backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Semua Hal Seputar Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Asam Folat

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 12/10/2021

    Semua Hal Seputar Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Asam Folat

    Seperti namanya, anemia defisiensi vitamin B12 dan folat adalah kondisi saat tubuh Anda tidak memiliki cukup vitamin B12 dan folat. Kondisi ini merupakan kelainan darah yang dapat menyebabkan berbagai masalah pada tubuh, bahkan memengaruhi saraf dan organ vital.

    Cari tahu lebih lanjut tentang gejala, faktor risiko, dan cara mengatasi anemia defisiensi vitamin B12 dan folat melalui artikel berikut.

    Apa itu anemia defisiensi B12 dan asam folat?

    Peredaran darah

    Anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat adalah kondisi anemia yang terjadi ketika tubuh Anda tidak memiliki cukup vitamin B12 dan asam folat (vitamin B9).

    Akibatnya, eritroblas yang merupakan cikal bakal sel darah merah Anda kemudian pecah atau mati. Kondisi ini disebut juga dengan apoptosis.

    Sel darah merah atau eritrosit memiliki peran dalam mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah

    Sementara itu, vitamin B12 dan folat berperan dalam proses penggantian sel darah merah lama dengan sel darah merah yang baru. Ini disebut juga dengan eritropoiesis. 

    Bila tubuh kekurangan dua zat tersebut, pembentukan sel darah merah baru tidak berjalan dengan sempurna. Kondisi ini dapat memicu berbagai masalah pada tubuh.

    Jenis anemia ini sangat umum terjadi dan dapat mengenai pasien pada usia berapa pun.

    Apa saja gejala anemia defisiensi B12 dan asam folat?

    Berbagai jenis anemia menimbulkan gejala yang khas.

    Melansir National Health Services, gejala umum yang terjadi bila tubuh mengalami anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat meliputi:

    • kelelahan (fatigue),
    • kekurangan energi,
    • sesak napas,
    • pusing,
    • kulit pucat atau kekuningan,
    • detak jantung tidak teratur,
    • kurang nafsu makan,
    • penurunan berat badan, dan
    • telinga berdenging (tinnitus).

    Anemia terkait defisiensi vitamin B12 atau asam folat dapat menyebabkan berbagai gejala yang pada awalnya ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali.

    Namun, gejala tersebut dapat memburuk bila tidak segera diobati.

    Gejala defisiensi vitamin B12

    Jika Anda memiliki anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12, Anda mungkin memiliki gejala tambahan selain yang tercantum di atas, seperti:

    • kulit menguning dan pucat,
    • lidah sakit dan merah (glositis),
    • sariawan,
    • kesemutan,
    • perubahan dalam cara Anda berjalan dan bergerak,
    • penglihatan terganggu,
    • mudah marah,
    • depresi,
    • perubahan dalam cara Anda berpikir, perasaan dan berperilaku, serta
    • penurunan kemampuan kognitif, seperti ingatan dan pemahaman (demensia).

    Gejala-gejala di atas bisa terjadi bila Anda mengalami kekurangan vitamin B12 dalam jangka waktu yang lama.

    Defisiensi folat

    Bukan hanya mengalami gejala anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat secara umum.

    Pada anemia yang disebabkan oleh kekurangan folat, Anda juga akan mengalami gejala tambahan seperti:

    • mati rasa dan kesemutan di kaki dan tangan,
    • kelemahan otot, 
    • diare, 
    • lidah kurang peka, dan
    • depresi.

    Kapan harus ke dokter bila mengalami anemia defisiensi B12 dan asam folat?

    Puasa sebelum cek darah

    Bila Anda mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, segeralah memeriksakan diri ke dokter.

    Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk memastikan kondisi anemia yang Anda alami.

    Anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat disebut juga sebagai anemia pernisiosa.

    Dikutip dari situs US Department of Health & Services, kata “pernisiosa” diambil dari bahasa Inggris, yaitu pernicious yang berarti buruk atau merusak. 

    Kondisi ini disebut “merusak” karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit.

    Bahkan dulunya, anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folatdapat menyebabkan kematian karena belum tersedianya perawatan yang memadai.

    Oleh karena itu, sebaiknya Anda tidak menganggap remeh dan melakukan upaya pengobatan sesegera mungkin.

    Bila tidak segera diatasi, kondisi ini dapat menimbulkan masalah pada tubuh yang bersifat permanen.

    Apa penyebab gejala anemia defisiensi B12 dan asam folat?

    Berbagai jenis anemia dibedakan berdasarkan penyebabnya. Kurangnya penyerapan B12 dan asam folat adalah penyebab anemia pada jenis ini.

    Berikut penyebab anemia defisiensi B12 dan asam folat.

    1. Penyakit autoimun

    Vitamin B12 diserap ke dalam tubuh Anda melalui perut.

    Sebuah protein yang disebut “faktor intrinsik” nantinya akan mengikat vitamin B12 untuk menyerapnya dari makanan Anda.

    Dikutip dari Mayo Clinic, pada penderita autoimun seperti penyakit Addison atau vitiligo dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel di perut yang menghasilkan faktor intrinsik. 

    Kondisi inilah yang menyebabkan tubuh tidak mampu menyerap vitamin B12.

    2. Efek samping operasi

    Anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat juga dapat terjadi bila Anda pernah melakukan operasi pengangkatan di lambung atau usus kecil (ileum). 

    Masalah ini juga bisa terjadi pada operasi penurunan berat badan pada orang yang memiliki berat badan berlebih.

    3. Masalah pada pencernaan

    Bila mengalami masalah pada pencernaan, tubuh Anda mungkin tidak dapat menyerap asam folat dan vitamin B12 sebagaimana mestinya.

    Akibatnya, tubuh mengalami anemia.

    Beberapa masalah tersebut meliputi sariawan, penyakit celiac, penyakit Crohn, serta tumbuhnya bakteri atau parasit pada usus kecil.

    Faktor risiko anemia defisiensi B12 dan asam folat

    sistem saraf lansia

    Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena kondisi ini.

    1. Pola makan

    Kebanyakan orang mendapatkan vitamin B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.

    Orang-orang yang tidak cukup makan dari makanan tersebut, seperti vegetarian, memiliki risiko anemia terkait defisiensi vitamin. 

    Selain itu, pecandu alkohol juga berisiko mengalami kondisi ini karena alkohol dapat mengganggu penyerapan vitamin B12.

    2. Wanita lansia

    Anemia pernisiosa lebih sering terjadi pada wanita yang berusia sekitar 60 tahun dan yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini.

    Orang tua juga mungkin memiliki kondisi yang disebut achlorhydria.

    Achlorhydria adalah kondisi ketika tubuh tidak cukup memproduksi asam lambung untuk melepaskan vitamin B12 dalam makanan untuk diserap oleh usus.

    3. Buang air kecil yang berlebihan

    Anda mungkin kehilangan asam folat dari tubuh ketika terlalu sering buang air kecil.

    Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan pada organ tubuh Anda, seperti:

    • gagal jantung kongestif, 
    • kerusakan hati akut, atau
    • dialisis jangka panjang.

    4. Memiliki penyakit tiroid

    Bila Anda mengidap penyakit autoimun yang terkait dengan endokrin, seperti diabetes atau tiroid, risikonya lebih tinggi untuk mengalami anemia pernisiosa.

    5. Minum obat-obatan tertentu

    Beberapa jenis obat dapat mengurangi jumlah asam folat dan vitamin B12 dalam tubuh atau menyebabkan kedua zat tersebut sulit diserap dengan baik.

    Obat-obatan tersebut meliputi.

    • Obat-obatan antikonvulsan (obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi), cholestyramine, sulfasalazine dan methotrexate.
    • Proton pump inhibitor (PPI) yaitu obat yang digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan.
    • Obat-obatan untuk perawatan kanker.
    • Obat-obatan hemodialisis (cuci darah) untuk penderita gagal ginjal.

