5 Manfaat Sunat untuk Kesehatan Pria yang Perlu Anda Ketahui

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui kemarin

    5 Manfaat Sunat untuk Kesehatan Pria yang Perlu Anda Ketahui

    Anda tentu sudah tidak asing dengan tradisi sunat atau khitan yang ada di masyarakat. Selain karena alasan agama dan budaya, sunat juga punya beragam manfaat untuk kesehatan pria. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

    Ragam manfaat sunat untuk kesehatan pria

    Sederhananya, sunat adalah prosedur pengangkatan kulit kulup yang menutupi kepala penis.

    Sunat bisa dilakukan pada hari pertama atau kedua setelah lahir. Beberapa orangtua juga lebih memilih mengkhitan anak laki-lakinya saat menginjak usia sekolah.

    Selain itu, ada pula yang baru sunat saat dewasa, umumnya ini mengikuti kesiapan mentalnya.

    Manfaat sunat nyatanya jauh lebih banyak daripada risikonya. Pria akan lebih mudah menjaga kebersihan ujung penis yang bisa jadi tempat perkembangbiakan bakteri.

    Sunat atau dikhitan juga terbukti memberikan banyak manfaat untuk kesehatan seperti berikut.

    1. Menjaga kebersihan penis

    kebersihan penis pria

    Penis yang tidak disunat memerlukan perhatian ekstra. Pasalnya, kulup atau lipatan kulit pada ujung kemaluan berisiko jadi tempat menumpuknya sel kulit mati, minyak, dan bakteri.

    Apabila kulup tidak dibersihkan dengan baik, kebiasaan akan menimbulkan penumpukan daki atau bercak berwarna putih kekuningan yang disebut smegma.

    Smegma bisa berbau tidak sedap dan meningkatkan risiko mengalami infeksi pada area vital.

    2. Menurunkan risiko infeksi saluran kemih

    Kebersihan penis yang terjaga mampu menurunkan risiko terkena infeksi saluran kemih (ISK).

    Meskipun risiko infeksi saluran kemih pada pria cenderung lebih rendah dibandingkan dengan wanita, tetapi infeksi ini lebih sering terjadi pada mereka yang tidak disunat.

    Sebuah tinjauan yang dimuat dalam Evidence-Based Practice (2016) menunjukkan sunat bisa mencegah 87–261 kasus ISK per 1.000 anak laki-laki dengan riwayat infeksi sebelumnya.

    3. Mencegah penularan penyakit kelamin

    Manfaat sunat untuk pria lainnya yakni membantu menurunkan risiko terkena penyakit kelamin, seperti infeksi human papillomavirus (HPV), herpes genital, dan sipilis.

    Bahkan, laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa prosedur sunat atau sirkumsisi membantu menurunkan risiko terinfeksi HIV.

    Tak hanya bagi pria, pasangan wanita yang berhubungan intim dengan pria yang disunat juga memiliki peluang lebih rendah untuk terinfeksi sifilis dan klamidia.

    4. Mencegah gangguan penis

    keluar cairan dari penis

    Fimosis dan balanitis merupakan dua jenis gangguan penis yang paling sering terjadi. Fungsi sunat pada pria dapat membantu mencegah timbulnya kedua masalah ini.

    Pria dewasa yang tidak disunat berisiko mengalami fimosis. Kondisi ini terjadi saat kulup penis tidak dapat ditarik ke bawah atau terperangkap di belakang kepala penis setelah ereksi.

    Sementara itu, balanitis disebabkan oleh infeksi yang membuat kulup dan kepala penis terasa gatal, memerah, dan meradang.

    5. Mengurangi risiko kanker penis

    Pria yang disunat saat masih anak-anak memiliki kemungkinan lebih rendah untuk mengalami kanker penis dibandingkan dengan mereka yang tidak disunat.

    Menurut buku Complications in Male Circumcision (2019), sunat membantu mengurangi faktor yang meningkatkan risiko pria terkena kanker penis.

    Berbagai faktor tersebut, seperti tingkat penularan HPV dan HIV yang lebih rendah serta lebih kecilnya risiko untuk mengalami gangguan penis, seperti fimosis dan balanitis.

    Efek samping prosedur sunat pada pria

    perawatan setelah sunat khitan

    Sama halnya dengan prosedur bedah, sunat atau khitan juga memiliki efek samping yang bisa saja muncul meski risikonya terbilang lebih rendah.

    Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah prosedur sunat, antara lain:

    • perdarahan dan infeksi pada area yang disunat,
    • nyeri akibat berkurangnya efek anestesi (bius),
    • cedera penis,
    • iritasi pada ujung penis, dan
    • meatitis (radang pembukaan penis).

    Untuk mengurangi risiko efek samping, laki-laki disarankan melakukan sunat sejak bayi. Risiko efek samping sunat pada bayi di bawah satu tahun rendah, yakni sebesar 0,5 persen.

    Meski begitu, tidak ada batasan umur untuk melakukan sunat. Prosedur sunat dapat dilakukan baik pada usia sekolah maupun saat Anda sudah dewasa.

    Pastikan untuk konsultasi dengan dokter Anda sebelum memutuskan untuk disunat atau tidak.

    Tanyakan mengenai manfaat dan risiko sunat. Anda juga dapat mencari tahu bagaimana tips perawatan setelah sunat agar lebih cepat sembuh sehingga bisa kembali beraktivitas.

    Pilihlah dokter profesional supaya prosedur sunat ini berjalan lancar dan minim efek samping.

    Dari sisi medis, sunat penting atau tidak?

    American Academy of Pediatrics (AAP) mengungkapkan bahwa laki-laki yang disunat sejak lahir mendapatkan lebih banyak manfaat untuk kesehatan daripada risikonya.

    Penis yang tidak disunat lebih rentan terhadap perkembangan bakteri. Kulit kulup yang tidak diangkat dapat menjadi tempat berkumpulnya kotoran.

    Jika dibiarkan, kotoran bisa menumpuk dan menimbulkan infeksi pada organ reproduksi pria.

    Pria yang tidak disunat harus benar-benar membersihkan penisnya. Pastikan tidak ada sisa sabun dalam kulup yang bisa menyebabkan iritasi pada kulit kepala penis yang sensitif.

    Meski tidak ada anjuran khusus dari segi medis, pria sebaiknya disunat untuk memudahkan mereka saat membersihkan penis.

    Hal ini bermanfaat untuk menghindari risiko tidak disunat, mulai dari infeksi hingga kanker.

    Kesimpulan

    • Sunat adalah prosedur untuk mengangkat kulit kulup yang menutupi kepala penis.
    • Beragam manfaat sunat, mulai dari menjaga kebersihan penis, menurunkan risiko ISK, mencegah penyakit kelamin, hingga mencegah kanker penis.
    • Pastikan melakukan sunat dengan dokter profesional untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan mengurangi risiko efek samping.

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Klinik Chika Medika


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui kemarin

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan