Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit yang menyerang organ paru-paru dan akhirnya menurunkan kemampuan paru mengikat oksigen. Terdapat sekumpulan kondisi yang pada akan menurunkan kemampuan paru-paru dalam menangkap oksigen. Ketika Anda sudah menderita PPOK, Anda akan selamanya hidup dengan itu karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Mengetahui penyebab PPOK akan membantu Anda mencegah kondisi yang satu ini. Simak ulasannya berikut ini.
Apa penyebab PPOK?
Penyebab utama PPOK adalah merokok. Dikutip dari Mayo Clinic, pada negara berkembang, PPOK juga dapat disebabkan oleh asap dari pembakaran bahan bakar, termasuk pembakaran bahan bakar untuk memasak di rumah dengan ventilasi yang buruk.
PPOK merupakan kondisi yang jarang tampak jelas pada perokok kronis. Mereka biasanya mengalami penurunan fungsi paru-paru. Kondisi ini baru akan ketahuan jika melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Terdapat beberapa macam penyebab PPOK:
1. Penyumbatan (obstruksi) jalan napas
Obstruksi atau penyumbatan jalan napas yang dapat menyebabkan PPOK adalah emfisema dan bronkitis kronis. Berikut penjelasannya.
Emfisema
Penyakit paru-paru ini menyebabkan kerusakan dinding kantung-kantung udara (alveoli). Emfisema dapat membuat Anda sesak napas karena saluran udara kecil saat Anda mengembuskan napas runtuh. Hal ini mengganggu aliran udara keluar dari paru-paru. Ketika Anda mengidap PPOK, emfisema sering muncul bersama bronkiolitis, yaitu kondisi peradangan dan penyumbatan pada saluran udara kecil (bronkiolus) pada paru-paru.
Bronkitis kronis
Bronkitis kronis merupakan kondisi peradangan pada saluran udara (saluran bronkus). Kondisi ini membuat Anda memproduksi banyak lendir, sehingga mempersempit saluran udara dan menyebabkan batuk kronis.
2. Merokok dan terpapar polutan
Sebagian kasus PPOK disebabkan oleh merokok jangka panjang. Namun, ada beberapa faktor lain yang mungkin juga bisa menjadi penyebab PPOK, seperti kekebalan terhadap penyakit.
Paparan polutan lain juga dapat menyebabkan PPOK karena tidak semua perokok aktif terkena kondisi ini. Beberapa di antaranya adalah asap curutu, menjadi perokok pasif, polusi udara, dan paparan debu atau asap.
3. Kekurangan alfa-1-antitripsin
Dalam kasus yang langka, PPOK muncul karena kelainan genetik yang menyebabkan rendahnya tingkat protein alpha-1-antitripsin. Alpha-1-antitripsin merupakan protein yang diproduksi di hati dan disebarkan ke aliran darah. Gunanya untuk membantu melindungi paru-paru.
Ketika Anda kekurangan alfa-1-antitripsin, Anda dapat menderita berbagai kondisi, seperti penyakit hati, penyakit paru-paru (seperti PPOK), atau bahkan keduanya sekaligus.
Apa saja yang menjadi penyebab PPOK memburuk?
Walaupun tak bisa disembuhkan, Anda tak perlu langsung khawatir mengenai kehidupan Anda sebagai penderita PPOK. Anda tetap dapat hidup dengan nyaman selama Anda menghindari faktor-faktor penyebab yang dapat memperburuk PPOK. Faktor-faktor ini dikenal juga dengan faktor pemicu.
Penyebab seorang pasien PPOK mengalami eksaserbasi alias perburukan gejala berbeda-beda. Namun, umumnya meliputi:
- asap rokok atau polusi udara
- penyakit (infeksi saluran pernapasan) seperti pilek, flu, atau pneumonia
- perlengkapan pembersih atau bahan kimia lainnya
- gas, partikel, atau debu dari dalam rumah
Ketika terpapar faktor pemicu di atas, mungkin saja paru-paru Anda akan menjadi sulit untuk bekerja seperti seharusnya. Akibatnya, Anda akan mengalami masalah pernapasan, seperti sesak napas, dan gejala PPOK lainnya.
Memburuknya gejala PPOK disebut juga flare-up atau eksaserbasi. Kondisi ini terjadi apabila Anda terpapar faktor pemicu tersebut. Gejalanya mungkin saja ringan, tapi bisa juga muncul gejala parah yang mengharuskan Anda pergi ke rumah sakit.
Mengetahui faktor penyebab yang dapat memperburuk PPOK dapat membantu Anda menjaga kesehatan paru-paru. Hal ini juga berguna untuk mengurangi dan mencegah serangan yang mungkin terjadi.
Disiplin dalam melakukan pengobatan PPOK, seperti mengonsumsi obat-obatan dan tetap aktif secara fisik sesuai anjuran yang dokter juga dapat membantu mencegah kondisi flare-up.
Apa saja yang meningkatkan risiko Anda terkena PPOK?
PPOK terjadi perlahan-lahan dan biasanya memburuk seiring waktu. Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala.
Pencegahan penyakit PPOK dan pengobatan dini dapat membantu menghindari kerusakan paru serius, masalah pernapasan serius, dan bahkan gagal jantung.
Untuk mencegahnya, langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengetahui faktor-faktor risiko yang menjadi penyebab PPOK, antara lain:
1. Merokok
Faktor risiko utama untuk PPOK adalah merokok, yang menjadi penyebab sampai 90% kematian kasus PPOK, menurut American Lung Association (ALA). Perokok memiliki peluang sekitar 13 kali lebih besar untuk mengalami kematian karena PPOK dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok.
Paparan jangka panjang terhadap asap tembakau sangatlah berbahaya. Semakin lama tahun dan semakin banyak bungkus rokok yang Anda isap, semakin besar pula risiko Anda.
Perokok batang dan perokok cerutu memiliki risiko yang sama besar. Bahkan tak hanya mereka yang perokok aktif, perokok pasif (secondhand smoke) juga membuat Anda berisiko.
Asap rokok yang dihirup oleh perokok tak hanya mengandung asap dari tembakau yang dibakar, tetapi juga udara yang diembuskan perokok aktif.
2. Polusi udara
Meskipun merokok sejauh ini adalah faktor risiko utama yang jadi penyebab PPOK, hal ini bukanlah satu-satunya. Polutan di dalam dan luar ruangan juga bisa menjadi salah satu faktor yang membuat Anda berisiko kena PPOK jika terjadi secara intens dan berkepanjangan.
Polusi udara dalam ruangan meliputi partikel dari asap bahan bakar yang digunakan untuk memasak dan memanaskan. Beberapa contohnya, tungku kayu dengan ventilasi yang buruk, pembakaran biomassa atau batubara, atau memasak dengan api.
Paparan terhadap polusi lingkungan dalam jumlah besar adalah faktor risiko penyebab PPOK lainnya. Kualitas udara dalam ruangan memainkan peran penting dalam perkembangan PPOK di negara-negara berkembang.
Namun, polusi udara perkotaan—seperti polusi lalu lintas dan polusi terkait pembakaran—menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar di seluruh dunia.
3. Debu dan bahan kimia
Paparan jangka panjang terhadap debu, bahan kimia, serta gas industri dapat mengiritasi dan mengakibatkan peradangan saluran napas dan paru-paru, sehingga meningkatkan risiko PPOK. Orang-orang dengan profesi yang sering berhadapan dengan paparan debu dan uap kimia, seperti penambang batu bara, pekerja biji-bijian, dan pembuat cetakan logam, memiliki risiko lebih besar untuk terkena penyakit ini.
Satu studi di American Journal of Epidemiology menemukan bahwa orang yang PPOK karena terkait pekerjaan diperkirakan mencapai 19,2% secara keseluruhan. Sebanyak 31,1% di antaranya tidak pernah merokok.
4. Genetika
Dalam kasus yang jarang terjadi, faktor genetik dapat menyebabkan orang yang tidak pernah merokok atau yang pernah terpapar partikulat jangka panjang untuk terkena PPOK. Kelainan genetik menyebabkan kekurangan alpha-1-antitripsin (AAT). Kekurangan AAT juga dapat menyebabkan penyakit paru-paru lain, yaitu bronkietasis.
Meskipun kekurangan AAT adalah satu-satunya faktor risiko genetik PPOK yang ada, kemungkinan beberapa gen merupakan faktor risiko tambahan. Para peneliti belum dapat membuktikan hal ini.
5. Usia
PPOK paling sering dialami oleh orang yang berusia minimal 40 tahun yang memiliki riwayat merokok. Kejadian inimeningkat seiring bertambahnya usia. Meskipun tidak ada yang bisa Anda lakukan jika sudah menyangkut usia, Anda bisa mengambil langkah pencegahan dan menerapkan gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan.
Jika Anda memiliki faktor risiko PPOK, penting untuk mendiskusikannya dengan dokter. ALA menganjurkan untuk berkonsultasi pada dokter mengenai PPOK secara proaktif jika Anda berusia di atas 45 tahun, memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit ini, atau jika Anda merupakan perokok aktif atau mantan perokok. Deteksi dini PPOK adalah kunci keberhasilan pengobatan.