Kamera canggih pada ponsel pintar memudahkan seseorang untuk mengambil foto diri sendiri atau selfie hingga memenuhi galeri fotonya. Namun, para ahli memperingatkan bahwa terlalu sering berfoto, apalagi dengan flash, punya risiko tersendiri. Konon katanya, foto selfie menggunakan lampu flash disebut dapat memicu kejang atau epilepsi fotosensitif.
Apa itu epilepsi fotosensitif?
Epilepsi fotosensitif adalah suatu kondisi kejang yang dipicu oleh kilatan cahaya atau flash serta pola terang dan gelap yang sangat mencolok.
Efek berkedip atau berpola tersebut dapat membuat orang dengan atau tanpa epilepsi pun akan merasa tidak nyaman.
Sekitar 5% orang dengan epilepsi memiliki kepekaan yang meningkat terhadap kilatan cahaya atau pola cahaya yang berubah dengan cepat.
Mengutip NHS, kondisi tersebut sering kali menyerang anak antara usia 7 sampai 19 tahun.
Meski kasusnya terbilang jarang, biasanya epilepsi fotosensitif lebih sering memengaruhi anak perempuan daripada laki-laki.
Apa saja pemicu epilepsi fotosensitif?
Foto selfie ternyata memiliki ancaman tersendiri bagi kesehatan, terutama jika Anda mengidap epilepsi.
Bahkan, diketahui bahwa seorang remaja perempuan di Kanada mengalami kejang setelah memotret dirinya menggunakan lampu kilat atau flash kamera depan.
Dokter yang merawat remaja itu menyebut kejadian ini sebagai fenomena epilepsi fotosensitif yang dipicu oleh aktivitas otak.
Tidak mengherankan jika seorang yang selfie dapat memicu aktivitas kejang di otak, terutama saat pasien diketahui memiliki kepekaan terhadap cahaya atau fotosensitif.
Pemicu utama kejang epilepsi fotosensitif adalah cahaya yang sering kali berasal dari hal-hal berikut.
- Layar TV, komputer, ponsel, atau bioskop
- Lampu yang berkedip-kedip, seperti lampu sorot, lampu disko, atau lampu neon yang rusak.
- Cahaya terang atau pantulan, seperti sinar matahari yang dipantulkan dari cermin atau jendela.
- Warna atau pola kontras tinggi, seperti garis dan titik.
- Cahaya yang masuk dalam sela-sela penutup jendela seperti kerai.
- Benda bergerak juga dapat memicu kejang, seperti eskalator, kipas di langit-langit, dan baling-baling, termasuk baling-baling helikopter.
Selain itu, faktor lain dapat memengaruhi pemicu kejang yang disebabkan oleh epilepsi fotosensitif.
- Kondisi mata saat stimulus terjadi.
- Kontras dan kecerahan warna atau cahaya.
- Kecepatan dan frekuensi gerakan atau pola, biasanya 8 – 30 kedipan per detik dapat meningkatkan risiko kejang.
- Jarak dari pemicu atau cahaya.
- Warna pemicunya, cahaya warna merah bisa lebih merangsang daripada biru.
Jika Anda secara teratur terpapar pemicu epilepsi fotosensitif yang umum, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda tentang cara mengurangi risiko kejang.