backup og meta

8 Pilihan Makanan yang Baik untuk Penderita Parkinson

8 Pilihan Makanan yang Baik untuk Penderita Parkinson

Selain melalui pengobatan medis, ada juga beberapa jenis makanan dan minuman yang baik untuk penderita Parkinson. Melalui kandungan di dalamnya, makanan dan minuman tersebut dipercaya bisa mendukung kesehatan otak dan saraf pada penderita penyakit Parkinson.

Ketahui apa saja makanan yang baik untuk penderita penyakit Parkinson di bawah ini.

Pilihan makanan untuk penderita Parkinson

Pola makan yang sehat dapat membantu mengelola gejala penyakit Parkinson dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Ada beberapa jenis pilihan makanan dan minuman yang bisa menjadi pilihan yang lebih sehat untuk penderita penyakit Parkinson.

Bahkan, ada juga yang bisa dijadikan sebagai camilan yang sehat. Apa saja camilan terbaik untuk pasien Parkinson?

Berikut adalah beberapa jenis makanan untuk penyakit Parkinson yang diyakini bisa membantu meredakan gejalanya.

1. Buah dan sayuran segar

buah untuk asam urat

Buah dan sayur merupakan makanan yang penting dalam diet untuk pasien Parkinson karena kaya akan antioksidan serta vitamin dan mineral yang mendukung kesehatan otak dan saraf.

Jenis buah beri, seperti bluberi, stroberi, dan rasberi, mengandung flavonoid yang dapat melindungi sel otak dari stres oksidatif, sehingga bisa menjadi pilihan buah-buahan untuk pasien penyakit Parkinson. 

Jeruk yang kaya vitamin C juga membantu melindungi neuron dari kerusakan akibat radikal bebas.

Sementara itu, sayuran hijau seperti brokoli, bayam, dan kale mengandung folat, vitamin K, dan serat yang mendukung fungsi kognitif serta metabolisme tubuh.

Selain itu, kunyit dengan kandungan kurkumin memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat mengurangi peradangan di otak.

2. Ikan

Ikan, khususnya yang kaya akan asam lemak omega-3 seperti salmon, sarden, dan makarel, dapat menjadi makanan yang memberikan manfaat untuk penderita penyakit Parkinson.

Asam lemak omega-3 memiliki sifat anti-inflamasi dan neuroprotektif yang dapat membantu melindungi neuron dari kerusakan dan mengurangi peradangan dalam sistem saraf.

Sebuah penelitian dalam Oceana Biomedicine Journal menunjukkan bahwa pola diet yang mencakup konsumsi ikan laut bisa membantu menurunkan risiko penurunan fungsi kognitif pada lansia, yang bisa menjadi pemicu Parkinson.

Selain itu, penelitian lain dalam jurnal yang sama menunjukkan bahwa konsumsi ikan laut dapat meningkatkan fungsi kognitif pada lansia, yang dapat bermanfaat bagi penderita Parkinson.

3. Kacang-kacangan dan biji-bijian

kacang untuk diet

Kacang-kacangan dan biji-bijian kaya akan antioksidan, vitamin, mineral, dan serat yang dapat membantu melawan stres oksidatif dan peradangan dalam tubuh.

Beberapa jenis kacang, seperti kacang fava (Vicia faba), diketahui mengandung levodopa alami, yang merupakan pemicu dopamin dan dapat membantu meringankan gejala Parkinson, seperti tremor dan kekakuan otot.

Selain itu, biji-bijian utuh seperti gandum, quinoa, dan beras merah menyediakan serat dan nutrisi penting yang mendukung kesehatan pencernaan dan metabolisme.

Pola makan yang kaya akan biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan juga telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular, yang sering menjadi komplikasi pada penderita Parkinson.

4. Minyak zaitun

Minyak zaitun, terutama yang extra virgin, merupakan komponen utama dalam diet Mediterania dan memiliki sifat antioksidan serta anti-inflamasi.

Maka dari itu, ini juga bisa menjadi campuran makanan yang bermanfaat untuk penderita penyakit Parkinson.

Kandungan polifenol dalam minyak zaitun, seperti hidroksitirosol dan tirosol, dapat melindungi neuron dari kerusakan oksidatif dan peradangan, yang merupakan faktor dalam perkembangan penyakit neurodegeneratif.

Studi dalam International Journal of Molecular Sciences menunjukkan, diet Mediterania yang kaya akan minyak zaitun berperan dalam mencegah perkembangan penyakit Parkinson melalui sifat antioksidan dan anti-inflamasi serta pengaruhnya terhadap kandungan mikrobiota usus.

Selain itu, penelitian lain dalam jurnal Advances in experimental medicine and biology menunjukkan bahwa polifenol dalam minyak zaitun, seperti tirosol, memiliki keterkaitan dengan protein tirosinase yang berkaitan dengan penyakit Parkinson.