    5. Wanita hamil

    Wanita hamil yang tidak mengonsumsi suplemen atau makanan tambahan yang mengandung vitamin B12 dan asam folat juga berisiko mengalami anemia akibat kekurangan zat tersebut.

    Ini karena kebutuhan nutrisi tersebut dibutuhkan lebih banyak pada saat hamil.

    Apa saja yang komplikasi yang mungkin ditimbulkan?

    anemia pada remaja

    Komplikasi anemia, terlepas apa pun penyebabnya, dapat menyebabkan gangguan pada jantung dan paru-paru karena organ-organ vital tersebut berjuang lebih keras. 

    Sementara itu, anemia defisiensi B12 dan asam folat juga kemungkinan menyebabkan komplikasi berikut ini jika tidak ditangani dengan tepat. 

    1. Masalah saraf

    Kurangnya vitamin B12 dapat menyebabkan masalah pada sistem saraf (neurologis), seperti:

    • gangguan penglihatan,
    • hilang ingatan,
    • sensasi kesemutan (paresthesia),
    • kehilangan koordinasi fisik (ataksia) yang menyebabkan kesulitan berbicara atau berjalan,
    • kerusakan pada bagian sistem saraf tepi (peripheral neuropathy), terutama di kaki.

    Jika masalah neurologis terus dibiarkan hingga semakin parah, gangguan tersebut mungkin tidak dapat diobati.

    2. Masalah kesuburan

    Pada beberapa kasus, anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan kemandulan yang bersifat sementara.

    Kondisi ini biasanya membaik seiring dengan pengobatan yang tepat.

    3. Kanker perut

    Anemia pernisiosa yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel sehat di perut dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti kanker pada pencernaan.

    Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kekurangan folat dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker usus besar.

    4. Cacat tabung saraf (neural tube defects)

    Ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi vitamin B12 atau asam folat berisiko memiliki bayi cacat lahir yang dikenal sebagai cacat tabung saraf. 

    Tabung saraf merupakan saluran sempit pembentuk otak dan sumsum tulang belakang yang bila mengalami kecacatan dapat menyebabkan masalah-masalah berikut.

    • Spina bifida yaitu tulang belakang bayi tidak berkembang dengan baik.
    • Anencephaly yaitu bayi lahir tanpa bagian otak dan tengkorak.
    • Encephalocele yaitu kantong kulit yang berisi bagian otak terdorong keluar melalui lubang di tengkorak (kepala bocor).

    5. Penyakit kardiovaskular

    Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya folat dalam tubuh dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atau cardiovascular disease (CVD).

    CVD merupakan istilah umum yang menggambarkan penyakit jantung atau pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner (PJK).

    6. Gangguan persalinan

    Kurangnya folat selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir prematur, atau memiliki berat badan lahir rendah.

    Risiko abruptio plasenta mungkin juga akan meningkat. 

    Pengobatan anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat

    Tes darah merupakan metode pemeriksaan untuk mendeteksi anemia jenis apa yang Anda alami.

    Selain itu, dokter akan memeriksa gejala yang Anda rasakan. 

    Bila anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat sudah didiagnosis, dokter akan melakukan upaya pengobatan berikut ini.

    • Pengaturan asupan makanan yang mengandung vitamin B12 dan asam folat.
    • Pemberian suntikan atau suplemen vitamin B12 dan asam folat bila perlu.

    Anda juga perlu melakukan upaya pencegahan anemia dengan melakukan hal-hal berikut.

    • Menyantap makanan yang bervariasi dan mengandung berbagai jenis zat gizi.
    • Mengonsumsi makanan yang kaya akan folat meliputi sayur-sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan, produk gandum yang diperkaya, seperti roti, sereal, pasta, dan nasi, serta buah-buahan dan jus buah.
    • Mengonsumsi makanan yang kaya vitamin B12 seperti telur, makanan yang diperkaya, seperti sereal, susu, keju, dan yoghurt, serta daging merah dan putih, kerang-kerangan.

    Jika ada pertanyaan terkait anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter, ya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 12/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan