backup og meta

Herniasi Otak

Herniasi Otak

Herniasi adalah kondisi medis di mana suatu organ atau jaringan melampaui batas normalnya, biasanya melalui celah atau area lemah dalam struktur di sekitarnya. Proses ini dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti hernia diskus di leher. Di bagian otak atau area kepala, hernia juga bisa terjadi yang kemudian dikenal dengan istilah herniasi otak.

Ketahui apa saja gejala dan penyebab herniasi otak serta cara mengatasinya di bawah ini.

Apa itu herniasi otak? 

Trombosis Sinus Cavernosus (TSC)

Herniasi otak, yang bisa disebut dengan herniasi cerebri atau herniasi serebri, adalah kondisi serius di mana jaringan otak berpindah dari posisi normalnya di dalam tengkorak akibat peningkatan tekanan di dalam tengkorak (tekanan intrakranial).

Tekanan yang meningkat ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma kepala, stroke, tumor otak, perdarahan (hemorrhage), atau edema (pembengkakan otak).

Hernia pada otak berpotensi sangat berbahaya karena dapat menekan struktur penting di dalam otak, termasuk batang otak, yang mengatur fungsi vital seperti pernapasan dan detak jantung.

Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen atau bahkan kematian.

Maka dari itu, penanganan medis segera sangat penting dalam kondisi hernia pada otak. Dokter biasanya akan menggunakan metode medis untuk mengurangi tekanan intrakranial.

Jenis-jenis herniasi otak

Terdapat beberapa jenis herniasi otak yang diklasifikasikan berdasarkan bagian otak yang terdorong dan jalur perpindahannya. Berikut adalah jenis-jenis utama hernia pada otak.

  • Herniasi transtentorial (uncal). Bagian otak yang disebut uncus (bagian dari lobus temporal) berpindah melalui tentorium (struktur di dalam otak yang memisahkan otak besar dari otak kecil).
  • Herniasi sentral. Struktur-struktur dari bagian tengah otak terdorong ke bawah menuju batang otak.
  • Herniasi subfalcine (cingulate). Bagian dari lobus frontal otak terdorong ke bawah melewati falx cerebri, struktur yang membagi kedua belahan otak.
  • Herniasi tonsilaris. Bagian dari otak kecil (tonsil cerebellum) terdorong melalui foramen magnum (pembukaan di dasar tengkorak), yang menekan batang otak.

Tanda dan gejala herniasi otak

gejala kanker otak

Tanda dan gejala herniasi otak bergantung pada bagian otak yang terdampak dan jenis herniasi. Berikut adalah beberapa gejala umum yang dapat muncul.
  • Sakit kepala parah.
  • Muntah proyektil.
  • Penurunan kesadaran (linglung atau koma).
  • Pupil tidak simetris (satu pupil membesar).
  • Kelemahan satu sisi tubuh (hemiparesis).
  • Pernapasan tidak teratur.
  • Tekanan darah meningkat, denyut nadi lambat (Cushing’s triad).
  • Postur tubuh abnormal (dekortikasi atau deserebrasi).
  • Kejang.

Jika tanda-tanda ini muncul, diperlukan penanganan medis segera untuk menghindari kerusakan permanen atau kematian.

Penanganan melibatkan upaya untuk menurunkan tekanan intrakranial, stabilisasi fungsi vital, dan sering kali tindakan bedah.

Penyebab herniasi otak

Seperti yang dilansir dari MedlinePlus, herniasi otak terjadi akibat peningkatan tekanan intrakranial yang memicu jaringan otak terdorong keluar dari posisi normalnya.

Lalu, faktor apa yang dapat menyebabkan herniasi batang otak? Berikut adalah penyebab utama hernia pada otak.

  • Trauma kepala. Cedera serius pada kepala, seperti kecelakaan atau benturan keras, dapat menyebabkan pembengkakan atau perdarahan di otak, meningkatkan tekanan intrakranial.
  • Tumor otak. Tumor yang tumbuh di otak dapat menekan jaringan sekitarnya, menyebabkan perpindahan jaringan otak.
  • Perdarahan di otak. Perdarahan akibat stroke hemoragik, aneurisma otak yang pecah, atau trauma dapat meningkatkan volume dalam tengkorak dan mendorong jaringan otak.
  • Stroke iskemik. Stroke yang menyebabkan kematian jaringan otak dapat menyebabkan pembengkakan otak (edema) yang mengakibatkan herniasi.
  • Edema otak. Pembengkakan otak karena trauma, infeksi, stroke, atau kekurangan oksigen dapat meningkatkan tekanan di dalam tengkorak.
  • Abses otak. Infeksi di otak yang menyebabkan terbentuknya abses dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
  • Hidrocephalus. Kondisi di mana cairan serebrospinal menumpuk di dalam otak, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan yang bisa memicu herniasi.
  • Operasi atau prosedur bedah otak. Pada beberapa kasus, komplikasi dari operasi otak dapat menyebabkan herniasi, terutama jika ada pembengkakan setelah prosedur.

Semua penyebab ini memerlukan penanganan cepat untuk mencegah kerusakan otak permanen atau kematian.