5. Anggur merah

minum alkohol menurunkan risiko diabetes

Anggur merah mengandung senyawa resveratrol, yaitu antioksidan dan anti-inflamasi yang kuat, yang dapat memberikan efek perlindungan terhadap penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson.

Resveratrol dalam anggur merah dapat membantu melawan stres oksidatif dan peradangan, yang merupakan faktor kunci dalam perkembangan penyakit Parkinson.

Selain itu, resveratrol dapat meningkatkan fungsi mitokondria dan melindungi neuron dari kerusakan.

Namun, penting untuk mengonsumsi anggur merah sebagai minuman atau campuran makanan dalam jumlah secukupnya, termasuk pada penderita Parkinson, karena konsumsi berlebihan dapat memicu risiko kesehatan lain.

6. Biji-bijian utuh

Biji-bijian utuh kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang mendukung kesehatan otak dan fungsi saraf.

Maka dari itu, memasukan biji-bijian utuh dalam pola makan sehari-hari diketahui dapat membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif, yang merupakan faktor risiko dalam perkembangan penyakit Parkinson.

Pola makan yang mencakup biji-bijian utuh juga telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit Parkinson.

Sebuah studi dalam American journal of clinical nutrition menunjukkan bahwa pola makan yang tinggi konsumsi buah, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, dan unggas, serta rendah lemak jenuh, dapat mencegah penyakit Parkinson.

Selain itu, diet Mediterania yang menekankan konsumsi biji-bijian utuh bersama dengan buah sayuran, dan minyak zaitun, juga telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit Parkinson.

7. Rempah-rempah dan herbal   

manfaat rempah indonesia

Beberapa jenis herbal, seperti Glycyrrhiza uralensis (akar manis) dan Astragalus mongholicus (astragalus), sering diresepkan dalam praktik pengobatan tradisional Tiongkok untuk mengatasi gejala Parkinson.

Studi dalam jurnal Frontiers Aging Neurosci menunjukkan bahwa Glycyrrhiza uralensis memiliki efek neuroprotektif melalui regulasi jalur ERK-1/2 dan mTORC1-AMPK1 serta penghambatan aksi MAO-2 yang dapat membantu melindungi neuron dari kerusakan.

Selain itu, herbal seperti Angelica sinensis (dong quai) dan panax ginseng (ginseng) juga digunakan dalam formulasi tradisional untuk meningkatkan vitalitas dan fungsi neurologis.

Meskipun demikian, bukti ilmiah mengenai efektivitas rempah-rempah dan herbal dalam pengobatan Parkinson masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

Sebuah tinjauan sistematis dalam jurnal Plos One menyimpulkan bahwa belum ada bukti konklusif tentang efektivitas herbal dalam pengobatan Parkinson, sehingga diperlukan uji klinis yang lebih ketat di masa depan.

8. Rumput laut

Melansir dari University of New Brunswick, penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi rumput laut cokelat, seperti Alaria esculenta, yang kaya antioksidan dapat membantu mencegah atau menunda perkembangan Parkinson dengan menghambat misfolding protein α-synuclein.

Dalam penelitian lainnya yang dilansir dari University of Leeds, rumput laut, khususnya jenis alga coklat seperti Ecklonia cava, juga mengandung antioksidan kuat yang dapat memberikan efek neuroprotektif bagi penderita penyakit Parkinson.

Senyawa aktif dalam Ecklonia cava telah menunjukkan potensi dalam melindungi terhadap penyakit neurodegeneratif dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan, yang merupakan faktor kunci dalam perkembangan Parkinson.

Selain itu, rumput laut kaya akan mineral dan serat yang dapat mendukung kesehatan pencernaan.

Kesehatan usus yang baik berperan penting dalam modulasi mikrobiota usus, yang diketahui memiliki hubungan dengan fungsi otak dan perkembangan penyakit neurodegeneratif.

Penting untuk dicatat bahwa tidak ada satu makanan atau diet khusus yang direkomendasikan untuk semua penderita penyakit Parkinson.

Namun, pola makan seimbang yang menekankan konsumsi makanan di atas dapat membantu untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit Parkinson.

Konsultasikan kepada ahli gizi atau tenaga medis sebelum melakukan perubahan pada pola makan.

Kesimpulan

  • Makanan untuk penderita penyakit Parkinson sebaiknya difokuskan pada pola makan yang kaya antioksidan, anti-inflamasi, dan nutrisi melalui makanan yang mendukung kesehatan otak serta sistem saraf.
  • Pilihan makanan seperti buah-buahan, sayuran hijau, ikan berlemak, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, minyak zaitun, rempah-rempah, dan rumput laut dapat membantu melawan stres oksidatif, peradangan, serta mendukung fungsi kognitif.
  • Pola makan ini juga harus seimbang, rendah lemak jenuh, dan tinggi serat untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
  • Namun, penderita Parkinson perlu berkonsultasi kepada tenaga medis atau ahli gizi untuk memastikan makanan sesuai dengan kebutuhan dan tidak mengganggu pengobatan yang sedang dijalani.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pereira, L., & Valado, A. (2021). The Seaweed Diet in Prevention and Treatment of the Neurodegenerative Diseases. Marine drugs19(3), 128. https://doi.org/10.3390/md19030128

Sciences, F. of B. (2024). Why eating seaweed might help prevent Parkinson’s disease. Retrieved 3 January 2025, from https://biologicalsciences.leeds.ac.uk/biological-sciences/news/article/479/why-eating-seaweed-might-help-prevent-parkinson-s-disease

Giffin, J. C., Richards, R. C., Craft, C., Jahan, N., Leggiadro, C., Chopin, T., Szemerda, M., MacKinnon, S. L., & Ewart, K. V. (2017). An extract of the marine alga Alaria esculenta modulates α-synuclein folding and amyloid formation. Neuroscience letters644, 87–93. https://doi.org/10.1016/j.neulet.2017.02.055

Exploring seaweeds as a medical cure. (n.d.). Retrieved 3 January 2025, from https://www.unb.ca/annualreport/2017/innovation/seaweed.html

Lyu, S., Zhang, C. S., Mao, Z., Guo, X., Li, Z., Luo, X., Sun, J., & Su, Q. (2024). Real-world Chinese herbal medicine for Parkinson’s disease: a hospital-based retrospective analysis of electronic medical records. Frontiers in Aging Neuroscience16. https://doi.org/10.3389/fnagi.2024.1362948

‌Gao, X., Chen, H., Fung, T. T., Logroscino, G., Schwarzschild, M. A., Hu, F. B., & Ascherio, A. (2007). Prospective study of dietary pattern and risk of Parkinson disease. The American journal of clinical nutrition86(5), 1486–1494. https://doi.org/10.1093/ajcn/86.5.1486

Bisaglia, M. (2023). Mediterranean Diet and Parkinson’s Disease. International Journal of Molecular Sciences24(1), 42. https://doi.org/10.3390/ijms24010042

Salis, C., Papageorgiou, L., Papakonstantinou, E., Hagidimitriou, M., & Vlachakis, D. (2020). Olive Oil Polyphenols in Neurodegenerative Pathologies. Advances in experimental medicine and biology1195, 77–91. https://doi.org/10.1007/978-3-030-32633-3_12

Tan, A. H., Chong, C. W., Lim, S. Y., Yap, I. K. S., Teh, C. S. J., Loke, M. F., Song, S. L., Tan, J. Y., Ang, B. H., Tan, Y. Q., Kho, M. T., Bowman, J., Mahadeva, S., Yong, H. S., & Lang, A. E. (2021). Gut Microbial Ecosystem in Parkinson Disease: New Clinicobiological Insights from Multi-Omics. Annals of neurology89(3), 546–559. https://doi.org/10.1002/ana.25982

Kim, T.-H., Cho, K.-H., Jung, W.-S., & Lee, M. S. (2012). Herbal Medicines for Parkinson’s Disease: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials. PLoS ONE7(5), e35695. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0035695

Alkohol – Kesehatan Masyarakat. (2023). Retrieved 3 January 2025, from https://www.chcrr.org/id/health-topic/alcohol/

Angeloni, C., Malaguti, M., Barbalace, M. C., & Hrelia, S. (2017). Bioactivity of Olive Oil Phenols in Neuroprotection. International journal of molecular sciences18(11), 2230. https://doi.org/10.3390/ijms18112230

Harijawan, E. N. (2024). PENGARUH POLA DIET MENGONSUMSI IKAN LAUT TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANSIA. Oceana Biomedicina Journal7(1). https://doi.org/10.30649/obj.v7i1.110

‌Opitz, I., Patella, M., Payrard, L., Perentes, J. Y., Inderbitzi, R., Gelpke, H., Schulte, S., Diezi, M., Gonzalez, M., Krueger, T., & Weder, W. (2020). Prognostic factors of oligometastatic non-small-cell lung cancer following radical therapy: a multicentre analysis. European journal of cardio-thoracic surgery : official journal of the European Association for Cardio-thoracic Surgery57(6), 1166–1172. https://doi.org/10.1093/ejcts/ezz384

Vinolo, M. A., Rodrigues, H. G., Nachbar, R. T., & Curi, R. (2011). Regulation of inflammation by short chain fatty acids. Nutrients3(10), 858–876. https://doi.org/10.3390/nu3100858

Recent Research on Diet and Nutrition for People Living with Parkinson’s. (N.d.). Retrieved 3 January 2025, from https://davisphinneyfoundation.org/research-diet-nutrition/?utm_source=chatgpt.com

Knight, E., Geetha, T., Burnett, D., & Babu, J. R. (2022). The Role of Diet and Dietary Patterns in Parkinson’s Disease. Nutrients14(21), 4472. https://doi.org/10.3390/nu14214472

Versi Terbaru

14/01/2025

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Apa Saja Obat Herbal dan Pengobatan Alternatif untuk Parkinson?

Penyakit Parkinson, Berbahaya Tidak, Ya?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 22 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan