backup og meta

Waspada! Ini 5 Komplikasi Pneumonia yang Bisa Berakibat Fatal

Waspada! Ini 5 Komplikasi Pneumonia yang Bisa Berakibat Fatal

Pneumonia, atau yang dikenal awam sebagai paru-paru basah, biasanya dapat diobati tanpa menimbulkan komplikasi apa pun. Namun, dalam kondisi tertentu, komplikasi pneumonia bisa terjadi dan bahkan mengancam jiwa pengidapnya.

Komplikasi pneumonia yang perlu diwaspadai

paru-paru popcorn

Pneumonia adalah infeksi bakteri, virus, atau jamur yang menyebabkan peradangan paru-paru.

Pada umumnya, gejala pneumonia dalam tahap awal adalah batuk terus-menerus disertai dahak. Gejala ini bisa disertai demam, sakit dada, dan susah bernapas.

Jika tidak ditangani dengan baik, radang paru-paru atau pneumonia bisa menimbulkan komplikasi.

Komplikasi akibat paru-paru basah biasanya cukup parah dan bisa mengancam jiwa. Maka dari itu, penting untuk Anda mewaspadai beberapa komplikasi berikut ini.

1. Bakteremia

Salah satu penyebab pneumonia adalah infeksi bakteri. Pada jenis pneumonia ini, bakteri yang memasuki aliran darah dari paru-paru dapat menyebabkan infeksi ke organ lain.

Bakteremia merupakan komplikasi pneumonia serius yang bisa memicu syok septik. Kondisi ini berpotensi menyebabkan kegagalan organ dan berakibat fatal.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar satu dari 30 anak-anak dan satu dari delapan orang dewasa meninggal dunia karena jenis pneumonia ini.

Risiko kematian akibat bakteremia pneumokokus lebih tinggi pada pasien usia lanjut. Segeralah kunjungi dokter bila Anda mengalami demam mendadak dan kedinginan dengan atau tanpa menggigil.

Jika Anda terdiagnosis bakteremia, dokter akan menyarankan Anda untuk dirawat inap. Selama perawatan, Anda akan mendapatkan obat antibiotik melalui suntikan intravena (IV).

Pengobatan harus segera diberikan untuk mencegah munculnya sepsis berat dan syok septik.

2. Abses paru

Kondisi ini terjadi bila nanah terbentuk dalam rongga paru-paru. Abses paru bisa dibedakan menjadi akut (terjadi kurang dari enam minggu) dan kronis (terjadi lebih dari enam minggu).

Secara umum, tanda dan gejala dari abses paru meliputi:

  • demam,
  • tubuh menggigil,
  • batuk,
  • berkeringat pada malam hari,
  • dispnea (sesak napas),
  • penurunan berat badan,
  • kelelahan,
  • nyeri dada, dan
  • anemia.

Komplikasi pneumonia ini bisa didiagnosis melalui tes pencitraan, seperti dengan rontgen dada atau dengan CT-scan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas.

Pemberian antibiotik merupakan pengobatan pneumonia yang umum bila disertai abses paru. Namun, pada kasus yang lebih kompleks, upaya penanganan medis lebih lanjut diperlukan.

Prosedur pembedahan atau drainase endoskopik (endoscopic drainage) dengan menggunakan tabung khusus bisa membantu menghilangkan nanah dari paru-paru.

3. Pleuritis, efusi pleura, dan empiema

batuk terus gejala gagal jantung

Komplikasi yang menyerang pleura ini berakibat fatal bila pneumonia tidak diobati dengan baik.

Pleura adalah selaput yang terdiri dari dua lapisan. Salah satu lapisan menyelubungi bagian luar paru-paru, sedangkan lapisan lainnya menyelubungi bagian dalam rongga dada.

Pleuritis merupakan peradangan dan iritasi pada pleura. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit yang tajam setiap kali Anda menghirup napas.

Terkadang, cairan bisa menumpuk pada ruang pleura atau rongga tipis di antara kedua pleura. Kondisi ini disebut efusi pleura.

Apabila cairan di dalam ruang pleura terinfeksi, inilah yang disebut empiema. Tanda dan gejala dari komplikasi pneumonia ini meliputi:

  • nyeri dada yang bertambah parah saat batuk atau bersin,
  • napas pendek,
  • batuk berdahak, dan
  • demam dan berkeringat pada malam hari.

Prosedur operasi, drainase, hingga pembuatan stoma (lubang pada dada) dapat dilakukan untuk mengeluarkan cairan dari ruang pleura.

Dokter juga dapat meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi serta obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dan steroid untuk meredakan peradangan pasca-operasi.

4. Gagal ginjal

Pneumonia dapat meningkatkan risiko Anda terkena gagal ginjal tahap akhir. Ini bukanlah komplikasi yang umum dari pneumonia, tetapi dampaknya cukup serius.

