Saat seseorang terkena HIV biasanya daya tahan tubuhnya perlahan akan menurun. Akibatnya, pengidap HIV mudah lelah saat beraktivitas sehari-hari bahkan saat melakukan hal sederhana. Mengapa demikian dan bagaimana cara mengatasinya? Ketahui dalam penjelasan berikut.
Kenapa pengidap HIV mudah lelah?
Infeksi human immunodeficiency virus (HIV) merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
Menurut UN AIDS, ada sebanyak 39 juta orang di dunia yang hidup dengan HIV/AIDS pada tahun 2023.
Saat sistem pertahanan ini diserang, tubuh mengalami kesulitan untuk melawan dan menyingkirkan virus yang masuk.
Ketika Anda tak menyadari HIV bersarang di dalam tubuh, virus ini akan melipatgandakan dirinya dengan cepat. Hal ini membuat energi tubuh terus terkuras untuk melawannya.
Tak hanya itu, HIV juga termasuk virus yang menyerang dan mengambil alih limfosit atau sel T. Padahal, limfosit adalah sel yang membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
Serangan yang bertubi-tubi terhadap sistem pertahanan tubuh ini lama-lama membuat tubuh kelelahan.
Depresi, insomnia, dan efek samping obat juga menjadi sumber pemicu yang membuat tubuh mengalami kelelahan parah.
Rasa lelah akibat HIV ini biasanya tak benar-benar hilang bahkan ketika pengidapnya sedang atau telah beristirahat. Ditambah lagi, kelelahan ini bisa disebabkan karena kurangnya asupan vitamin dan mineral.
Kelelahan ini biasanya dirasakan tak hanya secara fisik saja tetapi juga mental. Lelah fisik membuat Anda tak bisa seaktif biasanya, bahkan untuk melakukan berbagai tugas sederhana seperti naik turun tangga.
Sementara itu, lelah psikologis atau batin membuat Anda sulit untuk berkonsentrasi dan kehilangan motivasi untuk melakukan sesuatu.
Kelelahan HIV idiopatik

Ketika sumber kelelahan Anda tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan depresi, insomnia, narkoba, atau sebab spesifik lainnya, kondisi ini disebut dengan kelelahan HIV idiopatik.
Idiopatik merupakan istilah medis yang berarti penyebab kondisinya tidak diketahui.
Kelelahan HIV idiopatik adalah hal yang umum, tetapi sulit untuk diprediksi. Anda bisa mengalaminya di setiap waktu dalam satu hari, dan Anda bisa mengalami berhari-hari tanpa perasaan lelah tersebut.
Penggunaan stimulan seperti methylphenidate (Ritalin) dan dextroamphetamine (Dexedrine) dapat membantu.
Dokter Anda dapat meresepkannya untuk penggunaan setiap hari atau hanya ketika Anda mulai menyadari munculnya kelelahan.
Tanda-tanda mudah lelah akibat HIV
Kelelahan merupakan salah satu gejala awal dari HIV. Ciri kelelahan akibat HIV, antara lain sakit kepala, demam, pembengkakan kelenjar getah bening (di tenggorokan, ketiak, atau selangkangan), dan sakit tenggorokan.
Tanda-tanda ini dapat menghilang setelah beberapa saat. Dalam beberapa kasus, penderita HIV percaya bahwa gejala kelelahan kronis yang mereka alami terkait dengan virus flu biasa.
Mengutip Aidsmap, beberapa tanda lainnya dari kelelahan, termasuk kegelisahan dan depresi, masalah tidur, nyeri, dan infeksi atau penyakit lainnya.
HIV juga dapat memengaruhi tubuh tanpa menunjukkan gejala sama sekali selama beberapa tahun.
Apakah pengidap HIV bisa beraktivitas seperti biasa?
Ya, sebagian besar pengidap HIV bisa menjalani kehidupan normal dan beraktivitas seperti biasanya dengan menjalani terapi antiretroviral (ARV) secara teatur dan menjaga pola hidup yang sehat.
Cara mengatasi mudah lelah akibat HIV
Jangan biarkan rasa lelah ini membuat Anda menjadi tidak produktif. Anda harus melawannya dan mencari cara efektif untuk mengusirnya.
Untuk mengatasinya, Anda perlu mencari tahu terlebih dahulu sumber penyebabnya selain karena sistem kekebalan tubuh yang memang diserang.
Berikut ini berbagai hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi rasa mudah lelah akibat HIV.
1. Memperbaiki pola tidur
Tak jarang, pengidap HIV merasa mudah lelah karena mengalami insomnia. Jika hal ini terjadi pada Anda sebaiknya perbaiki pola tidur Anda sehari-hari dengan cara berikut.
- Tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari.
- Ciptakan suasana kamar yang nyaman dengan mematikan lampu menjelang tidur.
- Menjaga suhu kamar tetap sejuk.
- Meditasi atau berdoa sebelum tidur.
- Membaca buku menjelang waktu tidur.
- Tidak minum alkohol atau kafein di malam hari.
Cobalah untuk konsisten menerapkan kebiasaan ini setiap harinya agar kualitas tidur Anda membaik.
2. Melakukan berbagai hal yang menyenangkan hati

Depresi kerap menyertai pengidap HIV. Sudah bukan hal baru bahwa mereka mengalami kelelahan secara psikis, perasaan tertekan, dan kesepian.
Kalau Anda sedang mengalami hal ini, cobalah melakukan berbagai hal yang menyenangkan, seperti pergi ke tempat favorit, menonton film, atau sekedar memanjakan diri dengan spa di rumah.
Anda juga bisa bergabung dengan komunitas pengidap HIV untuk saling bertukar cerita sehingga Anda tidak merasa sedang berjuang sendirian.
Akan lebih baik lagi jika Anda melakukan terapi alternatif seperti meditasi atau yoga untuk membantu meringankan beban pikiran. Jika tidak berhasil, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
3. Mencari alternatif obat lain
Obat-obatan untuk HIV termasuk obat yang memiliki efek samping cukup keras. Jika Anda merasa tubuh justru mudah bertambah lelah setelah minum obat HIV yang diresepkan, konsultasikan pada dokter.
Jika dirasa perlu, dokter akan memberikan alternatif obat lain yang sepadan dengan efek samping yang lebih minim. Namun, ketika rasa lelah tak diketahui dari mana asalnya segera konsultasikan ke dokter.
Penggunaan stimulan seperti methylphenidate dan dextroamphetamine mungkin bisa menjadi alternatif untuk mengatasi kelelahan parah yang Anda alami.
HIV merupakan penyakit kronis, tetapi dengan menjalani pengobatan secara rutin dan menerapkan kebiasaan yang sehat, Anda dapat dengan mudah mengelolanya.
Dengan senantiasa berpikiran positif, niscaya hal tersebut akan membantu Anda menghadapi penyakit HIV dengan lebih efektif.
Kesimpulan
- Pengidap HIV merasa mudah lelah karena virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV membuat energi tubuh terus terkuras untuk melawan virus sehingga menimbulkan kelelahan.
- Tanda-tanda mengalami kelelahan akibat HIV antara lain sakit kepala, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.
- Cara mengatasi kelelahan akibat HIV yaitu memperbaiki pola tidur, melakukan berbagai hal yang menyenangkan, atau mencari alternatif obat lain.
[embed-health-tool-ovulation]