backup og meta

Mengenal Penyebab Halusinasi dan Tips Aman Mengatasinya

Mengenal Penyebab Halusinasi dan Tips Aman Mengatasinya

Sebagian dari Anda mungkin sering mendengar soal fenomena halusinasi. Meski tidak tampak atau terdengar oleh orang lain, orang-orang yang mengalaminya merasakannya sebagai suatu hal yang nyata.

Mengapa dan bagaimana kondisi mental ini bisa terjadi? Simak penjelasannya di bawah ini!

Apa yang dimaksud dengan halusinasi?

Halusinasi adalah kondisi yang membuat seseorang menyaksikan atau mengalami hal-hal yang sebenarnya tidak nyata dan hanya ada di dalam pikirannya sendiri. 

Kondisi ini memengaruhi seluruh pancaindra. Anda bisa saja  melihat, mendengar, menyentuh, mencium, atau mengecap sesuatu yang tidak benar-benar ada.

Pada umumnya, halusinasi merupakan gejala dari beberapa gangguan mental, contohnya psikosis, skizofrenia, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Namun, tidak menutup kemungkinan kondisi ini juga menjadi gejala dari penyakit fisik yang berkaitan dengan kelainan saraf, seperti demensia dan penyakit Parkinson.

Macam-macam halusinasi

Jenis halusinasi

Berikut ini adalah penjelasan tentang beberapa jenis halusinasi yang bisa Anda rasakan.

  • Halusinasi auditori: mendengar suara yang berasal dari dalam maupun luar pikiran, seperti berbicara satu sama lain atau memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
  • Halusinasi visual: melihat objek, pola, orang, atau cahaya yang tidak nyata, seperti melihat seseorang di suatu ruangan atau cahaya yang tidak bisa dilihat orang lain.
  • Halusinasi olfaktori: mencium bau yang sedap atau kurang sedap meski sebenarnya tidak ada bau apa pun di sekitar Anda.
  • Halusinasi gustatori: mengecap rasa yang asing dan tidak sedap, umumnya sensasi logam pada lidah yang kerap terjadi pada orang dengan epilepsi.
  • Halusinasi taktil: merasakan sentuhan atau pergerakan pada tubuh, seperti serangga yang merayapi punggung atau tangan yang menyentuh tubuh.
  • Halusinasi temporer: kondisi yang terjadi saat seseorang baru saja kehilangan orang terdekat, seperti mendengar suara atau melihat orang tersebut dalam waktu singkat.

Perbedaan halusinasi dan delusi

Perlu dipahami bahwa halusinasi dan delusi berbeda. Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan nyata, sedangkan delusi adalah keyakinan yang keliru dan tidak sesuai dengan kenyataan. 

Penyebab halusinasi

Berikut adalah beberapa alasan mengapa orang mengalami halusinasi.

1. Gangguan mental

Beberapa jenis kondisi dan penyakit mental yang menyebabkan halusinasi yakni:

  • psikosis,
  • depresi berat,
  • gangguan bipolar,
  • gangguan skizoafektif,
  • skizofrenia,
  • post-traumatic stress disorder (PTSD), dan
  • borderline personality disorder (BPD).

2. Penyakit fisik

Selain gangguan mental, beberapa kondisi dan penyakit fisik yang bisa membuat Anda berhalusinasi meliputi:

  • penyakit kronis, seperti HIV/AIDS, kanker otak, gagal ginjal, dan gagal hati,
  • demam tinggi, terutama pada anak-anak dan lansia,
  • migrain,
  • gangguan penglihatan, seperti degenerasi makula dan katarak,
  • kehilangan pendengaran atau tuli,
  • epilepsi,
  • demensia, 
  • penyakit Parkinson, dan 
  • delirium.

3. Kurang tidur

Halusinasi merupakan salah satu kondisi yang bisa muncul bila Anda mengalami kurang tidur yang parah. 

Seseorang berpotensi lebih tinggi untuk mengalami fenomena ini bila telah terjaga selama beberapa hari atau belum cukup tidur dalam jangka waktu yang lama.

4. Penyalahgunaan zat

Asupan alkohol yang berlebihan dan obat-obatan terlarang bisa membuat Anda melihat atau mendengar hal yang tidak nyata.

5. Obat-obatan

Beberapa pengobatan bisa menyebabkan efek samping halusinasi, misalnya obat-obatan yang digunakan untuk penyakit Parkinson, depresi, psikosis atau epilepsi.

Anestesi atau obat bius yang digunakan selama prosedur operasi juga bisa memicu kondisi ini.

Ragam cara mengatasi halusinasi

tugas konselor

Halusinasi bisa dikendalikan meski mungkin tidak bisa disembuhkan seratus persen. Persentase kesembuhan akan sangat tergantung pada penyebabnya.

Beberapa rencana perawatan yang umumnya dokter rekomendasikan untuk menangani kondisi ini adalah sebagai berikut.