Komplikasi ini berisiko membuat ginjal Anda berhenti bekerja karena kurangnya pasokan darah.

Beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan bahwa ginjal Anda bermasalah yaitu:

  • kelelahan parah,
  • sakit perut,
  • mual atau muntah,
  • kebingungan,
  • kesulitan berkonsentrasi,
  • pembengkakan, terutama pada tangan atau pergelangan kaki,
  • sering buang air kecil,
  • kejang atau kram otot,
  • kulit kering atau terasa gatal, dan
  • nafsu makan berkurang.

Pengobatan ditentukan dari penyebab dan tingkat keparahannya. Pilihan pengobatan yang umum digunakan untuk mengobati gagal ginjal yaitu cuci darah (dialisis) atau transplantasi ginjal.

Tahukah Anda?

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One (2016), pengidap pneumonia punya risiko 1,11 kali lipat lebih besar untuk terkena gagal ginjal akut.

5. Gagal napas

Gagal napas adalah komplikasi pneumonia yang serius. Komplikasi ini muncul ketika paru-paru tidak bisa menyalurkan cukup oksigen ke dalam aliran darah.

Selain itu, karbon dioksida yang tidak bisa keluar dan menumpuk dalam aliran darah juga dapat merusak jaringan dan organ-organ tubuh.

Komplikasi ini bisa berlangsung cepat dan tanpa gejala awal apa pun. Segera kunjungi instalasi gawat darurat rumah sakit bila Anda mengalami:

  • kesulitan bernapas secara tiba-tiba,
  • linglung atau kebingungan, dan
  • perubahan warna kulit dan bibir menjadi kebiruan.

Dokter akan mendiagnosis gagal napas dengan memeriksa kadar oksigen dan karbon dioksida di dalam darah Anda, seberapa cepat dan dangkal pernapasan, serta hasil tes fungsi paru Anda.

Penanganan darurat sebagai pertolongan pertama adalah menyediakan oksigen ke tubuh untuk mencegah kerusakan organ.

Hal ini mungkin termasuk terapi oksigen dengan selang atau masker khusus, pemasangan alat ventilator, dan pembuatan lubang untuk selang pernapasan melalui leher (trakeostomi).

Komplikasi pneumonia bisa berakibat fatal. Maka dari itu, upaya pencegahan pneumonia seperti vaksinasi dan pola hidup sehat tentu penting untuk diterapkan.

Apabila Anda mengalami gejala gangguan pernapasan, seperti batuk berdahak, nyeri dada, dan demam yang tidak biasa, sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter.

Dokter akan menentukan diagnosis dan penanganan yang tepat berdasarkan gejala yang Anda alami.

Kesimpulan

  • Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyebabkan peradangan paru-paru.
  • Beberapa komplikasi yang timbul akibat infeksi pernapasan ini yakni bakteremia, abses paru, pleuritis, efusi pleura, gagal ginjal, dan gagal napas.
  • Penanganan komplikasi umumnya melibatkan pemberian obat hingga prosedur operasi.
  • Untuk mengurangi risiko munculnya pneumonia, penting untuk mengikuti vaksinasi dan menerapkan pola hidup sehat, termasuk berhenti merokok.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pneumococcal Disease Symptoms & Complications. (2023). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved December 15, 2023, from https://www.cdc.gov/pneumococcal/about/symptoms-complications.html

What Is Respiratory Failure? (2022). National Heart, Lung, and Blood Institute. Retrieved December 15, 2023, from https://www.nhlbi.nih.gov/health/respiratory-failure

Pleurisy. (2022). Mayo Clinic. Retrieved December 15, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pleurisy/symptoms-causes/syc-20351863

Sepsis. (2023). Mayo Clinic. Retrieved December 15, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sepsis/symptoms-causes/syc-20351214

Smith, D.A., & Nehring, S.M. (2023). Bacteremia. StatPearls. Retrieved December 15, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441979/

Lin, T., Chen, Y., Lin, C., & Kao, C. (2016). Increased risk of acute kidney injury following Pneumococcal pneumonia: A nationwide cohort study. PLOS ONE, 11(6), e0158501. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0158501

Kuhajda, I., Zarogoulidis, K., Tsirgogianni, K., Tsavlis, D., Kioumis, I., Kosmidis, C., Tsakiridis, K., Mpakas, A., Zarogoulidis, P., Zissimopoulos, A., Baloukas, D., & Kuhajda, D. (2015). Lung abscess-etiology, diagnostic and treatment options. Annals of translational medicine, 3(13), 183. https://doi.org/10.3978/j.issn.2305-5839.2015.07.08

Versi Terbaru

01/01/2024

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Benarkah Orang yang Punya Asma Lebih Berisiko Kena Pneumonia?

Pneumonia pada Orang Dewasa Lanjut Usia: Ketahui Penyebab dan Faktor Risikonya!


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 01/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan