dalam menilai lingkungan sekitar.
Bahkan, penderita sindrom Alice in Wonderland mungkin mengalami liliputianism. Kondisi ini ketika mereka melihat orang-orang di sekitarnya seakan-akan lebih kecil dari ukuran sebenarnya.
Penyebab Alice in Wonderland Syndrome
Penyebab pasti AIWS belum sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa faktor yang diyakini berkontribusi terhadap munculnya sindrom ini.
1. Migrain
Salah satu penyebab utama AIWS adalah migrain. Banyak penderita sindrom ini juga mengalami serangan migrain, terutama anak-anak.
Migrain bisa memengaruhi aliran darah ke otak dan mengganggu persepsi visual serta sensorik. Jadi, jika sering migrain, ada kemungkinan Anda juga bisa mengalami gejala AIWS.
2. Infeksi virus
Beberapa infeksi virus, seperti Epstein-Barr Virus (EBV), juga bisa memicu Alice in Wonderland Syndrome.
Infeksi ini bisa memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan berbagai gejala neurologis, termasuk distorsi persepsi yang khas pada AIWS.
3. Epilepsi
Orang yang memiliki epilepsi juga kadang-kadang melaporkan mengalami gejala AIWS selama atau setelah kejang.
Epilepsi memengaruhi aktivitas listrik di otak yang bisa mengakibatkan gangguan pada persepsi visual dan sensorik.
4. Gangguan psikiatri
Sindrom Alice in Wonderland juga kadang-kadang ditemukan pada orang yang memiliki gangguan psikiatri, seperti skizofrenia atau depresi berat.
Kondisi-kondisi ini bisa memengaruhi cara otak memproses informasi, termasuk persepsi visual dan sensorik.
5. Obat-obatan
Beberapa obat yang memengaruhi sistem saraf pusat juga bisa menyebabkan gejala AIWS sebagai efek samping.
Sebagai contoh, obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati kondisi neurologis atau psikiatri bisa mengganggu persepsi visual dan sensorik.
Bila sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, ada kemungkinan gejala AIWS bisa muncul sebagai efek samping.
Cara mengobati Alice in Wonderland syndrome
Mengatasi sindrom Alice in Wonderland bisa menjadi tantangan karena gejalanya yang tiba-tiba dan kadang-kadang membingungkan.
Namun, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk membantu mengelola kondisi ini.
1. Pengobatan migrain
Mengingat sindrom Alice in Wonderland berkaitan dengan migrain, cobalah kelola kondisi ini dengan obat-obatan yang terkait.
Obat-obatan seperti seperti triptan, anti-inflamasi, atau obat pencegah migrain bisa diresepkan oleh dokter. Jangan lupa untuk menjalani gaya hidup sehat guna menghindari pemicu migrain.
2. Terapi psikologis
Terapi psikologis seperti terapi kognitif dan perilaku (CBT) bisa membantu penderita mengatasi kecemasan dan stres yang sering menyertai gejala AIWS.
Jenis terapi ini juga bisa membantu penderita mengembangkan strategi untuk menghadapi gejala yang muncul. Sebagai contoh, perubahan persepsi tubuh atau teleopsia.
3. Obat anti-epilepsi
Jika Alice in Wonderland Syndrome terkait dengan epilepsi, dokter mungkin meresepkan obat anti-epilepsi untuk mengontrol kejang dan gejalanya.
Obat-obatan ini bisa membantu mengurangi frekuensi dan keparahan gejala yang dialami oleh penderita.
Cara mencegah Alice in Wonderland Syndrome
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah AIWS, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko munculnya gejala, seperti berikut ini.
1. Hindari pemicu migrain
Mengenali dan menghindari pemicu migrain adalah langkah penting dalam mencegah gejala AIWS.
Beberapa pemicu umum termasuk makanan tertentu seperti cokelat dan keju, konsumsi alkohol, stres, dan pola tidur yang tidak teratur.
2. Jaga kesehatan mental
Mengelola stres dan menjaga kesehatan mental sangat penting untuk mencegah Alice in Wonderland Syndrome.
Aktivitas seperti meditasi, yoga, dan olahraga ringan dapat membantu mengurangi stres. Menghabiskan waktu dengan hobi atau aktivitas yang menyenangkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental.
3. Hindari infeksi
Beberapa kasus AIWS terkait dengan infeksi virus. Jadi, menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat adalah langkah pencegahan yang baik.
Pola makan sehat, cukup tidur, dan vaksinasi yang sesuai dapat membantu mencegah infeksi yang berpotensi memicu sindrom Alice in Wonderland.
4. Konsultasi kepada dokter
Jika Anda memiliki kondisi medis yang dapat memicu AIWS, seperti epilepsi atau gangguan psikiatri, penting untuk patuh pada rekomendasi dan pengobatan dari dokter Anda.
Rutin memeriksakan diri dan mengikuti instruksi medis dapat membantu mencegah munculnya gejala AIWS.
Kesimpulan
[embed-health-tool-bmi]