Pengobatan herniasi otak

Pengalaman Sembuh dari Tumor Otak Setelah Hampir 2 Tahun

Hernia pada otak merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan penanganan segera untuk mengurangi tekanan intrakranial dan mencegah kerusakan otak permanen atau kematian.

Berikut adalah beberapa langkah dan metode pengobatan yang biasanya dilakukan.

1. Penanganan darurat

Dalam penanganan darurat hernia pada otak, penanganan darurat dilakukan untuk mengurangi tekanan intrakranial, mengontrol pembengkakan, dan menjaga stabilitas fungsi vital.

Berikut adalah beberapa penanganan yang umum digunakan.

  • Obat mannitol. Diuretik osmotik yang membantu mengurangi pembengkakan otak.
  • Hiperventilasi sementara. Untuk menurunkan kadar karbon dioksida dalam darah, yang dapat mengurangi tekanan di dalam otak.
  • Sedasi dan paralisis. Untuk mengurangi aktivitas otak dan kebutuhan oksigen yang membantu meringankan tekanan.
  • Obat kortikosteroid. Untuk mengurangi edema otak akibat tumor atau peradangan (tidak efektif pada edema akibat trauma atau stroke).

2. Operasi

Operasi adalah salah satu langkah utama untuk mengobati herniasi otak yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial.

Tindakan bedah dilakukan untuk mengurangi tekanan, mengeluarkan massa yang menyebabkan hernia pada otak, atau membuka ruang bagi otak yang bengkak.

Berikut adalah operasi yang biasa dilakukan untuk mengatasi hernia pada otak.

  • Kraniektomi decompressive. Tindakan pembedahan untuk membuka sebagian tulang tengkorak agar otak memiliki ruang lebih untuk mengembang, sehingga dapat mengurangi tekanan intrakranial.
  • Drainase cairan serebrospinal. Menggunakan shunt atau kateter untuk mengalirkan cairan serebrospinal (CSF) dari otak dan mengurangi tekanan.
  • Evakuasi hematoma. Jika penyebabnya adalah perdarahan otak, dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan darah yang terkumpul.
  • Pengangkatan tumor. Jika herniasi disebabkan oleh tumor otak, pembedahan untuk mengangkat tumor dapat mengurangi tekanan.

3. Perawatan

Selain prosedur bedah dan obat-obatan, perawatan bertujuan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan meningkatkan peluang pemulihan.

Manajemen suportif dalam pengobatan hernia pada otak berfokus pada menjaga fungsi vital, mengurangi tekanan intrakranial, dan mendukung pemulihan pasien.

Berikut adalah langkah-langkah perawatan untuk hernia pada otak.

  • Ventilator. Jika pasien mengalami kesulitan bernapas, ventilasi mekanis diperlukan untuk mendukung fungsi pernapasan.
  • Pengendalian tekanan darah. Penting untuk menjaga tekanan darah dalam rentang normal agar suplai darah ke otak tetap stabil.
  • Kontrol suhu tubuh. Hipotermia terkontrol (menurunkan suhu tubuh) kadang digunakan untuk mengurangi metabolisme otak dan pembengkakan.

Setelah tekanan intrakranial dikendalikan dan kondisi pasien stabil, terapi rehabilitasi mungkin diperlukan untuk membantu pemulihan fungsi otak yang terganggu akibat herniasi. Ini bisa termasuk fisioterapi, terapi bicara, dan terapi okupasi.

Pengobatan cepat sangat penting dalam kasus hernia pada otak. Jika tidak diatasi dengan segera, herniasi dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, hilangnya fungsi neurologis, atau kematian.

Kesimpulan

  • Herniasi otak merupakan kondisi serius yang terjadi saat jaringan otak berpindah dari posisi normal di dalam tengkorak akibat peningkatan tekanan di dalam tengkorak.
  • Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti stroke, trauma kepala, tumor otak, perdarahan (hemorrhage), atau edema (pembengkakan otak).
  • Gejala kondisi ini dapat berupa sakit kepala parah, muntah, kelemahan tubuh, kehilangan kesadaran, hingga kejang.
  • Dalam kondisi ini, penanganan darurat perlu dilakukan dengan pemberian obat-obatan dan melakukan hiperventilasi sementara.
  • Penanganan kemudian akan dilanjutkan dengan prosedur operasi dan perawatan dengan menggunakan ventilator dan mengendalikan tekanan darah.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Brain herniation: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 30 September 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/001421.htm

Munakomi, S. (2023). Brain Herniation. Retrieved 30 September 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542246/

Brain herniation. (N.d.). Retrieved 30 September 2024, from https://radiopaedia.org/articles/brain-herniation-1

Riveros Gilardi, B., Muñoz López, J. I., Hernández Villegas, A. C., Garay Mora, J. A., Rico Rodríguez, O. C., Chávez Appendini, R., … Higuera Calleja, J. A. (2019). RadioGraphics39(6), 1598–1610. https://doi.org/10.1148/rg.2019190018

Brain herniation. (N.d.). Retrieved 30 September 2024, from https://www.osmosis.org/learn/Brain_herniation

Versi Terbaru

09/10/2024

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Amigdala, Bagian Otak yang Berperan pada Rasa Takut

Diffuse Axonal Injury


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/10/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan