5. Sering mengalami infeksi pernapasan
Penderita penyakit paru obstruktif kronis alias PPOK memiliki kesulitan dalam membersihkan paru-paru dari bakteri, virus, polutan, debu, dan zat-zat lain. Kondisi yang menyebabkan peradangan itu akhirnya membuat infeksi paru, seperti pilek, flu, hingga pneumonia lebih rentan menyerang orang dengan PPOK.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risikonya adalah dengan melakukan vaksinasi dan menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih.
Gejala PPOK tingkat lanjut
Seiring berjalannya waktu, kondisi Anda bisa saja jadi memburuk apabila tidak serius menjalani pengobatan PPOK. Tanda dan gejala awal PPOK yang telah disebutkan di atas bisa saja berkembang ke gejala tahap lanjut yang bisa terjadi tiba-tiba dan tanpa peringatan.
Gejala-gejala tingkat lanjut ini juga berpotensi membawa Anda pada kondisi eksaserbasi PPOK. Menurut situs Mayo Clinic, eksaserbasi (flare up) didefinisikan sebagai episode memburuknya gejala yang berlangsung selama beberapa hari.
Berikut adalah beberapa gejala PPOK tingkat lanjut yang perlu Anda waspadai.
1. Sakit kepala
Ketika Anda mengalami PPOK, paru-paru Anda mengalami kesulitan melepaskan karbondioksida dan menghirup oksigen. Sakit kepala karena PPOK terjadi akibat tingginya kadar karbondioksida yang ada dalam tubuh dan kekurangan oksigen. Kondisi ini biasanya akan memburuk saat pagi hari.
2. Pembengkakan telapak dan pergelangan kaki
Seiring paru-paru menjadi semakin rusak, Anda bisa saja mengalami pembengkakan di telapak dan pergelangan kaki. Hal ini terjadi karena jantung Anda harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru yang rusak. Kondisi ini pada akhirnya bisa menyebabkan gagal jantung kongestif.
3. Penurunan berat badan
Umumnya, pasien yang telah memiliki PPOK dalam jangka waktu lama akan menunjukkan gejala berupa penurunan berat badan. Energi ekstra yang digunakan jantung atau paru-paru untuk tetap berusaha menjalankan fungsi normalnya, dapat membakar lebih banyak kalori daripada yang didapatkan tubuh.
Sesak napas yang Anda rasakan pada akhirnya juga membuat Anda kesulitan melakukan aktivitas lain, termasuk makan.
4. Penyakit kardiovaskuler
Meskipun kaitannya tidak sepenuhnya dipahami, PPOK bisa meningkatkan risiko masalah yang berhubungan dengan jantung. Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah salah satu dari gejala ini. Stadium lanjut juga bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena serangan jantung dan stroke.
Meski tak dapat disembuhkan, Anda masih bisa berupaya agar gejala PPOK tak memburuk dan kerusakan menjadi lebih luas. Selain menjalani pengobatan dengan taat, memeriksakan diri jika Anda memiliki faktor risiko penyebab PPOK juga jadi langkah yang bijak.
Kapan sebaiknya saya ke dokter?
Sebaiknya, jika Anda mengalami sesak napas dan mengalami batuk yang tak kunjung sembuh tanpa ada alasan yang menyertai, segeralah menemui dokter. Dengan mengunjungi dokter secepatnya, Anda mungkin saja bisa mencegah PPOK sebelum meluas dan memburuk.
Gejala yang tidak kunjung membaik, begitu pula dengan munculnya tanda-tanda lebih lanjut dari penyakit ini, merupakan indikasi bahwa pengobatan tidak bekerja. Segera hubungi dokter jika Anda tidak merasakan kemajuan dengan obat-obatan atau terapi oksigen yang mungkin Anda dapatkan.
Melakukan pengobatan terhadap gejala PPOK yang muncul sejak dini merupakan cara terbaik untuk meringankan gejala dan memperpanjang kelangsungan hidup jika Anda menderita penyakit ini.
Bagaimana cara mendiagnosis PPOK?
Meski penyakit ini cenderung tidak disadari pada saat tahap awal, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendiagnosis PPOK. Spirometer merupakan sebuah tes sederhana yang digunakan untuk menghitung jumlah udara yang sanggup dihirup dan diembuskan seseorang. Alat ini memungkinkan kita mengetahui seberapa efektif dan cepat paru-paru dapat dikosongkan.
Pengukuran spirometer biasanya menggunakan tiga elemen, yaitu:
- Forced vital capacity (FVC), menggambarkan volume udara maksimal yang bisa diembuskan dalam satu kali tarikan napas penuh
- Forced expired volume in one second (FEV1), mengukur seberapa banyak udara yang dapat diembuskan dalam waktu satu detik. Normalnya, seluruh isi udara dalam paru-paru dapat diembuskan seluruhnya (100 persen) dalam waktu satu detik.
- FEV1/FVC, perbandingan antara FEV1 dan FVC yang mengindikasikan indeks klinis seseorang terhadap keterbatasan udara yang dialami.
Angka FEV1/FVC yang berkisar antara 70-80% pada orang dewasa merupakan angka yang normal. Sementara itu, rasio FEV1/FVC yang berada di bawah 70% mengindikasikan adanya keterbatasan sirkulasi udara (pernapasan) dan kemungkinan pasien mengalami PPOK.
Rasio FEV1/FVC pada pasien PPOK sesuai dengan tahapannya
- Stadium 1: FEV1/FVC < 70%. Dengan nilai FEV1 80 persen atau lebih dari nilai prediksi
- Stadium 2: FEV1/FVC < 70%. Dengan nilai FEV1 berada di antara 50-80 persen
- Stadium 3: FEV1/FVC < 70%. Dengan nilai FEV1 berada di antara 30-50 persen
- Stadium 4: FEV1/FVC < 70%. Dengan nilai FEV1 di bawah 30 persen disertai dengan gagal pernapasan kronis
PPOK adalah kondisi serius yang dapat berdampak pada kehidupan dalam banyak cara. Gejalanya bisa saja tak terlihat pada awal mula penyakit ini. Namun, dengan melakukan pemeriksaan rutin, Anda bisa menemukan masalah paru-paru lebih cepat, sehingga ditangani lebih cepat pula.