backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Bisakah Mencegah Autisme Sejak Anak dalam Kandungan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 29/06/2021

    Bisakah Mencegah Autisme Sejak Anak dalam Kandungan?

    Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan kelainan yang menyebabkan seseorang kesulitan dalam berkomunikasi dan bersikap. Penderita autisme sulit untuk memahami apa yang orang lain pikirkan dan rasakan, termasuk sulit mengekspresikan dirinya. Itu sebabnya banyak orangtua yang mencoba mencegah autisme sedini mungkin, bahkan sejak dalam kandungan. Mungkinkan hal tersebut dilakukan?

    Mencegah autisme sejak dalam kandungan

    Hingga saat ini memang belum ada penjelasan yang pasti mengenai penyebab seorang anak mengalami autisme. Namun, para ilmuwan meyakini genetik menjadi faktor terbesar yang bisa menyebabkannya.

    Selama masa kehamilan, dokter memang tidak bisa mendeteksi apakah anak yang masih di dalam kandungan tersebut mengidap autisme atau tidak.  Apalagi, faktor terbesar penyebab autisme, yaitu genetik yang tidak bisa diubah.

    Meski tidak bisa dicegah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan perkembangan janin dalam kandungan. Beberapa hal di bawah ini bisa Anda lakukan saat hamil untuk meningkatkan kesehatan, sekaligus dapat mencegah autisme pada anak sejak dalam kandungan.

  • Terapkan pola hidup sehat

  • Meningkatkan kesehatan ibu hamil sangat penting. Dengan menjaga kesehatan, ibu hamil dan janin dalam kandungannya dapat terhindari dari risiko berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah mengurangi risiko autisme pada anak yang dikandungnya.

    Menerapkan pola hidup sehat bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang cukup dan bergizi, menjauhi rokok dan alkohol, dan berolahraga. Diskusikan dengan dokter kandungan Anda mengenai makanan apa saja yang baik dikonsumsi dan olahraga yang tepat sesuai dengan kondisi kehamilan Anda.

    • Jangan sembarang minum obat selama hamil

    Bila Anda sakit pada saat hamil, tanyakan pada dokter Anda apa perawatan yang boleh dilakukan. Bila memerlukan obat, tanyakan pula obat yang boleh dikonsumsi saat hamil. Mengonsumsi obat sembarangan saat hamil bisa mengakibatkan autisme pada anak Anda.

    Ilmuwan menemukan hubungan antara ibu hamil yang mengonsumsi obat-obatan dengan risiko autisme pada anaknya. Sebuah studi di Journal of the American Medical Association menemukan bahwa valproate (obat untuk epilepsi dan gangguan saraf lainnya) bisa meningkatkan risiko autisme bila dikonsumsi saat hamil.

  • Penuhi kebutuhan zat besi

  • Sebuah studi di American Journal of Epidemiology menemukan bahwa ibu hamil yang kekurangan zat besi kemungkinan lebih besar melahirkan anak dengan autisme dibandingkan dengan yang tidak kekurangan zat besi.

    Oleh karena itu, upaya mencegah autisme sejak dalam kandungan dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan. Peran zat besi sangat penting untuk pertumbuhan otak janin. Namun, faktanya setengah dari ibu hamil masih kekurangan zat besi.

    Anda dapat memenuhi kebutuhan zat besi Anda selama hamil melalui makanan dan suplemen. Beberapa makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging, makanan laut, telur, roti dan sereal. Sementara untuk suplemen penambah zat besi, diskusikan pada dokter Anda apa suplemen yang tepat.

    • Minum suplemen asam folat

    Otak bayi mulai berkembang saat masih dalam kandungan. Adapun folat atau vitamin B9 sangat penting untuk perkembangan otak. Seorang ibu yang kekurangan folat saat hamil meningkatkan risiko autisme pada anak yang dilahirkannya. Karena itu, ada baiknya untuk mengonsumsi suplemen asam folat selama kehamilan.

    • Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter

    Untuk mengetahui perkembangan janin dalam kandungan, jangan lupa untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter. Dokter akan memberikan saran atas kondisi kehamilan Anda dengan tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 29/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan