Diabetes atau dikenal dengan diabetes melitus adalah salah satu penyakit kronis paling umum di Indonesia. Terdapat beberapa jenis diabetes yang mungkin terjadi. Beda jenisnya, beda pula penanganannya. Apa saja tipe diabetes yang ada?
Tipe-tipe diabetes
Ada beberapa klasifikasi diabetes, di antaranya yang mungkin paling Anda ketahui adalah diabetes melitus (DM) tipe 1 dan tipe 2.
Ada juga jenis diabetes yang dialami dalam masa kehamilan yang dikenal dengan istilah diabetes gestasional.
Tidak mudah membedakan diabetes tipe 1 dan tipe 2 karena secara umum gejala kedua jenis diabetes ini serupa.
Perbedaan keduanya terdapat pada penyebabnya. Diabetes tipe 1 berhubungan dengan keturunan, sedangkan DM tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat.
Namun, penelitian beberapa tahun terakhir menunjukkan diabetes bisa memengaruhi otak sehingga menyebabkan penyakit Alzheimer. Kondisi ini kemudian diperkenalkan sebagai diabetes tipe 3.
Berikut adalah ulasan masing-masing klasifikasi diabetes melitus.
1. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang terjadi ketika tubuh kurang atau sama sekali tidak dapat menghasilkan hormon insulin.
Padahal, insulin dibutuhkan untuk menjaga kadar gula darah tetap normal.
Umumnya, diabetes tipe 1 terjadi dan ditemukan pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda, meski bisa terjadi pada usia berapa pun.
Diabetes tipe 1 kemungkinan besar disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan patogen (bibit penyakit) malah keliru sehingga menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas (autoimun).
Kekeliruan sistem imun pada tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor genetik dan paparan virus di lingkungan.
Sering kali penyandang DM tipe 1 memerlukan terapi insulin seumur hidup untuk mengendalikan gula darahnya.
2. Diabetes tipe 2
Mengutip dalam laman CDC, diperkirakan sekitar 95% kasus kencing manis adalah diabetes tipe 2.
Secara umum, jenis diabetes ini dapat menyerang siapa saja pada semua kalangan usia.
Namun, diabetes tipe 2 biasanya lebih mungkin terjadi pada orang dewasa dan lansia karena faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang gerak dan kelebihan berat badan.
Gaya hidup tak sehat menyebabkan sel-sel tubuh kebal atau kurang sensitif merespons hormon insulin. Kondisi ini disebut juga dengan resistensi insulin.
Akibatnya, sel-sel tubuh tidak dapat memproses glukosa dalam darah menjadi energi dan glukosa pun akhirnya menumpuk di dalam darah.
Untuk mengatasi gejala diabetes tipe 2, pasien perlu menjalani pola hidup diabetes yang lebih sehat, seperti mengatur pola makan dan memperbanyak aktivitas fisik.
Dokter juga mungkin akan memberikan obat diabetes untuk menurunkan gula darah yang tinggi dalam perawatan DM tipe 2.