1. Obat-obatan

Dokter akan meresepkan obat berdasarkan kondisi medis yang Anda alami. Jika Anda berhalusinasi akibat berhenti minum alkohol, Anda butuh obat-obatan untuk menenangkan sistem saraf.

Akan tetapi, bila halusinasi disebabkan oleh penyakit Parkinson dan demensia, Anda mungkin perlu menggunakan jenis obat lain yang lebih sesuai dengan penyebabnya.

2. Konseling psikologi

Konseling berperan penting di dalam penanganan halusinasi, terutama bila kondisi ini disebabkan oleh gangguan mental

Konselor akan membantu Anda mengerti lebih dalam tentang kondisi ini dan memberikan strategi untuk mengatasinya. Hal ini sangat penting terutama bagi pasien yang memiliki paranoid.

Tips membantu orang terdekat yang mengalami halusinasi

Apabila orang terdekat Anda berhalusinasi, jangan tergesa-gesa mengambil aksi. Lebih baik, coba terlebih dahulu mempelajari kondisi dan situasi terlebih dahulu.

Ketika situasinya sudah lebih kondusif, lakukan beberapa strategi di bawah ini untuk membantu mereka.

1. Berikan rasa aman dan nyaman

Selama berhalusinasi, orang terdekat Anda mungkin merasa ketakutan. Maka dari itu, Anda perlu membuat mereka merasa aman dan nyaman. 

Yakinkan bahwa diri Anda selalu sedia menjaga mereka agar mereka tidak perlu merasa khawatir.

Berikan juga rasa aman melalui sentuhan jika memungkinkan, contohnya dengan menepuk-nepuk punggungnya secara pelan dan penuh perhatian.

2. Alihkan perhatiannya

Menurut Alzheimer’s Association, salah satu cara untuk membantu orang terdekat yang berhalusinasi adalah dengan mengalihkan perhatiannya. 

Cobalah ajak mereka berjalan kaki atau berpindah tempat ke tempat lain bila gejala muncul saat mereka berada di tempat tertentu.

Anda juga bisa mengalihkan perhatiannya dengan membicarakan hal-hal yang menarik, misalnya seputar hobi, film, dan musik yang sama-sama Anda berdua sukai.

3. Tanggapi dengan kejujuran

Meski tahu bahwa orang terdekat sedang berhalusinasi, bukan berarti Anda harus berbohong kepadanya agar mereka merasa dipercaya dan lebih tenang.

Berikan jawaban jujur bila mereka bertanya, “Kamu melihat dan mendengarnya, kan?”

Pasalnya, bila Anda menjawab seolah-olah juga mendengarnya padahal tidak sama sekali, hal ini hanya akan memperparah halusinasi tersebut. 

Anda dapat mengatakan dengan cara, “Saya tahu kamu mendengar sesuatu, tetapi saya tidak mendengarnya.”

Hal tersebut telah menunjukkan bahwa Anda memahami kondisi mereka tanpa membenarkan bahwa apa yang dilihat, didengar, maupun dirasakannya itu nyata.

Kesimpulan

  • Halusinasi adalah pengalaman menyaksikan atau mengalami hal-hal yang sebenarnya tidak nyata dan hanya ada dalam pikiran sendiri.  
  • Penyebabnya bisa berkaitan dengan gangguan mental, penyakit fisik, kurang tidur, penyalahgunaan zat, efek samping obat-obatan, dan anestesi.
  • Tergantung penyebabnya, kondisi ini bisa ditangani dengan obat-obatan dan konseling.
  • Membantu orang terdekat yang sedang berhalusinasi dilakukan dengan menciptakan rasa aman, mengalihkan perhatian, dan memberikan tanggapan yang jujur.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hallucinations. (2022). MedlinePlus. Retrieved February 22, 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/003258.htm

Hallucinations. (n.d.). Alzheimer’s Association. Retrieved February 22, 2024, from https://www.alz.org/help-support/caregiving/stages-behaviors/hallucinations

Hallucinations and hearing voices. (2021). NHS UK. Retrieved February 22, 2024, from https://www.nhs.uk/mental-health/feelings-symptoms-behaviours/feelings-and-symptoms/hallucinations-hearing-voices/

Hallucinations and hearing voices. (n.d.). Western Australian Department of Health. Retrieved February 22, 2024, from https://www.healthywa.wa.gov.au/Articles/F_I/Hallucinations-and-hearing-voices

Moe, A. (2019). What are hallucinations? The Ohio State University Wexner Medical Center. Retrieved February 22, 2024, from https://wexnermedical.osu.edu/blog/what-are-hallucinations

American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders: DSM-5.

Versi Terbaru

04/03/2024

Ditulis oleh Annisa Hapsari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Fakta Magic Mushroom, Jamur Narkoba Penyebab Halusinasi

Meski Berbeda, Bisakah Halusinasi dan Delusi Terjadi Secara Bersamaan?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 04/03/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan