backup og meta

Fungsi dan Fakta Penting tentang Jenggot pada Pria

FungsiPertumbuhanKenapa tidak tumbuh?Hal-hal lainnya

Tren menumbuhkan jenggot kian populer belakangan ini. Namun, tak jarang banyak pria yang gagal setelah berusaha keras untuk menumbuhkannya. Untuk mengenal lebih jauh tentang rambut wajah pada pria ini, simak terlebih dahulu ulasan berikut ini.

Fungsi dan Fakta Penting tentang Jenggot pada Pria

Mengenal fungsi jenggot

Jenggot adalah rambut yang tumbuh di area sekitar dagu, pipi, dan leher. Sebagian orang juga mengenalnya sebagai janggut atau brewok.

Rambut wajah ini akan tumbuh pada pria setelah masa pubertas hingga dewasa. Meski begitu, janggut juga bisa tumbuh pada wanita yang mengidap kelainan hormonal. 

Hirsutisme adalah kelainan hormonal yang memicu pertumbuhan rambut berlebih pada wanita, termasuk pada jenggot dan kumis. Kondisi ini sekiranya memengaruhi 5–10% wanita.

Fungsi jenggot pada pria kerap dinilai sebagai estetika yang meningkatkan penampilan semata. Jenggot diasosiasikan sebagai simbol maskulinitas, kebijaksanaan, dan status sosial dalam masyarakat.

Di samping itu, ternyata jenggot memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan seperti di bawah ini.

  • Melindungi kulit wajah dari kerusakan akibat sinar matahari, di mana hal ini membantu mengurangi risiko perkembangan kanker kulit.
  • Membantu menyaring debu, serbuk sari, atau bakteri berbahaya yang masuk ke dalam sistem pernapasan.
  • Menghangatkan wajah, terlebih untuk orang yang tinggal di daerah yang beriklim dingin.

Meski begitu, sebagian pria juga memilih untuk mencukur jenggot miliknya. Hal ini karena orang berjenggot dianggap kurang rapi dan memiliki kebersihan yang buruk.

Bagaimana jenggot pada pria bisa tumbuh?

fungsi jenggot

Rambut wajah pria, termasuk janggut dan kumis tumbuh selama masa pubertas. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan beberapa helai rambut sebelum sisanya tumbuh.

Biasanya, kebanyakan pria memiliki jenggot pada usia 18 atau 19 tahun. Namun, ada pula yang baru memilikinya sampai pertengahan hingga akhir usia 20 tahun atau lebih.

Ada sejumlah faktor yang memengaruhi pertumbuhan jenggot pria, di mana dua hal yang paling menentukan adalah hormon dan keturunan.

1. Hormon

Pertumbuhan rambut wajah sebagian besar dipengaruhi oleh kadar hormon testosteron dalam tubuh. Produksi testosteron pria umumnya meningkat selama masa pubertas.

Studi dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism (2017) menyebutkan kadar normal testosteron pria berusia 19 hingga 39 tahun berkisar antara 264–916 mg/dL.

Pria dengan kadar testosteron rendah tentu akan lebih sulit untuk menumbuhkan jenggotnya.

Meski begitu, pria dengan tingkat testosteron normal sekalipun mungkin juga dapat mengalami kesulitan untuk menumbuhkan rambut wajah mereka.

Hal ini dapat disebabkan oleh kepekaan dan respons tubuh yang berbeda terhadap hormon ini.

2. Keturunan

Jenggot pada sebagian pria mungkin tumbuh lebih sedikit meskipun kadar testosteron tergolong normal. Hal ini utamanya dipengaruhi oleh faktor keturunan, genetik, dan etnis.

Untuk melihat peluang memiliki rambut wajah yang lebat, cobalah untuk memperhatikan jenggot yang dimiliki oleh ayah dan kakek dari ibu Anda.

Setiap orang mewarisi gen dari kedua orangtua. Setiap gen bisa menimbulkan respons berbeda terhadap hormon dihidrotestosteron (DHT) yang mengatur pertumbuhan rambut.

DHT merupakan turunan dari hormon androgen (testosteron) yang mengatur karakteristik pria.

Janggut akan tumbuh tebal bila gen dalam tubuh sensitif terhadap hormon. Sebaliknya, rambut wajah akan tumbuh lebih tipis bila tubuh Anda tidak sensitif.

Kenapa jenggot tidak tumbuh pada sebagian pria?

Selain faktor hormon dan keturunan, beberapa gangguan juga dapat menjadi penyebab jenggot tidak tumbuh pada sebagian pria.

Kebotakan atau alopecia bisa menyebabkan kerontokan, baik pada kulit kepala maupun rambut pada bagian tubuh lain, termasuk kumis dan janggut.

Alopecia areata adalah jenis kebotakan paling umum yang memicu kerontokan berbentuk bulat.

Meskipun tidak berbahaya bagi kesehatan, alopecia areata bisa menyebabkan kebotakan parah bila tidak segera mendapatkan perawatan.

Dokter umumnya merekomendasikan pengobatan, seperti injeksi atau krim kortikosteroid, untuk menangani masalah ini.

