Ereksi penis terkadang terjadi tanpa adanya rangsangan seksual. Bahkan, kondisi ini mungkin terjadi secara berkepanjangan yang dalam dunia medis dikenal sebagai priapismus. Lantas, apakah priapismus berbahaya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa itu priapismus?
Priapismus adalah suatu kondisi saat pria mengalami ereksi terus-menerus setidaknya selama empat jam atau lebih tanpa adanya rangsangan seksual.
Ketika penis mengalami ereksi normal, darah akan mengalir deras menuju penis hingga pria mencapai orgasme.
Namun, bagi pria yang mengalami priapismus atau priapism, aliran darah menuju ke penis tidak terbendung dan darah tidak dapat mengalir kembali ke jantung.
Akibatnya, terjadilah ereksi yang tidak diinginkan dalam waktu lama. Hal ini dapat bisa meningkatkan risiko disfungsi penis bila tidak segera ditangani.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Priapismus tergolong penyakit langka dan jarang ditemui. Dilansir dari buku berjudul Priapism (2023)
, diperkirakan hanya ada 0,73–5,4 kasus priapismus per 100.000 pria setiap tahunnya. Gangguan penis ini bisa terjadi pada pria segala usia. Namun, priapism umumnya menyerang anak laki-laki berusia 5–10 tahun dan pria dewasa berusia 20–50 tahun. Jenis priapismus
Secara umum, priapismus pada pria dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berikut ini.
1. Priapismus iskemik
Priapismus iskemik (low-flow priapism) terjadi apabila darah terjebak dalam bilik ereksi penis. Gangguan penis ini sering terjadi tanpa sebab pada pria yang sehat.
Selain itu, sebanyak 30–45% pria yang mengidap penyakit anemia sel sabit (sickle cell anemia) juga lebih berisiko terkena penyakit pada penis ini.
Kondisi ini dimulai dengan ereksi secara mendadak dan menyakitkan. Durasi ereksi yang pada mulanya hanya sebentar bisa berlanjut menjadi lebih sering dan lama.
2. Priapismus non-iskemik
Priapismus non-iskemik (high-flow priapism) lebih jarang ditemui daripada priapismus iskemik. Kondisi ini pun biasanya tidak menyebabkan ereksi yang menyakitkan.
Masalah penis ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah arteri akibat cedera pada penis atau daerah antara skrotum dan anus (perineum).
Selanjutnya, cedera tersebut menyebabkan sirkulasi darah yang tidak terkontrol ke jaringan penis sehingga menimbulkan ereksi yang bertahan lama.
3. Priapismus akibat pengobatan
Beberapa jenis obat di bawah ini dapat menimbulkan efek samping pada sirkulasi darah dan menyebabkan ereksi penis berkepanjangan.
- Obat disfungsi ereksi, seperti alprostadil, prostaglandin E1, dan phentolamine.
- Obat antihipertensi alpha blocker, seperti prazosin dan terazosin.
- Obat antidepresan, seperti sertraline dan fluoxetine.
- Obat antikecemasan, seperti hydroxyzine dan clozapine.
- Obat antikoagulan atau pengencer darah, seperti warfarin dan heparin.
- Obat untuk menangani ADHD, seperti atomoxetine.
Tanda dan gejala priapismus
Ciri utama dari priapism adalah ereksi terus-menerus yang berlangsung empat jam atau lebih. Akibatnya, penis bisa terasa sakit.
Gangguan ereksi ini juga bisa kambuh kembali setelah beberapa hari, bulan, atau tahun. Jadi, priapism termasuk ke dalam kondisi kronis.
Setiap jenis priapismus memiliki gejala tersendiri. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala priapismus iskemik.
- Ereksi penis yang berlangsung lebih dari empat jam dan tidak terkait dengan rangsangan atau gairah seksual.
- Batang penis terasa kaku, tetapi ujung atau kepala penis terasa lunak.
- Timbul rasa nyeri penis yang berkepanjangan.
Sementara bila Anda mengalami priapismus non-iskemik, beberapa tanda dan gejala yang bisa terjadi adalah sebagai berikut.
- Ereksi penis yang berlangsung lebih dari empat jam dan tidak terkait dengan rangsangan atau gairah seksual.
- Batang penis terlihat tegak, tetapi tidak sepenuhnya kaku.
- Sensasi nyeri yang muncul tidak terlalu menyakitkan.
Ereksi penis berkepanjangan dan menyakitkan selama lebih dari empat jam adalah keadaan darurat medis. Segera hubungi dokter atau kunjungi rumah sakit bila mengalaminya.
Anda mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis andrologi. Lalu, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani tes darah dan memperhatikan gejala yang muncul.
Setiap orang merespons pengobatan dengan cara yang berbeda. Untuk itu, Anda perlu berdiskusi dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik sesuai kondisi Anda.
Penyebab priapismus
Penyebab ereksi berkepanjangan belum diketahui pasti. Gangguan ini umumnya terjadi akibat cedera atau kerusakan sistem yang berfungsi membuat penis layu kembali setelah ejakulasi.
Beberapa kerusakan sistem tubuh yang dapat menyebabkan priapsim adalah sebagai berikut.
- Kelainan darah, terutama penyakit anemia sel sabit (sickle cell anemia), mieloma, talasemia, dan leukemia.
- Trauma atau cedera penis, baik tidak sengaja maupun cedera pasca-operasi.
- Kerusakan sistem saraf, khususnya cedera tulang belakang.
Faktor risiko priapismus
Dikutip dari laman American Society of Hematology, sekitar 23% kasus priapism ditemukan pada orang dewasa dan 67% di antaranya pada anak-anak.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya ereksi berkepanjangan.
- Mengalami gangguan metabolisme.
- Memiliki gangguan neurogenik.
- Mengidap kanker yang berpengaruh pada penis.
- Terkena gigitan atau sengatan dari hewan beracun, seperti laba-laba dan kalajengking.
- Gangguan yang menyebabkan kelainan peredaran darah dalam tubuh.
- Mengonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang.
- Terlalu banyak minum alkohol atau produk yang mengandung steroid androgen, yakni hormon yang biasanya digunakan untuk meningkatkan massa otot.
Diagnosis priapismus
Untuk mendiagnosis priapismus, dokter dapat melakukan beberapa tes berikut ini.
- Tes darah: mengukur jumlah sel darah merah dan trombosit, sekaligus mencari tahu apakah pasien mengalami anemia sel sabit, kelainan darah, atau kanker.
- Analisis gas darah: mengukur kadar karbon dioksida dalam pembuluh darah arteri untuk memastikan jenis priapismus.
- USG Doppler: mengukur aliran darah dalam penis yang dapat mendeteksi cedera atau kelainan penis lainnya.
- Tes toksikologi: memeriksa kandungan obat-obatan pada cairan urine yang bisa menyebabkan gangguan penis.
Pengobatan ereksi berkepanjangan
Ereksi berkepanjangan bisa menyebabkan komplikasi serius bila tidak segera ditangani. Bahkan, ereksi penis lebih dari empat jam bisa mengurangi kadar oksigen dalam darah.
Hal ini bisa merusak jaringan penis sehingga berisiko menyebabkan disfungsi ereksi dan cacat penis.
Secara umum, priapismus iskemik memerlukan penanganan yang lebih kompleks ketimbang priapismus non-iskemik. Berikut ini penjelasan selengkapnya.
1. Pengobatan priapismus iskemik
Priapismus iskemik tergolong keadaan darurat. Dokter akan mengombinasikan prosedur untuk mengeluarkan darah dari penis dan obat-obatan untuk mengobati kondisi ini.
- Dokter akan menyuntikkan obat phenylephrine pada jaringan spongiosa penis. Hal ini akan merangsang pembukaan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah keluar dari penis.
- Selain itu, dokter juga akan mengeluarkan darah dari penis dengan jarum kecil untuk menghentikan ereksi. Sebelum melakukan prosedur ini, dokter akan menyuntikkan obat bius lokal pada penis Anda.
- Apabila perawatan tidak berhasil, dokter mungkin melakukan prosedur operasi untuk memperbaiki sirkulasi darah di dalam penis.
2. Pengobatan priapismus non-iskemik
Priapismus non-iskemik bisa membaik sendiri tanpa pengobatan. Kondisi ini biasanya juga tidak berisiko serius pada penis.
Anda bisa menempelkan kompres dingin pada selangkangan. Selain itu, Anda juga bisa minum banyak air dan buang air kecil ketika penis terasa kaku.
Mandi air hangat dan olahraga juga dapat membantu mengurangi frekuensi kambuhnya ereksi berkepanjangan.
Namun, bila ereksi penis tidak berkurang dalam waktu empat jam, Anda perlu segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pencegahan priapismus
Beberapa perubahan gaya hidup di bawah ini mungkin membantu Anda mencegah priapismus.
- Mengobati atau mengelola kondisi medis yang Anda miliki, khususnya bila Anda mengalami anemia sel sabit atau kelainan darah lainnya.
- Menggunakan obat sesuai aturan pakai atau resep dari dokter.
- Mengurangi konsumsi alkohol.
- Selalu buang air kecil saat kandung kemih penuh untuk mencegah penumpukan urine.
- Menghindari dehidrasi dengan rutin minum air putih.
- Tidak melakukan hubungan intim dengan durasi yang terlalu lama.
- Mengenakan alat pelindung penis (protective cup) saat berolahraga atau melakukan aktivitas berat lainnya.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.
Kesimpulan
- Priapismus adalah kondisi saat pria mengalami ereksi terus-menerus selama empat jam atau lebih tanpa adanya rangsangan seksual.
- Gangguan penis ini dapat disebabkan oleh kerusakan sirkulasi darah, trauma, atau efek samping obat-obatan tertentu.
- Priapismus iskemik tergolong dalam keadaan darurat medis. Segera hubungi dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat bila Anda mengalami kondisi ini.
[embed-health-tool-bmi]