Anda memang tidak bisa mengubah faktor genetik dan hormon. Namun, pada dasarnya kondisi kesehatan secara keseluruhan akan memengaruhi pertumbuhan jenggot.

Berikut ini adalah beberapa perubahan gaya hidup yang dapat Anda lakukan untuk membantu menumbuhkan jenggot lebih cepat.

  • Tetap sabar karena tidak semua pria akan mendapatkan pertumbuhan jenggot secara maksimal pada usia remaja atau sekitar 20 tahunan.
  • Rutin olahraga untuk meningkatkan aliran darah yang akan merangsang pertumbuhan folikel rambut.
  • Menjaga pola makan sehat dengan meningkatkan asupan zat gizi yang penting dalam pertumbuhan rambut, seperti protein, zat besi, zinc, dan vitamin.
  • Istirahat dan tidur cukup untuk memberi waktu tubuh untuk memperbaiki diri, termasuk dalam melepaskan hormon testosteron lebih baik.
  • Mengelola stres dengan baik yang dapat menyebabkan kehilangan rambut kepala dan memengaruhi ketebalan pertumbuhan janggut.
  • Mencuci wajah pria dan melakukan eksfoliasi secara rutin guna menghilangkan sel-sel kulit mati dan kotoran di sekitar folikel rambut.
  • Mengoleskan pelembap khusus jenggot yang menutrisi serta menjaga kondisi rambut wajah agar tetap lembut dan lembap.
  • Berhenti merokok karena kebiasaan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan kulit dan rambut.

Hal lain tentang pertumbuhan janggut

kumis dan jenggot tidak tumbuh

Anda juga perlu menghindari penggunaan suplemen atau obat penumbuh jenggot yang dijual bebas sebelum konsultasi dengan dokter. 

Pasalnya, masih sedikit studi yang membuktikan keberhasilan produk ini dalam meningkatkan pertumbuhan janggut pada pria.

Apabila Anda merasa kesulitan menumbuhkan rambut wajah karena kadar testosteron rendah, lebih baik konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Dokter mungkin menyarankan Anda untuk melakukan prosedur suntik hormon testosteron atau minum suplemen tertentu, seperti zat besi dan zinc

Meski demikian, terapi ini tidak menjamin pertumbuhannya dapat optimal. Hal ini karena faktor genetik yang sangat menentukan karakteristik rambut wajah yang Anda miliki.

Kesimpulan

  • Jenggot adalah rambut yang tumbuh di sekitar dagu, pipi, dan leher. Rambut wajah ini melindungi kulit dari sinar matahari, menyaring debu, dan menghangatkan wajah.
  • Pertumbuhan jenggot pada pria bisa dipengaruhi oleh hormon testosteron, sensitivitas tubuh terhadap hormon dihidrotestosteron (DHT), serta faktor genetik dan keturunan.
  • Dikarenakan faktor-faktor di atas, tidak semua pria bisa mempunyai jenggot yang lebat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Beard. (2011). Encyclopedia Britannica. Retrieved August 26, 2025, from https://www.britannica.com/topic/beard

5 reasons why you can’t grow a beard. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved August 26, 2025, from https://health.clevelandclinic.org/cant-grow-a-full-beard-theres-an-explanation-for-that

Hirsutism: What it is, in women, causes, PCOS & treatment. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved August 26, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14523-hirsutism

Hair loss types: Alopecia areata overview. (2023). American Academy of Dermatology. Retrieved August 26, 2025, from https://www.aad.org/public/diseases/hair-loss/types/alopecia

Travison, T., Vesper, H., Orwoll, E., Wu, F., Kaufman, J., & Wang, Y. et al. (2017). Harmonized Reference Ranges for Circulating Testosterone Levels in Men of Four Cohort Studies in the United States and Europe. The Journal Of Clinical Endocrinology & Metabolism, 102(4), 1161-1173. https://doi.org/10.1210/jc.2016-2935

Peters, E., Müller, Y., Snaga, W., Fliege, H., Reißhauer, A., Schmidt-Rose, T., Max, H., Schweiger, D., Rose, M., & Kruse, J. (2017). Hair and stress: A pilot study of hair and cytokine balance alteration in healthy young women under major exam stress. PloS one, 12(4), e0175904. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0175904

Ingprasert, S., Tanglertsampan, C., Tangphianphan, N., & Reanmanee, C. (2016). Efficacy and safety of minoxidil 3% lotion for beard enhancement: A randomized, double-masked, placebo-controlled study. The Journal Of Dermatology, 43(8), 968-969. https://doi.org/10.1111/1346-8138.13312

Leproult, R., & Van Cauter, E. (2011). Effect of 1 week of sleep restriction on testosterone levels in young healthy men. JAMA, 305(21), 2173–2174. https://doi.org/10.1001/jama.2011.710

Versi Terbaru

26/08/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

Apa Penyebab Kumis dan Jenggot Cepat Tumbuh?

10 Kesalahan Paling Umum Pria Saat Mencukur Jenggot


Ditinjau oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) · Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Diperbarui 26/08/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan